Oversized Tshirt

114 18 8
                                    

Hari ini tidak seperti biasanya. Suara burung berkicau. Anjing yang menggonggong. Aroma sedap dari dapur seolah tak mengusik pria Lee itu sedikitpun. Bukannya beranjak setelah melirik jam yang sudah menunjuk angka 12.14 ia justru kembali menguap sembari mengeratkan pelukannya pada selimut beludru yang membalut tubuhnya. Kemejanya entah sudah di tanggalkan dimana. Vincent terbiasa tidur menggunakan underwear. Tanpa celana tanpa baju. Sudah menjadi kebiasaan juga untuknya sebab terlalu malas mengambil baju ganti hanya untuk tidur.

Sejujurnya, Vincent bukan pemalas yang akan telat bangun. Mungkin dia malas dalam melakukan berbagai macam hal namun untuk bangun, pria itu selalu bangun paling lambat pukul 07.00 entah jam berapapun ia tidur. Namun dilihat bagaimana pria itu menggulung tubuhnya dengan selimut di jam siang mungkin saja ia tengah memikirkan sesuatu atau mungkin tingkat kemalasan sudah berada di puncak ubun-ubun.

"Hey bro!" Seloroh Namjoon melihat Vincent yang masih asyik di tempat tidurnya.

"Look at the damn time!! Ada janji dengan Erlang Grub!" Ucapnya kemudian setelah tak mendapati Vincent membalas ucapannya. Bahkan pria itu menoleh pun tidak.

"Vin, kau bisa mati jika terus bermain-main seperti ini! Erlang bisa mencabut kerja sama dengan Grub Lee!" Vincent yang berulah namun tetap sama, Namjoon yang menjadi panik karenanya.

"Batalkan. Tanpa Erlang, Lee Grub masih bisa berdiri menguasai dunia."

Namjoon menghela napas lelah. Ia beranjak menuju lemari pakaian Vincent. Mengambil sebuah kemeja putih dengan jas hitam. Celana dari brand ternama kesayangannya, Dior. Kemudian meminta para Maid menyiapkan sepatu juga jam tangan serta dasi untuk Vincent.

"Aku tidak mau dengar apapun. Ayo berangkat kita sudah terlambat!!" Ucapnya sembari menarik Lengan Vincent.

Setelah satu setengah jam berlalu, pria Lee itu akhirnya berjalan dengan tubuh lunglai ke arah Namjoon. Di lihatnya Wakil Direktur yang saat ini menatap dengan pandangan membunuh ke arahnya. Vincent melemparkan kunci Bugatti miliknya,

"Pakai mobil pribadi. Aku ingin tidur!" Namjoon menganga.

"Kau membuat kepalaku pusing, Lee!!"

Selama dalam perjalanan, Namjoon hanya membiarkan Vincent asyik dengan dirinya sendiri. Awalnya pria itu memejamkan mata kemudian kini sibuk berselancar dengan ponsel miliknya.

"Katakan ada apa denganmu. Kau seperti kacau sendiri akhir-akhir ini!" Vincent menatap Namjoon dari balik kaca yang ada di dalam mobilnya. Membenahi posisi duduk ternyaman kemudian menatap Namjoon intens.

"Mungkinkah seseorang berubah bahkan sampai ke sifat dan wataknya? Maksudku, hanya karena mereka merasa perlu mengubahnya?" Namjoon mengernyitkan dahi mendengar pertanyaan Vincent. Seketika pria itu paham kemana arah pembicaraan Direktur yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri itu.

"Apakah kali ini masih seputar Kalea Rivera? Korbanmu saat masa Sekolah dulu?"

"Jawab saja, Kak!" Namjoon mendecih.

"Tidak. Maksudku, aku percaya seseorang bisa berubah. Tapi berubah 100% seperti yang kau katakan, itu tidak mungkin."

"Nah!! Like I said!! Aku tidak tahu apa yang salah denganku. Tapi setelah aku bertemu dengannya terakhir kali, kupikir dia berbeda. Bahkan reaksiku pun padanya berbeda. Dulu aku selalu merasa bersalah sebab pandangannya selalu sendu saat menatapku. Tubuhnya selalu bergetar hebat dan bahkan, ia selalu berkaca-kaca. Tapi terakhir aku melihatnya beberapa hari yang lalu, oh fuck! She's so hot! Aku benar-benar kehilangan rasa belas kasihanku dan berubah begitu menginginkan wanita itu menjadi milikku!"

Namjoon menghela napas,

"Which means, you'll being a rival with Regan, aren't you?" Vincent mengedikkan bahunya. Matanya kembali terpejam kemudian bergumam pada Namjoon.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

La VerásTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang