Let Me In (Part 2; Firasat)

698 45 4
                                    

Setelah mengetahui semuanya dari Ayu, kini aku berusaha untuk jaga jarak dengan Reza, aku tidak menyangka dia jadian dengan Cessa, memanglah dia cantik, anak konglomerat, tapi entah kenapa hati kecilku berkata lain.

Aku merasa bahwa mereka terpaksa menjalankan hubungan ini, aku memang bukan peramal, tapi aku bisa lihat dari perlakuan mereka berdua. Aku tidak tahu apa yang mendorong Reza, untuk memacari Cessa, anak kelas 10 IPS 1 yang populer di sukain banyak cowok. Yayaya wajar, semua cowok suka sama dia termasuk Reza.

Di tengah-tengah pelajaran Matematika, aku melihati Reza, terus menerus melihatinya, aku tidak yakin bahwa aku bisa jauh darinya, dan tersadar dia juga melihatiku, tatapannya penuh tanya, dan aku langsung menghadap ke papan tulis kembali. Begitu sadar, guru matematika memperhatikanku. Uh sial.

"Renata! Maju!" Ucap Bu Widya, guru paling ditakuti semua murid kelas 10. Dengan malas aku ke depan, dia sudah menyiapkan soal untukku, oh tidak aku tidak memperhatikan yang dia jelaskan, bagaimana aku bisa mengerjakan soal ini.

Aku menunduk.

"Kerjakan!"

Kelas jadi hening.

"Sss... Saya... Saya nggak bisa bu!"

"Makanya kalau guru lagi nerangin tuh di perhatiin! Kali ini, kamu ibu maafin. Silahkan balik ke tempat duduk,"

Aku tidak percaya Bu Widya seperti ini, mukjizat dari Tuhan, terimakasih dan aku kembali duduk di tempat dudukku.

"Makanya jangan liatin Reza mulu, liatinnya kan bisa nanti wkwkwk" ucap Ayu, kemudian ia di pelototi Bu Widya, guru matematika ini punya telinga setajam apa sih selalu saja dengar, padahal suara Ayu sudah sangat pelan.

Akhirnya pelajaran menegangkan itu berakhir, bel istirahat berbunyi, aku lihat ada seorang gadis yang menunggu di belakang pintu, tidak salah lagi dia adalah Cessa. Reza menghampirinya, Cessa dan Reza bergandengan tangan dan sesekali berbisik. Dasar abg, lebay.

"Udah, jangan dilihatin terus mending sekarang kita ke kantin" lagi lagi, Ayu bisa membaca pikiranku. Aku dan Ayu pergi ke kantin, Reza dan Cessa masih di depan pintu, sesekali aku melihat ke belakang, pedih rasanya melihat orang yang kita suka bermesraan dengan orang lain. Tapi, siapalah aku? Tidak pantas aku untuknya.

Di kantin, saat sedang asik makan. Ada lagi yang menganggu makanku, menghilangkan selera makanku, Reza dan Cessa bagaikan ratu dan raja, bergandengan, tidak terpisahkan. Sekali saja, aku ingin melihat mereka pisah gak harus nempel-nempel seperti itu kan. Selera makanku hilang, aku meninggalkan Ayu di kantin.

Tidak langsung ke kelas, aku duduk di tepi lapangan, melihati mereka yang sedang bermain basket. Sekaligus, senior pujaan hatiku, entahlah perasaanku ini memang membingungkan. Reza atau Gio? Entahlah, mungkin aku akan berlabuh saja dengan Gio, karena Reza sudah ada yang punya, akan aku matikan perasaan ini secepatnya, kalau.... Kalau aku bisa.

"Hai" sapa Gio, anak kelas 11 IPA 2 yang tingginya, badannya, wajahnya, baunya bikin wanita jatuh hati.

"Hai kak," aku tersipu malu di sapanya.

Tiba-tiba aku jadi teringat kejadian satu bulan yang lalu, dimana pada saat itu aku yang sedang melihati Gio dan teman-temannya bermain basket, dan tiba-tiba bola basket itu mengenai kepalaku. Gio, menolongku. Dan darisitu kita bisa dekat.

"Thanks ya, setiap ada pertandingan lo pasti selalu nonton." Senyumnya mengembang.

"Haha iya sama-sama kak, apa sih yang buat kakak itu suka banget sama basket?"

"Basket, gue cinta sama basket. Gua gak bisa berkata lebih lagi, Re."

Dia menatapku, aku balik menatapnya. Dari kejauhan, Reza melihati Renata dan Gio, panas tapi tetap bersikap biasa. Seolah-olah tidak ada apa-apa, dan Cessa menghampirinya. Aku merasakan seperti ada yang melihati kami, tapi tidak juga, mungkin ini firasatku saja.

-
Masih banyak part-part selanjutnya, terus ikutin ceritanya, kasih vote dong dan komentar juga ya;p

Let Me InTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang