01: fakta yang tidak dapat diterima

585 39 1
                                    

Kebahagiaan itu sederhana cuman standar kebahagiaan manusia yang kadang membuatnya menjadi kasat mata~

  Gedung tinggi pencakar langit tempat di adakannya pelelangan ilegal yang diadakan oleh pemerintah, terlihat beberapa orang sedang memberikan kode mata lalu bersikap biasa saja dan kembali dalam penyamaran karakter yang mereka maikan lalu mengambil langkah perlahan menghilang dari kerumunan.

"Bagaimana bisa berlian itu dicuri" A seorang pembunuh bayaran yang ditugaskan untuk mencuri sebuah kalung berlian Amethyst senilai jutaan dolar, bukan karna berlian itu berharga atau apa tapi ada sebuah chip rahasia yang berisikan rahasia negara di dalamnya yang akan diserahkan secara terencana pada negara lain membuat A yang sedang menyamar tersenyum samar dengan tawa puas yang ia tahan lalu berlalu pergi untuk menyampaikan berita yang ia dengar namun ia mendapatkan sebuah tusukan secata tiba tiba, luka itu tidak berdampak apapun pada A yang membuatnya memberikan perlawanan dengan melakukan hal yang sama.

A berlari menahan darahnya agar tidak menetes kelantai agar tempat ia bersembunyi tidak ketahuan namun sayang pandangannya perlahan menjadi buram sebelum A kehilangan kesadarannya A memecahkan dinding kaca bertepatan dengan kaca yang pecah A menjatuhkan dirinya sendiri dari lantai tertinggi A menatap lekat langit yang berwarna hitam pekat berlian Amethyst di tangannya ia masukkan kedalam jasnya, A mengetahuinya bahwa ada racun pada pisau itu dan racun yang bisa membuatnya hampir kehilangan kesadaran pastilah racun dari tempatnya di besarkan.

A menutup erat matanya berharap racun itu akan segera mengambil nyawanya sebelum ia mengahantam tanah namun karna ta merasakan apapun dalam waktu yang lama A dengan perlahan membuka matanya netranya mengerjab beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya A termenung sesaat tatakala melihat langit langit ruangan berwarna putih serta sebuah lampu gantung pada pandangannya.

A bangkit menatap sekeliling tempat asing yang baru pertama kali ia lihat dan jauh dari ekspektasinya, ruangan ini seperti kamar umumnya tidak seperti bayangan A yang membayangkan ia sedang di Neraka tempatnya harusnya berada ataupun ruang hampa yang mengurung jiwa jiwa yang penuh dengan dosa.

A kembali mengerjabkan matanya menatap sekitar lalu bangkit dari posisi awalnya yang sedang duduk, tiga detik setelah ia berdiri ada rasa sakit dikepalanya yang membuatnya membatu sesaat berusaha untuk terbiasa lalu membuka matanya kembali mengambil satu langkah lalu terjatuh begitu saja, A terduduk dengan tatapan kosong kearah depan dengan hati yang terus bertanya tanya apakah efek ia terjatuh dari ketinggian begitu parah hingga ia bahkan hanya bisa berjalan satu langkah lalu terjatuh begitu saja.

Terhanyut dalam pemikirannya hingga A tidak menyadari bahwa sedari tadi seseorang tengah  memperhatikannya dan berjalan mengendap endap menghampirinya hingga ia tiba di depan A lalu tanpa permisi menggendongnya begitu saja, A terperajat kaget mendapati perlakuan tiba tiba netra A menatap lekat laki laki yang sedang mengangkatnya tinggi.

Usia laki laki itu sekitar 15 tahun tapi mempu mengangkat A yang beratnya mencapai 76 kilogram mata A membola karna keterkejutanya, sekuat dan setidak sopan itukah anak muda zaman sekarang  pada orang yang lebih tua ujarnya dalam hati.

"Ain, kakak pulang" mendengar itu membuat A sedikit terkejut tamun keterkejutanya ta berhenti begitu saja saat tidak sengaja melihat pantulan bayangannya didepan cermin, A membantu bibirnya kelu ingin bersuara namun suaranya seperti tercekat begitu saja A menatap lekat bayangan dirinya yang sekarang terlihat seperti seukuran biji jagung kacil, rapuh dan A akui ia sedikit menggemaskan.

my simple happinessWhere stories live. Discover now