28

5.5K 539 23
                                    

¤¤¤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

¤¤¤

Tak terasa hari sabtu pun kembali tiba, Jeftha berjalan menuju gerbang dengan wajah ceria. Bahkan anak manis itu sedikit berlari dan mendahului Rion dan Pandi. Kedua teman Jeftha itu hanya mampu menggeleng kepala, sudah hafal dengan hari dimana jadwal anak itu menginap di tempat ayahnya.

Kaki Jeftha semakin cepat melangkah saat melihat sosok Sergio di dekat gerbang, lengkap dengan jas mahal serta mobil hitamnya.

Hap...

Sergio menangkap tubuh mungil putranya itu, nafas Jeftha terengah namun wajah anak itu berseri cerah.

"Kenapa lari sih nak, nanti kalau sesak gimana hmm" Ujar Sergio sambil mengusap anakan rambut Jeftha yang lepek.

"Jeje kangen Papa" Ucap Jeftha lalu memeluk ayahnya itu.

"Papa juga kangen" Balas Sergio dan membalas pelukan anaknya.

"Mau pelukan sampai kapan nih?" Tanya Sergio saat si kecil tak kunjung melepas pelukannya.

Jeftha mendongak lalu tertawa kecil, sungguh Sergio merasa begitu gemas dengan anaknya itu.

"Kenapa anak Papa ini gemas sekali hmm..cup..cup.." Ujar Sergio lalu mengecup kuat pipi anaknya.

Jeftha terkekeh kegelian dengan kelakuan Sergio. Tapi anak itu senang, entah kenapa ia begitu merasa rindu dan senang saat melihat Sergio.

"Silahkan masuk pangeran kecil" Tutur Sergio bak bodyguard, membukakan pintu mobil untuk putra kecilnya.

"Terima kasih Papa" Balas Jeftha tersenyum manis. Tolong siapa pun selamat kan Sergio sebelum pria dewasa itu terkena diabetes.

Sergio jadi tak merasa heran kenapa Dipta yang dingin dan keras kepala pun bisa luluh dengan cepat pada Jeftha, sebab putra kecilnya itu benar-benar begitu baik dan menggemaskan. Entah kebaikan apa yang Sergio lakukan di kehidupan sebelumnya hingga Tuhan memberikannya anak semanis Jeftha.

•••

Deru mobil Sergio terdengar memasuki perkarangan rumah yang asri. Begitu keduanya turun sudah di sambut oleh sosok Yiana yang berdiri di teras rumah. Wanita itu memasang senyum cantiknya, sambil merentangkan tangan yang ia tujukan untuk anak kecilnya yang manis.

"Mama~" Seru Jeftha lalu masuk ke dalam dekapan hangat Yiana.

"Aduh Mama kangen banget sama anak Mama yang satu ini" Tutur Yiana sambil menggoyangkan tubuhnya dan Jeftha pelan kekanan dan kekiri.

JEJE [END]✔Where stories live. Discover now