Senjata makan tuan.

Mulai dari awal
                                    

" mf deh, abis aku cape banget sayang, edrik dan martin membuatku harus bergadang sampai pagi. Mereka berdua tidak membiarkanku tidur sebelum mereka mengantuk" keluhnya. Aku tertawa pelan, bagaimana edrik dan martin menahan ali semalam. Aku memang memilih tidur lebih dulu semalam. Setelah makan, ngobrol cantik aku langsung tidur.

" lalu apa yg kalian lakukan" tanya ku penasaran. Wajah ali berubah masam, ada rasa kesal bercampur marah. Tidak bisa aku bayangkan apa yg mereka berdua lakukan pada ali.

" ahh pokonya aku benci mereka berdua. Awas aja akan ku balas nanti" geramnya. Well sepertinya aku tahu apa. Pasti mereka berdua mengajak ali bermain karambol. Apa lg yg akan mereka lakukan sehingga membuat ali kesal. Permainan itu yg menjadi hobi mereka untuk membully. Aku juga pernah di bully habis2 oleh mereka berdua. Membuat peraturan yg akan merugikan pihak yg kalah. Dan di sini pasti ali kalah, dan mereka memanfaatkan itu semua untuk mengerjai ali...

" ya udah, ga usah cemberut gitu. Lebih baik sekarang mandi dan siap2 ke kantor. Bukanya hari ini kamu ada rapat penting"

" ya ya bawel deh,,,  " aku mengerucutkan bibirku. Masa aku di bilang bawel sih,  aku kan cerewet heee sama aja sih..

" ehh manyun2 gitu, minta di cium ya" godanya. Seketika aku membungkam mulutku dengan kedua lelapak tangan. Ali menggerling jahil, mencoba menarik tangan yg menutupi mulutku dengan tangannya. Tapi tenaga ku kalah kuat denganya. Ali berhasil menarik tanganku, menguncinya kebelakang punggung dengan kedua tangannya.

" ihhii awas..... Aku mau kebawah buat nyiapin sarapan" kilah ku cepat sebelum ali menciumku. Aku belum gosok gigi, belum cuci muka.. Huaaaaa bagai mana ini...

" masih saja gugup, kita ini sudah menikah, dan sebentar lg kita bakal punya anak. Masa ia tiap kali aku dekat, minta ini itu kamu madih gugup aja" ya gugup karena kamu selalu mengacaukan hati dan pikuranku teriak ku dalam hati.

" siapa yg gugup, egak tuh"

" owh ya aku bisa buktikan" balasnya.
Cup...

Ali mencium keningku,

Cup

Lalu turun ke hidung...

Alamak kakiku dah lemas saja ini. Mah,pah tolong anakmu...

Cup

Terakhir ali mengecup bibirku, pikiranku langsung melayang entah kemana, tubuhku bagai jeli tak mampu lg untuk menopang berat tubuh ini. Meski hanya mengecup reaksinya sangat besar.

" ciee... Merona... Cie... Cie..." ucapnya berlari menuju kamar.

Gubrakkkk...

Bisa bisanya dia menggoda ku. Ya tuhan dosa apa ku. Sampai2 punya suami seperti dia. Tadi di buat melayang sampai ke langit ke tujuh ehhh langsung di jatuhkan lg ke bumi.

" aliiiiiiiiiiiii" teriaku menggema. Terdengar cengiran dari dalam kamar. Aku menghentak hentakan kaki ke lantai. Menyusul ali yg sudah lebih dulu masuk. Awas aja ya... Dia harus dapat hukuman.

[ Ali pov]

Haaaaaa tawaku benar2 pecah sesaat sampai di kamar mandi. Siapa sangka menggoda istri di pagi hari sangat menyenangkan seperti ini. Wajah meronanya, gugupnya dia memiliki arti tersendiri. Belum puas sih jika hanya menggodanya dengan kecupan2 ringan saja. Mungkin yg lebih dari sebuah kecupan. Haaaa bisa aku bayangkan bagaimana bentuk wajahnya nanti. Apa akan berubah menjadi kepiting yg di rebus atau mungkin juga seperti tomat yg merah merekah,  menggiurkan dan siap di lahap.

Bisa di pikirkan nanti, sekarang lebih baik mandi, siap2 kerja. Berhubung jarak yg cukup jauh dan jalanan yg tidak bisa di prediksikan. Mending berangkat lebih pagi. Terlebih hari ini aku harus menghadiri rapat penting.

Gadis BrandalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang