Taeyong tidak punya pilihan lain. Dirinya tidak mau kejadian tadi terulang kembali. Dan ditambah dirinya sangat tidak suka saat berbelanja sendiri, ia tidak bisa meminta pendapat pada Ten kalau mereka berpisah. Akhirnya Taeyong harus mengikuti kemauan Laki-laki berdarah Thailand itu. "Yaud—"
Kalimat Taeyong terhenti saat Jaehyun bersuara. "Saya juga lagi cari sepatu kerja." Ujarnya. Membuat sudut bibir Wendy sedikit terangkat. "Bareng sama saya aja, Taeyong." Sambungnya.
Taeyong terdiam sejenak, mencoba mencerna kalimat Jaehyun barusan. Ia tidak salah dengar kan? Telinganya masih berfungsi dengan baik kan?.
"Hmm, nggak apa-apa memang?" Cicit Taeyong. Dirinya sedikit ragu akan penawaran Jaehyun tadi.
Bagaimana tidak? Dirinya akan berduaan bersama Jaehyun. C'mon! Taeyong tidak ingin terlibat skandal untuk sekarang! Ditambah Jaehyun adalah Pemilik agency tempat Taeyong bekerja, apa kata orang-orang nanti?
"Kenapa memang?" Bukannya menjawab pertanyaan Taeyong, Jaehyun malah mengajukan pertanyaan yang membuat Taeyong kelimpungan.
Ten pun menyenggol lengan Taeyong. "Udah lo sama Sajangnim aja. Lagian nanti bakal ada yang ngelindungin lo dari kejaran fans bar-bar lo."
"Betul." Wendy membenarkan ucapan Ten. "Kalau kamu risih nanti minta tolong aja sama Sajangnim untuk gunakan ruangan Khusus." Sambung Wendy.
Ruangan khusus adalah Ruangan VVIP toko Sepatu milik Perusahaan Jaehyun. Dimana para pelanggan akan menghabiskan waktu sesuka mereka di ruangan itu tanpa ada yang menganggu dan pastinya akan mendapatkan keuntungan lain nya. Namun menjadi anggota VVIP, para pelanggan harus menjadi pelanggan tetap dulu dan akan dilihat dari jumlah pengeluaran yang mereka keluarkan untuk sepatu yang mereka beli. Semakin mahal harga sepatu yang mereka beli, semakin besar peluang mereka untuk mendapatkan keanggotaan VVIP.
"Iya kan. Sajangnim." Ucap Wendy sambil tersenyum kearah Jaehyun. Sedangkan Jaehyun hanya menganggukkan kepalanya. Jujur saja, kenapa Jaehyun mau-mau saja mendengarkan perkataan Sekretaris nya barusan?
"Oke. Kalau begitu gue duluan ya." Ten akhirnya berdiri dan diikuti oleh Wendy. Mereka berdua akhirnya keluar dari ruangan tersebut dan meninggalkan Jaehyun serta Taeyong yang masih terdiam.
"Kalau begitu, mari." Jaehyun pun akhirnya berdiri dan Taeyong mengikuti dibelakang. Jujur saja, Taeyong sedikit merasa deg-degan jika harus berduaan dengan Jaehyun. Mereka berdua terlalu canggung untuk berbincang.
***
"Semuanya sudah keluar, Sajangnim." Kepala Toko itu pun menundukkan kepalanya menghadap Jaehyun.
Saat diperjalanan menuju ke salah satu Store nya, Jaehyun menghubungi Sekretarisnya; Wendy untuk menyuruh mengkosongkan Store, agar Taeyong nyaman dan leluasa untuk memilih jenis sepatu. Sebenarnya, Jaehyun sendiri juga tidak terlalu menyukai banyak orang. Sedangkan ditempat lain, Wendy menggelengkan kepalanya melihat tingkah Atasannya itu.
Jaehyun menganggukkan kepalanya, setelahnya Jaehyun menoleh kearah samping yang dimana terdapat Taeyong yang terlihat sangat canggung. Bahkan sejak tadi Jaehyun melihat Taeyong mengelus lutut nya sendiri, mungkin mengurangi rasa canggung. "Karna udah sepi, kamu bisa pilih." Taeyong melihat kearah Jaehyun.
Laki-laki itu tersenyum kepada dirinya, Taeyong membalas senyuman nya. Sebenarnya Taeyong merasa sangat tidak enak hati pada Jaehyun, mengapa Laki-laki itu rela mengkosongkan Store hanya untuk dirinya berbelanja. Padahal sebenarnya dirinya juga tidak masalah dengan kehadiran penggunjung yang lain, asal mereka tidak anarkis. Terlebih ini adalah Store yang dimana aja penjagaan di luar, dirinya bisa sedikit lebih tenang dan aman.
