Bab 38

5K 313 45
                                    

Cw : 🔞 ❗❗❗
***

Semua masalah datang di waktu yang tidak tepat bagi Juna. Permasalahan yang ada kini malah membuat rencana yang Juna dan Dian buat mungkin saja akan hancur karena pemberitaan yang ada di luar sana. Niat baik Juna untuk membantu Jennifer ternyata malah membawa petaka bagi hubungannya dan Dian. Juna menyenderkan kepalanya di kursi penumpang mobilnya yang kini masih saja terjebak macet, beberapa kali Juna sudah memaki padatnya kendaraan yang semakin membuat kepalanya berat.

"Macet kenapa sih?" Tanya Juna kepada orang yang ada di dalam mobilnya dimana berisikan dirinya, asistennya dan juga supirnya.

"Ada perbaikan jalan pak di depan," Jawab Toni dan jawaban Toni membuat Juna menarik nafas secara kasar.

Hari ini semua hal sangat tidak sesuai dengan jalan yang diingkan oleh juna. Setelah mobil berjalan Juna akhirnya sampai di depan rumah Dian. Baru saja Juna keluar dari mobilnya kini Juna harus berhadapan dengan Dean yang kini duduk di depan teras sambil menatapnya dengan tatapan tajam.

"Ngapain kesini?" Tanya Dean melihat pengambilan Juna yang sedikit berantakan.

"Mau ketemu Dian," Jawab Juna dengan muka datarnya.

"Gede juga nyali lo," Ucap Dean dengan muka kesal.

"Yang terjadi nggak seperti apa yang ada diberitakan Yan," Juna.

"Gua ga peduli beritanya bener atau nggak tapi keadaan adik gua sekarang yang ga baik baik aja. Jadi lebih baik ga usah ketemu sama lo dulu," Ucap Dean namun Juna menggeleng memaksa ingin bertemu dengan Dian.

"Gua pengen memperbaiki semuanya Yan, kalo nggak cepat diperbaiki yang ada rencana pernikahan gua dan Dian yang bakal gagal," Dean menghela nafas panjang.

"Gua tau maksud lu baik buat meluruskan masalah yang 'kata' lu ga bener itu, tapi Dian ga bisa sekarang Dean dia masih histeris di dalam kamarnya setelah ngelihat berita itu, kalo lu maksa buat ketemu sekarang yang ada malah rencana pernikahan lu yang bakal gagal. Gua tau sikap dan watak adik gua gimana dalam keadaan ini dia malah akan milih pilihan yang impulsif dan bakal ngerugiin hubungan lu dan dia, jadi lebih baik sekarang lu jangan temuin Dian dulu, biarin dia menenangkan diri dia dulu."

"Lu juga tenangin diri lu, jangan bertindak impulsif juga. Lebih baik lu selesaikan kesalahpahaman lu sama mantan pacar lu itu, gua bakal bantuin ngejelasin pelan-pelan ke Dian."

Mendengar tutur kata Dean yang cukup banyak keluar dari mulut calon kakak iparnya itu membuat pikiran Juna yang runyam mulai menemukan kendalinya. Juna dalam diam meruntutkan bagaimana cara menyelesaikan masalah saat ini dengan beberapa langkah ke depan. Permasalahan dengan media bukan sekali dua kali dia hadapi, namun yang kini membuat dia kalut adalah keadaan Dian yang yang jelas menjadi kekhawatiran bagi Juna.

"Sudah sana lu mending pergi dan selesain masalah lu dan mantan lu itu, nanti gua bakal kasih tau Dian tetang lu yang kesini. Ga usah khawatir sama Dian saat ini, dia emang shock tapi nanti kalau dia udah tenang dia mudah kok untuk mendengar penjelasan lu, biarin dia nenangin diri dia dulu saat ini," Ujar Dean setelah Juna yang terdiam tidak membalas ucapannya sama sekali.

"Iya, gua minta tolong bantuan lu Yan, gua ga mau hubungan gua dan Dian berakhir karena kesalahan pahaman ini doang," Ucap Juna sebelum dengan berat hati meninggalkan kediaman Dian.

Sampai di dalam mobilnya Juna menghubungi beberapa orang kenalannya untuk membantu menyelesaikan kesalahpahaman yang kini sudah tersebar di dunia maya karena ketenaran yang dimiliki Jennifer.

Orang yang terakhir yang kini Juna hubungi merupakan Jennifer yang merupakan orang yang menjadi penyebab kesalahpahaman ini terjadi, namun tanpa Juna tahu ini panggilan telepon yang kini Juna hubungkan kepada mantan pacarnya itu menjadi salah satu kesempatan yang dimiliki Jennifer untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.

***

Setelah menghubungi Jennifer kini Juna juga menyusun pertemuan dengan Jennifer di tempat yang Juna sewa agar tempat tersebut steril dari wartawan ataupun orang - orang yang mengetahui hubungannya dengan Jennifer.

