41. DANCING IN THE RAIN

Start from the beginning
                                    

Galang dengan wajah konyolnya itu seakan-akan sedang berfikir. "Hari apa? Sekarang hari Kamis, kan?"

"Ih bukan itu. Maksudnya lo gak ingat hari ini- ada apa gitu?" Thea berharap Galang mengingat sesuatu setelah dirinya menanyakan ini.

"Oh gue inget." Thea tersenyum senang setelah Galang menyebutkan kalimat ini.

"Hari ini lo ada ujian biologi kan? Duh, semangat deh, The. Nanti kalau gak bisa lambaikan tangan aja. Tapi gak mungkin sih, lo kan pinter," ucap Galang dengan nada semi serius.

Thea yang tadi tersenyum, kini mengerucutkan bibirnya. Thea pikir Galang benar mengingatnya. Ih, ini kan hari ulang tahun gue. Galang lupa atau emang dia gak tau gue ulang tahun ya? Sebel, batin Thea.

Thea menghela nafasnya. Dia pasrah saja, mungkin Galang memang tak tau. "Hehe, iya, Lang."

Galang tersenyum miring, sebelum akhirnya mulai menyantap makanan dihadapan mereka. Karena waktu istirahat tentu tak banyak.

"Enak banget, Thenyu. Bunda hebat masaknya," puji Galang, dengan mulut yang masih mengunyah.

"Iya dong. Gue juga bantu buat loh, Lang."

"Oh iya? Pantes tambah enak. Pasti buat nya pakai cinta," ledek Galang pada Thea. Thea tertawa cukup keras.

"Iya dong, kan buat lo."

Lagi-lagi Galang salah tingkah. "Thea, kayaknya yang suka gombal gue aja deh. Lo jangan," pinta Galang.

Thea mengerutkan keningnya. "Kenapa?"

"Gue gak kuat, The. Gue bisa amnesia beneran kalau di gombalin sama lo," kata Galang dramatis.

"Apa sih, Lang?"

Thea sebenarnya salah tingkah, tapi mencoba mengalihkan itu dengan lanjut menghabiskan sisa makanannya. Begitupula dengan Galang, yang wajahnya masih dihiasi senyuman.

Merasa di perhatikan, Thea melirik sekilas wajah lelaki di depannya. Meskipun tengah makan, fokus Galang masih pada Thea.

Thea mengerutkan keningnya, lalu melambaikan tangan di depan wajah Galang. "Galang?"

"Kenapa?"

"Lo kenapa ngeliatin gue kayak gitu sih? Ada yang aneh?"

Galang menggeleng. "Eh, nggak. Lo-"

"Lo cantik banget, Thea."

"Galang, udah ah muji nya. Lo sering banget tau ngomong kayak gini. Gak bosen apa?"

"Nggak. Rasanya, mau beribu-ribu kali juga gue gak bosan untuk bilang ini, Thea."

Hampir setiap hari Galang seperti ini. Thea sampai heran sendiri. Thea tak pernah membayangkan sebelumnya, jika bisa memiliki lelaki yang memujinya sesering ini.

"Oh iya, The. Pulang sekolah lo ada acara lain?" tanya Galang.

"Nggak ada sih. Tadinya gue mau ketemu Dokter Elis buat pemeriksaan ulang hari ini. Tapi karena dia ada urusan mendadak, diundur jadi besok. Kenapa emangnya?"

Sebelum 365 Hari (End) Where stories live. Discover now