01

20 3 0
                                    

01

Arsya tertidur dengan kepala yang tertangkup ke meja. Ia sangat mengantuk karena tadi malam begadang bermain game dengan sang pacar Zavier. Ya walaupun ia hanya menjadi beban sih. Tapi tak apa yang penting ia bisa memastikan Zavier tidak Mabar dengan wanita lain.

Tak menyadari guru telah masuk ke kelasnya Arsya masih saja tetap tidur.

"Arsya Adinda!" Panggil guru yang bernama Ami Amelia. Seorang guru Matematika yang terkenal killer. Baru saja memasuki kelas ia langsung sadar jika siswi nya tidur di kelas.

Arsya yang masih berada di mimpi tidak menyadari jika nama sedang di panggil. Buk Ami mendekat ke kursi Arsya yang berada di tengah. Setelah sampai di sana ia menarik nafas bersiap untuk meneriaki murid badungnya ini.

Melihat ancang-ancang dari gurunya murid lain pun bersiap dengan menutup kupingnya.

"ARSYAA!" Teriakan Buk Ami memang tidak perlu diragukan lagi. Suaranya bahkan bisa terdengar sampai ke kantin Sekolah. Yang jaraknya cukup jauh dari kelas Arsya.

Bukannya terkejut Arsya malah menguap indah seperti putri tidur yang baru bangun.

Ia mengucek matanya lalu menatap Buk Ami yang juga menatapnya dengan tatapan ingin memakan Arsya hidup-hidup.

"Kenapa sih buk?" Tanya Arsya dengan santainya.

"Kenapa?! Kenapa kamu bilang?! Kamu tidur di jam mata pelajaran pertama! Terus kamu bilang Kenapa?! Gak ngerasa bersalah kamu?!" Amuk Buk Ami.

"Saya ngantuk buk. Tadi malam begadang bikin tugas" Kata Arsya membela diri.

"Tugas apa? Tugas makalah saya saja belum kamu kumpulkan" Tutur Buk Ami.

"Tugas saya kan banyak buk. Bukan tugas Matematika aja"

"Banyak alasan! Sekarang kamu kumpulkan sampah di lapangan belakang!"

"Saya dihukum?"Tanya Arsya. Dalam hati dia sudah bersorak hore. Ia bisa kabur ke kantin.

"Iya. Ayo!" Arsya mengernyitkan keningnya.

"Lah, kok Ayo?" Buk Ami tersenyum. Yang jika di lihat oleh Arsya itu adalah senyum meledek.

"Kamu kira saya tidak tahu kalo kamu mau kabur. Ayo saya antar. Kelas saya tinggalkan sebentar. Jangan ribut!" Murid kelas pun mengangguk. Tak berani membantah Buk Ami. Arsya berdecak. Dengan langkah ogah-ogahan ia berjalan mengikuti Buk Ami.

A-Z

Sampai di lapangan belakang Arsya tidak jadi kesal dengan Buk Ami. Ia malah berterimakasih. Karena ternyata Kelas XI A sedang jam Olahraga. Kelas XI A adalah kelas unggulan. Kelasnya murid pintar. Arsya memang beda kelas dengan Zavier. Arsya ada di Kelas XI F atau di kenal sebagai Kelas Olahraga.

"Kebetulan sekali ada Pak Jae" Kata Buk Ami. Pak Jaelani atau yang kerap di panggil Jae adalah salah satu guru Olahraga di SMA Rajawali.

"Ada apa buk?" Tanya Pak Jae.

"Saya titip Arsya ya? Dia saya hukum membersihkan lapangan. Saya tinggal ya Pak. Soalnya juga harus mengajar. Tolong awasi anak ini. Jangan sampai kabur!" Kata Buk Ami yang di balas anggukan dari Pak Jae.

Buk Ami pun meninggalkan Arsya di lapangan.

"Arsya kerjakan hukuman kamu!" Titah Pak Jae. Arsya dengan plastik sampah di tangannya mulai memungut sampah-sampah plastik.

Mengambil sampah yang ketiga Arsya memilih duduk di ujung lapangan untuk memandangi Zavier.

"Lari memutari lapangan sebanyak tiga putaran. Mulai!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A-Z Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang