XVIII. Permainan Berakhir Di Sini

Začít od začátku
                                    

Pekikan Ervin terdengar. Perempuan itu nampak kesakitan saat ujung benda tajam mengenai lengannya. Tapi dia berusaha berdiri lagi dengan senjata di tangan lalu menembak asal.

"PERSETAN! KELUAR LO PENGECUT!" teriak Ervin berusaha memancing Loki untuk keluar. Namun, lagi-lagi yang dia dengar hanya suara tawa menyebalkan makhluk licik itu.

"Bagaimana? Apakah kalian ingin menyerah? Ini baru permulaan." Suara Loki menggema, tetapi sosoknya tetap tidak nampak.

"Menyerah? Enggak akan!" Teriakan Kairo berhasil membuat Loki menampakkan diri. Perlahan langit kembali cerah hingga tampak seringaian di wajah Loki.

"Ternyata kalian mau bermain? Baiklah. Maka kalian tidak boleh menyesal karena usaha kalian akan sia-sia." Kalimat Loki diakhiri dengan tawa membahana yang diiringi dengan angin bertiup kencang di belakang tubuhnya, lalu dia mengayunkan tangan dan menggerakkan angin ke arah dua manusia itu.

Serangan pertama Loki berhasil menjatuhkan Ervin yang sudah terluka. Melihat itu dengan gesit Kairo melemparkan belati mengarah ke jantung Loki. Namun, tidak berhasil mengenai apalagi melukai Loki. Saat Kairo ingin kembali menyerang dengan pedang, Loki lagi-lagi lebih cepat bergerak membuat pedang Kairo berbalik arah melukainya.

"Ck ck ck! Begitu saja kalian sudah kalah. Aku bahkan belum mengeluarkan jurus andalan. Bukankah lebih baik kalian menyerah saja agar permainan segera berakhir?" Loki melipat kedua tangannya di depan dada. Dia benar-benar merasa puas saat melihat manusia bodoh itu terkapar tidak berdaya.

Hah, dia pikir dua manusia ini akan sehebat apa sampai bisa keluar dari sihir ilusinya. Ternyata sangat memprihatinkan. Kairo bahkan tidak hebat sama sekali. Ck! Lagi pula dia pemburu, kehebatan apa yang bisa diharapkan dari seorang pemburu? Bahkan si bodoh itu tidak bisa menangkap penyihir rendahan seperti Shera.

"Kairo, kita enggak boleh kalah." Ervin tidak sudi melihat wajah angkug Loki. Ingin sekali dia memusnahkan mahkluk serakah itu. Namun, bagaimana caranya?

Ervin nyaris frustrasi, perempuan yang biasanya garang itu bahkan sudah menangis karena mulai merasa putus asa. Akankah perjuangan mereka akan sia-sia? Akankah keadilan untuk adiknya tidak bisa ditegakkan?

"Gue punya satu cara. Tapi gue enggak tau ini bakal berhasil atau enggak."

Seolah mantra pembangkit energi, Ervin kembali bersemangat. Rasa putus asa yang sempat merayap di hati telah lenyap setelah mendengar Kairo memiliki cara untuk mengalahkan Loki.

"Apa pun itu pasti bakal berguna." Ervin bangun dari posisinya mendekati Kairo.

"Semua penyihir punya satu ketakutan. Yaitu api abadi." Jari Kairo teracung mengarah pada menara suci Asrama 300 DC. Di sana ada api abadi yang selalu dijaga ketat.

Api abadi adalah api yang disembah para tetua. Katanya itu adalah wujud nyata seorang iblis. Namun, jika seorang penyihir mengenai api itu, maka dia akan tiada, melebur ke dalam api lalu menjadi abu. Semua energi yang dimiliki penyihir akan diserap oleh api abadi.

"Gue bakal ke sana."

Kairo menggeleng. "Terlalu bahaya, Er. Lo bisa mati."

"Lo pikir kalo gue tetap di sini dan berusaha melawan Loki pakai senjata bakal tetap hidup?! Enggak bisa. Lo alihkan perhatian Loki gimanapun caranya. Gue bakal ke sana dan mencuri api abadi."

Ervin sudah memutuskan. Dia yang tidak ingin dibantah lantas berlari dengan cepat menuju menara suci. Apa pun hasilnya nanti Ervin hanya bisa pasrah saja. Yang terpenting mereka sudah berusaha semaksimal mungkin.

***

"Lari?" Loki terkekeh saat melihat manusia biasa sok berani itu lari terbirit meninggalkan arena pertarungan. Dia yakin itu pasti karena perempuan itu takut mati.

