Taeyong mengulum bibirnya saat mendengar ucapan Ten. "Pasti lo goda kan, Sajangnim?" Tebak Doyong membuat Taeyong berdecih.

"Iya, gue sodorin pantat gue didepan muka nya!" Teriak Taeyong lalu berlari keluar dari lift saat pintu besi itu terbuka. Membuat Doyoung berteriak karena kaget.

"Issshh anak itu!" Kesalnya. "Beneran?" Tanya Doyoung pada Ten membuat Lelaki cantik berambut pirang itu menghela nafas, kenapa Doyoung sangat mudah ditipu?

"Iya, kan mereka kemaren lanjut ke hotel." Jawab Ten lalu ia segera berlari saat melihat tangan Doyoung mulai terangkat.

"Sialan! Gue dikibulin!" Umpatnya.

***

"Baik, sampai disini aja pertemuan kita." Suara lantang Jaehyun terdengar diruangan Rapat ini. Setelah nya beberapa karyawan langsung melenggang pergi meninggalkan ruang Rapat. Dan kini hanya tersisa Wendy serta Jaehyun yang sedang membereskan kertas-kertas untuk di telaah lebih jauh.

Wendy mendengus saat melihat atasannya itu sejak rapat pertemuan tersenyum sangat lebar. Bahkan beberapa Karyawan yang melihat senyuman Jaehyun sedikit takut. Pasalnya Jaehyun sangat jarang tersenyum dan hanya menampilkan wajah garang nan tegas miliknya. Namun entah kenapa hari ini, Jaehyun sangat banyak tersenyum. "Bilangnya nggak mau! Ujung-ujungnya demen juga kan lo!"

Ia. Wendy sangat tau kenapa Atasan nya itu berperilaku sangat aneh saat ini. Dirinya juga sudah memberikan informasi kemaren pada Jaejoong; Maminya Jaehyun. Laki-laki cantik itu bahkan kaget saat mendengar sang putra memiliki ketertarikan pada seseorang. Sebenarnya kemaren Jaejoong berniat untuk memberikan gaji tambahan pada Wendy, namun ditolak mentah-mentah. Karena misi Wendy belum berhasil membuat Jaehyun berpacaran dengan Taeyong.

"Wen." Ujar Jaehyun membuat Wendy menghentikan kegiatan nya.

"Kenapa Sajangnim?"

"Cuaca hari ini sangat bagus, kok kamu merengut kesal begitu? Gaji kamu kurang atau gimana? Sejak tadi saya lihat kok ngedumel terus?" Bukannya Jaehyun tidak menyadari ekspresi sekretarisnya itu.

"Sajangnim ngaku deh. Sajangnim udah pacaran belum sih sama Taeyong?" Pertanyaan Wendy barusan membuat Jaehyun tertawa.

"Kita baru ketemu dua kali loh Wen. Kok bisa-bisanya kamu nuduh saya begitu?" Jaehyun menggelengkan kepalanya dan kini ia berjalan keluar dari ruang pertemuan dan diikuti oleh Wendy disamping.

"Ya, habisnya sejak tadi senyum-senyum terus. Saya kira udah jadian. Lagian nih ya, Sajangnim. Kenapa nggak langsung jadian aja sih, Sajangnim kan sekarang jomblo nih ya, Taeyong nya juga sama langsung tembak aja Taeyongnya." Jaehyun tersenyum sambil menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Wendy, kini tangan besarnya memencet tombol lift untuk sampai diruangan nya yang berada di lantai duapuluh tujuh.

"Kalau saya tembak Taeyong nya, ya mati dong Taeyong nya." Jaehyun semakin tertawa saat melihat ekspresi wajah Sekretarisnya itu. "Bener kan ucapan saya?"

Wendy mendelik tajam kearah Jaehyun. "Lucu sekali." Ucapnya, membuat Jaehyun tertawa.

Kini mereka berdua sudah sampai dilantai duapuluh tujuh, Jaehyun langsung masuk kedalam ruangan nya, sedangkan Wendy kini langsung duduk di singgasana nya, ia harus segera membereskan pekerjaan nya yang sudah sangat menumpuk ini.

Idol (JAEYONG)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora