10

1.4K 85 77
                                    

Haloo annyeong!! Siapa yang menunggu chap ini?.. btw ini chap gak jelas banget..

Tapi wajib baca sampe end!

_________

Happy reading 🌸

__________

"Jihoon... Jihoon.. ji?.. kamu mendengar ku?"

"Eung.."

"Hei? Sudah ku katakan jangan terlalu banyak minum! Kenapa semalam kamu menghabiskan banyak Champagne?"

Asahi menarik tubuh Jihoon dengan keras yang membuat pemuda yang sedang tidur terkejut dan membuka matanya yang masih berat.

Bisa dilihatnya dua pemuda dengan wajah garang disisi ranjang dan tangan keduanya yang dilipat, pertanda sedang marah.

"Ugh.. apalagi?" Tanya jihoon dengan suara seraknya.

"Apalagi? Kamu bilang apalagi? Ka_"

"Bodoh."

Suara Asahi membuat Mashiho berhenti berbicara dan Jihoon yang menatap Asahi tidak mengerti.

"Apa dengan membuat dirimu mabuk bisa mengembalikan orang yang sudah mati bangkit?"

Asahi menghela nafas nya berat, mendudukan dirinya di sisi Jihoon yang berbau tidak sedap karna alkohol dan keringat yang menjadi satu.

"Berhentilah disini. Kamu sudah melampaui batas, Aku tahu kamu menyesal tentang dia. Tapi bukan dengan cara mabuk seperti ini dan membuat mu berhalusinasi setiap waktu agar merasa bersama dengan dia Jihoon."

Jihoon tersenyum miris, dia mengingat semuanya, Dia sangat tau apa yang dikatakan Asahi. Tapi Jihoon tidak pernah mau menerima kenyataan yang ada.

Bahkan jika satu dunia meneriaki nya untuk berhenti maka Jihoon akan tetap melakukan rutinitas nya itu. Mabuk dan mabuk.

Menghilangkan akal sehatnya agar bisa berhalusinasi bertemu dan menyentuh 'dia'. Jihoon terlalu terlambat untuk semua yang sudah terjadi. Untuk mengucapkan kata maaf saja sudah sangat telat. Orang itu sudah lama meninggal.

"Asa.. tidak ada cara untuk bisa berbicara dengannya lagi, bahkan Tuhan lebih sayang pada dia," Jihoon menatap tanpa ekspresi pada Asahi lalu matanya beralih ke Mashiho.

"Huft.. dulu itu benar-benar hari sial untukku ya, jika saja dulu aku bangun lebih pagi mungkin aku tidak akan dipecat dari restoran, tidak akan ketiduran di taman kota dan tiba-tiba mendapat informasi dari Yoshi jika Junkyu meninggal karna kelenjar getah bening,"

"Jika saja waktu itu aku lebih cepat mengingat masih memiliki kesalahan pada Junkyu mungkin aku sudah mencarinya dan meminta maaf padanya."

"Aku rasa.. aku sudah benar-benar kehilangan arah, aku tidak tau harus bagaimana lagi. Aku tidak punya siapa-siapa, bahkan kedua orang tua ku pun tidak menganggap ku anaknya,"

Asahi menatap Jihoon dengan pandangan yang sulit diartikan. Asahi maupun Mashiho tidak bisa berbuat apa-apa, mereka bukan orang yang pandai menghibur seseorang yang dilanda hal-hal menyedihkan seperti ini.

Mereka berdua hanya bisa menatap jihoon dengan diam, toh jihoon orang yang hanya mengikuti apa kemauannya dan tidak akan mendengarkan siapapun.

"Kamu masih memiliki kita ji, ya walaupun aku sendiri jarang memperhatikan mu," Mashiho menyenggol kaki Asahi agar temannya berbicara kembali.

"Kamu mau ke makam Junkyu?," Tanya Asahi yang membuat Jihoon menoleh kearahnya.

"Aku bahkan tidak tau dimana letaknya sa,"

Mistake [KyuHoon]Where stories live. Discover now