"Terima Kasih." Taeyong akhirnya berdiri dan kini langkahnya menuju rak sepatu. Dimana terdapat puluhan jenis sepatu serta berbagai jenis. Dirinya bisa leluasa untuk memilih. Ada untungnya memiliki koneksi.
"Bisa minta tolong Sepatu yang itu?" Taeyong menunjuk salah satu selatu yang terpajang di rak. Dengan cepat staff yang mengikuti Taeyong langsung mengambil sepatu itu dan memberikan nya pada Taeyong.
Taeyong mengambil nya lalu dirinya mencoba sepatu itu. Kini dirinya bercermin melihat kearah kaca, sepatu yang ia pilih sangat bagus namun ia sedikit tidak menyukai nya dibagian warna.
Dirinya kemudian melepaskan nya dan mulai kembali berjalan mengelilingi Store. Sedangkan Jaehyun sejak tadi duduk memperhatikan Taeyong yang sibuk memilih. Jaehyun juga merasa aneh pada dirinya sendiri, melihat Taeyong merengut karena tidak sesuai dengan pilihan nya. Tapi satu hal yang Jaehyun ketahui, Taeyong suka meng-pout kan bibir nya, dan itu sangat lucu di matanya.
"Minta tolong yang dibelakang itu." Taeyong kali ini menunjuk sepatu yang berwarna pink. Dirinya benar-benar menyukai warna itu, menurutnya Pink adalah warna tercantik yang pernah ada.
"Ini, Tuan."
Taeyong mengambil Sepatu itu, dirinya langsung memakainya. Dan boom! Taeyong tersenyum lebar. "Bagus banget." Gumam nya.
"Suka?" Taeyong kaget dengan suara Husky Jaehyun. Entah kapan Jaehyun berada di samping dirinya.
Taeyong tersenyum dan membalas ucapan Jaehyun. "Banget."
"Minta tolong dibungkus ya." Ujar Jaehyun. Taeyong kembali melepaskan sepatu yang ia coba dan memberikannya pada staff.
Ia langsung mengambil nya dan pergi untuk mengurus nya, sedangkan ketika Taeyong ingin menyusul untuk membayar dirinya di cegah oleh Jaehyun. "Nggak usah Kamu bayar."
"Hah?" Taeyong membeo.
"Iya, itu buat Kamu Taeyong. Nggak usah dibayar." Entah kenapa Jaehyun tersenyum saat melihat ekspresi kaget dari Taeyong.
Lagi, lagi dan lagi Taeyong hanya bisa tersenyum mendengar ucapan Jaehyun. Dirinya terlalu senang. Kenapa Jaehyun sangat perhatian pada dirinya? Andai dirinya mengenal Jaehyun secara dekat, mungkin kini dirinya akan mencium lelaki tampan itu secara brutal. Namun sayang, ia tidak berani melakukan hal itu, dirinya bahkan baru mengenal lelaki tampan itu.
"Makasih banyak ya, Sajangnim." Taeyong hanya bisa mengatakan kalimat itu, sedangkan Jaehyun kembali tersenyum hingga lesung pipi nya terlihat.
"Iya sama-sama. Setelah ini Kamu mau langsung pulang apa masih mau keliling Mall?"
Taeyong sedikit berfikir, dirinya bingung mau kemana lagi setelah ini. "Hmm... mau beli Cake." Jawabnya secara ragu.
"Kalau begitu ayo saya temani." Taeyong melototkan matanya saat mendengar jawaban lelaki tampan tersebut. Apa Jaehyun tidak sibuk? Mengingat Jaehyun adalah seorang CEO. Secara tidak sadar kini tangan Taeyong menyentuh lengan Jaehyun.
"Sajangnim memangnya nggak sibuk?" Jaehyun melirik lengan nya yang dipegang oleh Taeyong. Mengelus tangan itu dan tersenyum.
"Nggak, kebetulan jadwal saya sehabis meeting tadi tidak ada lagi."
Mendengar jawaban Jaehyun, membuat Taeyong memeluk Jaehyun. Dirinya sangat senang. "Makasih banyak ya, Sajangnim."
Sedangkan Jaehyun tersenyum sangat lebar, menampilkan cacat pada pipinya. Bahkan kini telinganya sudah sangat memerah. Jaehyun mengelus punggung lelaki cantik itu. "Iya. Sama-sama Taeyong."
***
Duh maaf banget kalo nggak ngefeel ya hehe.
YOU ARE READING
Idol (JAEYONG)
FanfictionJung Jaehyun seorang CEO terkenal, namun diusia yang hampir menginjak kepala tiga, Jaehyun belum memiliki pendamping hidup. Sudah banyak perempuan yang disodorkan oleh Maminya namun Jaehyun belum memiliki rasa ketertarikan sedikitpun. Bahkan, Sekret...
Part 4
Start from the beginning
