• Attention

151 31 4
                                    

Setelah mengatakan kalimat pedas yang ditujukan kepada istrinya, laki laki itu bergegas pergi meninggalkan kamar Snowy menyisakan gadis itu yang masih melongo ditempat dengan mulut terbuka lebar.

Snowy tidak takut dengan kalimat itu, tapi ia terpaku karena Leonard mengatakannya dengan nada berat rada rada serak, huh. Terlihat sangat seksoy---eh?

"Laki gue, tuh!" ujarnya, sembari menatap pintu yang tertutup dengan wajah sombong.

Tersadar, Snowy merutuki ucapannya tak lupa menepuk kepalanya berkali kali agar pikirannya tidak terlalu travelling.

Berdiri dari rebahannya, Snowy sedikit meringis saat merasakan denyutan nyeri pada bahunya yang terbalut perban. Menghela nafas, gadis itu berjalan menuju pintu. Snowy berniat keluar kediaman untuk memikirkan rencana bertahan hidupnya.

Namun, sial. Ternyata Leonard mengunci pintunya dari luar tanpa ia sadari hal itu membuat emosi Snowy meningkat dalam sekejap.

"Singa, buka!" Snowy berteriak, sembari menggedor pintu besar di depannya dengan sebelah tangan.

"BUKA WOY, SINGA BUKA! BUKA ATAU KU DOBRAK!!" gadis itu mulai mengancam, namun tak ada jawaban apapun dari teriakannya.

Tubuh Snowy merosot ke lantai, cobaan apalagi ini? Tak bisakah kabar tentang dirinya yang mengalami transmigrasi saja sudah cukup, lalu apalagi sekarang? Snowy dikurung.

Snowy tidak bisa berpikir untuk sekarang, hidupnya hancur dalam sekejap mata. Merenung, Snowy menatap langit langit kamar sembari bersenandung dengan suara lirih namun terdengar keras.

"Ku menangis..." Snowy mengepalkan tangannya lalu kembali menggedor pintu kamar dengan lemah. "Membayangkan... betapa kejamnya seatap dengan singa, tiran goblok, sangat goblok!" Snowy mengakhiri nyanyiannya dengan cekikikan sendiri.

Sementara Leonard yang masih berada di depan kamar Snowy tak bisa untuk tidak mendengus, ia tidak tahu goblok itu apa tapi mendengar katanya saja sudah dapat Leonard tebak kalau itu kata umpatan yang ditujukan padanya.

Leonard tidak mengerti, kenapa Snowy yang sekarang sangat berbeda seolah olah gadis itu bukan Snowy asli. Dari dulu, Snowy tidak pernah berteriak atau mengatakan umpatan padanya, tapi lihatlah sekarang.

Menarik nafas kasar, laki laki itu memejamkan matanya sejenak. Lalu kembali mendengar teriakan Snowy yang menyebutnya...

"SINGA BANGSAT!"

"SINGA FUCK!"

"SINGA BRENGSEK!!"

"MATI SAJA KAU SANA, DASAR SAMPAH MASYARAKAT. KU SUMPAHI KAU DI TEMBAK PETIR!"

Duarr!

Snowy terlonjak kaget, gadis itu memegang dadanya yang berdetak kencang akibat suara petir yang baru saja terdengar. Snowy beringsut lalu menangkup kedua tangannya. "Gak jadi deh, gak dua kali gue nyumpahin orang."

Snowy menghembuskan nafas lelah, percuma dirinya berteriak seperti orang kesetanan. Nyatanya, tiran itu tak kunjung mengasihaninya.

Gadis itu tampak berpikir, rencana awalnya yang ingin membuat Duke itu bucin padanya entah kenapa tidak ingin ia lanjutkan. Snowy berubah pikiran, karena hal itu tak mungkin terjadi, dirinya tidak ingin bernasip buruk di dunia ini kalau saja ia berniat mengubah alur cerita.

Bukankah lebih baik jalani saja semuanya seperti air yang mengalir.

Snowy ingin memulai hidup damai disini, kapan lagi coba ia dapat kesempatan kedua untuk hidup. Snowy akan menggunakan kesempatan itu dalam sebaik baiknya.

I Became The VillainsWhere stories live. Discover now