5. Siklus

213 26 10
                                    

Disclaimer: Eleceed © Son Jeho dan Zhena. Tidak mengambil keuntungan apapun dari pembuatan cerita ini.

Warning: Typo(s), OOC akut, membahas tentang perempuan(?), dll.

SELAMAT MEMBACA!

.

.

.

"Uh...."

Jisuk memandang Jiwoo dengan heran. Pasalnya, bocah laki-laki yang senyumnya seperti matahari ini entah kenapa tampak murung. Dia tampak lesu saat mengelus kucing-kucingnya.

"Aku yang salah... aku harus minta maaf...."

Meski nyaris tak terdengar, Jisuk tahu kata-kata itu terus tergumam di bibirnya.

"Hei, Jiwoo. Kau kenapa?" tanya Jisuk.

"Ah, tidak apa-apa kok..." kilah Jiwoo.

"Heh, dari mukamu saja aku tahu kau ada masalah. Tidak usah pura-pura," bantah Jisuk tajam.

Jiwoo tampak gugup, tapi Wooin yang duduk di sebelah Jiwoo tiba-tiba bicara. "Kemarin di sekolah Jiwoo bertengkar dengan Subin."

"Hah?! Bagaimana bisa orang sepertimu bertengkar dengan Subin, Jiwoo?!" seru Jisuk tak percaya.

"Waktu itu jam istirahat. Jiwoo tidak sengaja menyenggol bahu Subin. Belum sempat Jiwoo minta maaf, Subin sudah membentaknya habis-habisan. Setelah itu, tiap kali Jiwoo mencoba minta maaf, Subin bersikap sangat cuek padanya," jelas Wooin singkat.

Jisuk menggeram kesal. "Br*ngs*k... ada masalah apa dia sampai bersikap begitu pada Jiwoo? Sialan, aku harus menghajarnya nanti...."

Ding dong...

Bel yang ada di rumah Jiwoo berbunyi. Terlihat sosok Subin masuk ke dalam rumah Jiwoo. Dia terlihat biasa saja, seolah tak terjadi apa-apa. hal itu membuat amarah Jisuk makin menggelegak.

Jisuk tanpa ba-bi-bu langsung menarik kerah baju Subin.

"HEI APAAN SIH!?" teriak Subin.

"HARUSNYA AKU YANG NANYA!" balas Jisuk. "Kau masih berani menginjakkan kaki di rumah Jiwoo bahkan setelah kau bertengkar dengannya?!"

"HEI JANGAN SEMBARANGAN NUDUH!"

"KAU SENDIRI JANGAN PURA-PURA TIDAK TAHU!"

"Jisuk, Subin, hentikan!" Jiwoo berusaha melerai mereka berdua. Wooin pun ikut turun tangan. Masing-masing dari mereka menahan tubuh Jisuk dan Subin.

"Aku tidak mau kalian bertengkar gara-gara aku! Berhenti!" seru Jiwoo.

Akhirnya setelah susah payah, mereka berdua berhasil membuat Jisuk dan Subin duduk berhadapan di sofa.

"Subin, jelaskan," kata Jisuk tajam. "Kenapa kau bisa bertengkar dengan Jiwoo?"

Subin menggeram kesal. "Kau ini bicara apa?! aku tidak bertengkar dengan Jiwoo kok!"

"Bohong! Jelas-jelas Wooin cerita kalau kau membentak Jiwo habis-habisan hanya karena dia tidak sengaja menyenggol bahumu!"

"Oh itu..." Subin menyilangkan kakinya. "Aku tidak membentaknya waktu itu. Aku hanya berteriak sedikit."

"Sedikit dari hongkong! Mana mungkin-!"

Tiba-tiba Subin tampak terperanjat, yang membuat ucapan Jisuk terhenti. Belum sempat mereka bertanya, Subin sudah berlari kencang ke kamar mandi dan menutupnya rapat-rapat. Jiwoo yang terkejut langsung menyusulnya.

"Subin! Subin! Kau baik-baik saja?!" tanya Jiwoo sambil menggedor pintu kamar mandi panik.

Tidak ada jawaban. Jiwoo kembali menggedor pintu dengan keras, sampai akhirnya terdengar suara Subin dari dalam.

Eleceed: Kumpulan CerpenTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon