Chapter 4 | Born Or Kill?

5 2 6
                                    

Amanda bangun dari tidurnya dengan kepala yang pusing dan perutnya masih terasa sangat sakit. Ia khawatir sesuatu terjadi kepada bayinya, dengan segera Amanda bangun dari tidurnya untuk pergi ke klinik kandungan seorang diri.

Amanda bernafas lega karena dokter mengatakan ia dan batyinya baik-baik saja, dokter juga bilang bahwa kandungan Amanda saat ini adalah janin yang kuat.

Dirumah terlihat sangat sepi, mungkin Alex sudah berangkat bekerja sedangkan para pelayan juga sibuk dengan tugasnya masing-masing. Amanda pun bergegas menuju meja makan, karena sejak semalam ia belum memakan apapun, ia harus terseyum pahit saat mendapati di meja makan tak tersedia lauk apapun untuk dirinya.

"Bi Rosie, tidak biasanya meja makan kosong seperi ini?" tanya Amanda kepada salah satu kepala pelayan yang biasa menangani urusan dapur,

"Tuan Alex memberi perintah bahwa hari ini para koki tidak disuruh menghidangkan makanan, alasannya karena nona Amanda juga tidak akan memakan makanan kami" jelas bi Rosie.

"Tapi, pasti nona Amanda sangat lapar, nona mau saya buatkan apa?"Amanda tersenyum mendengar sikap perhatian pelayannya tersebut.

"Terima kasih bibi, sepertinya setelah ini aku akan kerumah ibu, jadi aku makan disana saja" balas Amanda.

Dilain sisi ternyata Alex tengah berada disebuah rumah tua, ia berencana ingin meminta obat agar kandungan Amanda hilang. Ketika ia sudah mendapatkan obatnya ia meminta bi Rosie untuk menyediakan minuman yang sudah ia campur obat tersebut untuk Amanda nanti.

Rupanya bi Rosie tak sekejam Alex, ia benar-benar tidak bisa melakukan perintah majikan tersebut. Tanpa sepengetahuan Alex bi Rosie menghancurkan obat tersebut dan membuangnya di sampah, lalu berpura-pura membawa jus jeruk menuju kamar Amanda.

Sepulan dari rumah orang tuanya, Amanda tak merasa curiga sedikitpun dan meneguk habis jus tersebut.

Alex mengamati istrinya yang tengah tertidur pulas, ia tidak mengira Amanda belum bereaksi apapun.

"Sialan! Apa aku ditipu oleh dukun tua itu?" tanya Alex geram.

Malam itu juga Alex pergi kerumah tua yang ia datangi pagi tadi, disana ia ditemani oleh sang sekretaris bernama Sheele Lynn sekretaris pribadi Alex dikantor. Sheele juga yang merekomendasikan tempat ini kepada Alex, setelah bos mudanya tersebut bercerita tentang masalah Amanda.

"Saya tidak berbohong tuan, obat tersebut benar-benar manjur untuk menggugurkan kandungan, Apalagi usia kandungan istri anda masih tergolong muda, harusnya obatnya berhasil" jelas si dukun tua.

"Alah! Bilang saja kau pandai mengarang cerita, sia-sia aku membayarmu mahal jika seperti ini" kesal Alex.

Sheele menenangkan bosnya tersebut "Tenang pak Alex, siapa tau kemarin nona Amanda tak menghabiskan minumannya sampai habis"

"Meskipun begitu, jika Amanda sudah meminumnya bukankah sehausnya bereaksi? Meskipun sedikit?"

Si dukun berusaha mencari jalan solusi untuk masalah kliennya tersebut "Tuan, apa tuan yakin sudah memasukkan obat itu kedalam minuman istri anda?" tanya si dukun curiga.

Alex berpikir sejenak, lalu ia menggeleng "Tidak, kami sedang bertengkar jadi aku menyerahkan tugas ini kepada pelayanku" balas Alex.

Si dukun tersenyum lebar "Itu berarti jus yang istri anda minum memang tidak terdapat obat yang saya kasih"

"Maksudmu? Rosie berkhianat atas perintahku?" tanya Alex emosi.

Si dukun mengambilkan obat yang sama seperti sebelumnya lalu memberikannya kepada Alex.

Welcome To The Hell DeloraWhere stories live. Discover now