10. Nama Kucing

119 12 4
                                    

"Permisi..."

"Oh, nak Jiwoo. Selamat datang... kali ini kau datang dengan teman-temanmu ya..."

Dokter hewan sang pemilik klinik menyapa Jiwoo ramah saat dirinya bersama teman-temannya masuk ke klinik tersebut. Mereka hendak menjenguk kucing-kucing yang sedang dirawat sekalian menemani Jiwoo membeli makanan kucing.

Sembari melihat para kucing dan membeli makanan kucing, Jiwoo sedikit berbasa-basi dengan sang dokter.

"Oh iya, ngomong-ngomong... kucingmu yang bernama Kaiden itu sudah kau buatkan program dietnya?" tanya dokter itu tiba-tiba.

"E-eh?!" Jiwoo langsung terperanjat. Terlebih lagi teman-temannya langsung ikut mendengarkan.

"Hah? Kau punya kucing bernama Kaiden, Jiwoo?" tanya Subin heran.

"A-anu... i-itu..." Jiwoo berkeringat dingin.

"Kucing gendut berwarna jingga-putih yang pernah kau bawa ke sini, Jiwoo. Kau ingat kan?" kata dokter itu. "Berbahaya jika dibiarkan. Kucing yang menderita obesitas bisa menimbulkan banyak penyakit. Seperti penyakit liver, sakit sendi, dan–"

"J-jangan khawatir! Saya janji akan memperhatikan porsi makannya mulai sekarang!" seru Jiwoo gelagapan.

Dokter itu lalu tersenyum. "Kalau kau mau, aku kebetulan menjual produk makanan kucing khusus untuk kucing diet. Kau mau membelinya? Mumpung sedang diskon."

"T-tentu! Aku akan membelinya!" kata Jiwoo cepat.

Setelah transaksi singkat, mereka semua berjalan pulang dengan barang belanjaan di tangan.

"Hei, Jiwoo. Apa kucing yang dimaksud dokter tadi adalah Kasein Nitrat?" tanya Subin. "Kenapa dokter itu menyebutnya dengan nama Kaiden? Apa nama asli Kasein Nitrat adalah Kaiden?"

"I-itu... sebenarnya..." Jiwoo berpikir cepat, cerita karangan apa yang bisa mereka percaya. "Waktu awal-awal aku menemukan Kasein Nitrat dan membawanya ke dokter itu... a-aku menamainya Kaiden karena menurutku dia mengingatkanku pada Kaiden. Tapi waktu Kaiden tahu, dia sangat marah dan menyuruhku untuk mengganti namanya... jadilah kunamai Kasein Nitrat..."

Subin tertawa terbahak-bahak. "Hahaha! Ada-ada saja kau, Jiwoo! Kaiden yang tampan dan keren kau samakan dengan kucing segendut itu! Kasein Nitrat memang lucu sih, tapi tetap saja itu tidak sama dengan Kaiden!"

"Menurutku nama Kaiden cocok untuk Kasein Nitrat," kata Jisuk tiba-tiba.

"Hah?! Kenapa kau bisa berpikir seperti itu, Jisuk?" tanya Subin sambil mendelik.

Jisuk tiba-tiba terperanjat, "K-karena... uh..."

Karena kucing itu memiliki kekuatan yang mengerikan seperti Kaiden...

"O-oh iya! Jiwoo, apa kucing-kucing lain di rumahmu punya nama juga?" tanya Jisuk cepat-cepat mengganti topik.

"Eh... tidak sih. Aku tidak kepikiran memberi mereka nama juga..." jawab Jiwoo pendek.

"Tidak masalah kalau kau tidak memberinya nama, Jiwoo. Selama kau nyaman dengan itu," kata Wooin.

"Yah, perkataan Wooin ada benarnya. Nama Kasein Nitrat saja sudah jadi bukti kalau sebaiknya kau tidak memberinya nama kan?" kata Subin lagi.

Jiwoo hanya menanggapinya dengan tertawa canggung.

.

.

.

"Kaiden, kau benar-benar tidak apa-apa?" tanya Jiwoo cemas sambil memandang Kaiden. "Katanya berbahaya kalau tubuhmu dibiarkan gendut begitu saja..."

"BERANINYA KAU BERTANYA SEPERTI ITU!" teriak Kaiden kesal. "Kau tidak lihat seberapa seringnya aku melatih tubuh gendut ini?! Aku juga heran kenapa lemak di tubuh gendut ini tidak berkurang setelah semua olahraga itu!"

TAMAT

.

.

.

Pas baca ulang chapter 2, baru sadar klo dokter hewan di klinik yg suka dikunjungi Jiwoo tau nama aslinya Kasein Nitrat Kaiden wkwkwk XD

Terima kasih sudah membaca fanfic ini!

Jangan lupa vote dan kasih komen ya! 

Eleceed: Kumpulan CerpenWhere stories live. Discover now