"Masih belum menyerah?" Loki tertawa ketika Kairo berusaha berdiri memijak bumi. Astaga, keadaan pemburu itu benar-benar mengenaskan.

"Kenapa? Lo takut? Cih! Pengecut kayak lo enggak akan mampu ngebuat gue nyerah." Dengan tertatih Kairo mengambil obor yang mengelilingi arena pertarungan. Lalu membakar ujung anak panah sebelum menembakkannya ke arah Loki.

Meskipun serangan Kairo sangat mudah ditangani olehnya, tetapi dia tetap tidak boleh menyerah. Ervin belum kembali. Entah apa saja kesulitan yang dihadapi perempuan itu. Watak Ervin terlalu keras. Dia tidak akan sudi mendengarkan nasihat Kairo walau demi keselamatannya.

***

Nasib baik kini berpusat pada Ervin. Para penjaga itu tengah lengah karena berusaha melawan serangan dari Noir. Entah darimana datangnya kucing besar milik Kairo itu. Namun, dia sangat bersyukur karena bisa masuk ke dalam menara untuk mengambil api suci.

Langkah Ervin terhenti ketika kakinya menginjak salah satu lantai yang berhasil menggerakkan pintu batu hingga bergeser. Dengan cepat perempuan itu berlari masuk ke gua lalu manaiki tangga batu yang menghubungkannya dengan menara tertinggi di mana api abadi berada.

Jantungnya berdegup cepat ketika obor api abadi berasil berada dalam genggamannya. Namun, tidak lama kemudian menara mengalami gempa. Seluruh batu di menara begetar hebat. Dengan kecepatan penuh Ervin berlari keluar menara. Dilihatnya para penjaga sudah menghilang entah ke mana. Mungkin pergi menyelamatkan diri karena takut menara suci akan segera runtuh.

Kakinya benar-benar terasa ingin patah. Jarak antara menara dan halaman utama asrama 300 DC tidaklah dekat. Namun, kehadirannya bersama api abadi sangat ditunggu oleh Kairo.

"Noir?" Binatang besar yang lebih mirip macan itu menunduk, seolah meminta Ervin menaiki punggungnya. Gegas Ervin naik dan membiarkan Noir membawanya dengan cepat untuk menemui Kairo.

"Kairo, lo harus bertahan." Kalimat itu terus dia rapalkan hingga netra biru miliknya menangkap pemandangan mengerikan. Tubuh Kairo sudah terkapar di atas tanah dengan darah di sekujur tubuhnya.

"BERHENTI!" Seruan Ervin berhasil menghentikan serangan Loki. Seringaian licik dia tampilkan saat melihat manusia biasa itu kembali.

"Wah, kamu kembali tepat waktu. Apakah kamu ingi  menonton kematiannya?" Tawa sombong Loki sangat terdengar begitu memuakkan. Tanpa membuang waktu lebih lama lagi, Ervin berlari dengan obor api abadi di tangannya.

Mata Loku terbelalak saat melihat benda di tangan Ervin. Pun dengan tubuhnya mendadak kaku dan tidak bisa digerakkan sama sekali. Semakin Ervin mendekatinya, semakin Loki tidak bisa mengendalikan pemikirannya.

Api abadi. Semua penyihir tahu api itu sangat berbahaya bagi mereka. Tidak terkecuali Loki. Jika sedikit saja anggota tubuhnya terkena api abadi semua kekuatannya akan lenyap dan tubuhnya berubah menjadi abu.

Loki harus lari. Api abadi tidak boleh mengenai tubuhnya. Namun, lari Ervin secepat kilat. Ujung api berhasil mengenai jubahnya hingga api sedikit demi sedikit mulai membakar pakaian dan mengenai tubuhnya.

"TIDAK!!!" Teriakan Loki begitu menyakiti telinga. Bahkan bangunan asrama 300 DC pun dengan cepat runtuh dan rata dengan tanah.

Ruang tahanan yang mengurung teman-temannya terlihat oleh mata Ervin. Tabung-tabung kaca itu perlahan retak sebelum akhirnya pecah. Rara, Bella, Dante, dan Rey berhasil keluar. Sementara Leiv berubah menjadi abu. Sedangkan Shera dan Joshua menghilang entah ke mana.

"Kairo!" Ervin berbalik mendatangi Kairo yang sudah setengah sadar. Kepala laki-laki itu dia letakkan di atas paha. Bibirnya mulai bergetar menahan isak tangis ketika melihat kondisi Kairo.

"Kairo ... maafin gue."

●●●●●●●●●●●●●●●The END●●●●●●●●●●●●●●●●●●●

Author Zeanisa_

ASRAMA 300 DC (SEASON 2)Kde žijí příběhy. Začni objevovat