Kini Juna yang sudah duduk di sebuah meja bundar dengan kopi hitam yang dihidangkan di cangkir berwarna putih. Tangan Juna mengetuk - ngetuk meja sambil menunggu kedatangan Jennifer yang mengabarkan bahwa dia sudah dekat dengan janji temu keduanya.

Sampainya Jennifer dengan pakaian casualnya namun terlihat sangat cocok dengan tubuh yang dijaga ketat oleh sang pemilik. Juna yang melihat kehadiran Jennifer malah memalingkan mukanya enggan melihat Jennifer yang kini berwajah cerah berbeda dengan Juna yang mukanya suram karena kesalahpahaman yang terjadi antaranya dan calon istrinya. Jennifer datang bersama manager yang Juna temui di club malah itu. Jennifer duduk menghampiri Juna sedangkan managernya pergi menjauh dan pergi ke meja yang berjarak jauh dengan meja yang ditempati Juna dan Jennifer.

"Hai, mas Juna, " Sapa Jennifer dengan suara lembutnya, namun Juna tidak menghiraukan itu.

"Saya mau langsung ke intinya aja, kamu merencanakan ini kan biar hubungan saya dan Dian renggang," Ucap Juna tanpa basa basi, namun ucapan Juna itu malah membuat senyum Jennifer mengembang.

"I never thought you dumb mas dan aku tahu kamu paling tau bagaimana cara aku mendapatkan apa yang aku mau," Ucap Jennifer dengan senyum lebarnya menghiraukan Juna yang kini sudah mengepalkan tangannya karena emosi mendengar ucapan Jennifer.

"Dian ngerebut kamu dari aku dan aku cuma melakukan hal yang sama kaya apa yang dia lakukan ke aku."

"Kamu harus tau, saya bukan barang yang diperebutkan dan dari awal untuk Dian ga pernah merebut saya dari kamu saat kita berakhir hubungan saya dan Dian tidak baik jadi stop media play yang kamu lakukan ini, tindakan kamu ini sangat konyol dan merugikan saya," Ucap Juna dengan nada rendah, Juna benar-benar menahan emosinya.

"I won't mas, I won't stop this media play until you come back to me," Balas Jennifer.

"Kamu tau yang paling mengerikan itu obsesi kamu, kamu tau kita udah berakhir go find another man out there,"

"You are the man who I want."

"The feeling isn't mutual perasaan saya ke kamu sudah ga ada jadi kamu lebih baik stop itu,"

"Okey I will stop it but I want my last kiss aku selalu dapat goodbye kiss dari kamu setelah kita kencan atau pergi, but this is gonna be my last kiss karena kamu yang nyuruh aku untuk stop dan aku bakal jadi gadis baik yang akan nurutin apa mau kamu mas."

"Saya ga bisa ngasih kamu you, we're over dan aku punya Dian. Kalau saya kasih kamu itu semua bakal lebih kacau," Ucap Juna dengan mata dinginnya yang kini menatap Jennifer.

"Aku beneran sedih kamu ga mau kasih aku last kiss so aku ga akan memberikan klarifikasi apapun ke media," Ucap Jennifer kemudian bangkit dari duduknya dan bergerak untuk pergi sambi akhirnya.

"Tunggu," Ujar Juna.

Jennifer membalikan badannya. "Ayolah mas it's just a kiss dan this is my last kiss, dia juga bakal ngerti. Disini juga ga ada siapapun selain PA* kamu dan Manager aku," Ucap Jennifer.

Juna mendekatkan tubuhnya dengan Jennifer semakin dekat tubuhnya dan Jennifer membuat Jennifer dengan alam menutup matanya. Juna menatap bibir Jennifer dengan otaknya yang menimbang - nimbang resiko yang akan dia terima. Sampai akhirnya Juna mendekatkan bibirnya ke Jennifer. Juna memberikan kecupan singkat ke Jennifer sebelum Jennifer dengan cepat menarik tengkuk leher Juna dan mempertemukan bibir keduanya lagi, Jennifer mencium Juna dengan cepat dengan tempo yang acak. Juna yang sadar dari keterkejutannya mendorong Jennifer menjauhkan jarak.

"Kamu Gila," Teriak Juna marah.

"That's not a kiss mas so I show you a real kiss," Balas Jennifer kemudian dengan berani mendekatkan diri ke Juna. Jennifer mengelap bibir Juna yang merah akibat dari lipstik yang dia pakai, Juna menepis tangan Jennifer.

"Goodbye mas," Ucap Jennifer kemudian pergi meninggalkan Juna yang masih merutuki apa yang terjadi saat ini.

TBC...

PA : Personal Assistant

Gilee bukan maen dah Jennifer btw abaikan broken English ku ya wkwk

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 11, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SUDDENLY BEING MOM // #3Where stories live. Discover now