Frozen food?

8 2 0
                                    



~🥀🥀🥀~

"Dengar-dengar ada yang dekat lagi nih sama mantannya"

Dena yang fokus membaca novel diperpustakaan sontak mengalihkan pandangannya pada pria jangkung berkulit putih dengan tatapan dingin itu.

Dena heran, kenapa ia kerap kali dikelilingi oleh pria-pria dingin? Dikira Dena frozen food apa?

Pria itu duduk dikursi kosong yang berhadapan dengan Dena saat ini. Netra berwarna coklat tua miliknya tak henti-henti menatap wajah Dena yang tampak kebingungan.

'Lucu'

"Ekhem, tumben lo ga bareng Jay? Biasanya tuh bocah ngintilin lo mulu kemana-mana. Heran, padahal dulu lo yang sering ngintilin dia.  Jangan-jangan lo pelet lagi tuh anak" cerocos pria tersebut tanpa henti, membuat Dena menghembuskan nafas kasar.

Kapan ia bisa bertemu dengan manusia yang sedikit normal?

"Mending lo pergi deh Sazzan, ganggu aja"

Sazzan mendengus tak terima kala mendengar respon dari sang lawan bicara. Ia diacuhkan, dan gadis itu lebih memilih melanjutkan bacaannya yang sempat tertunda daripada harus meladeni makhluk aneh dihadapannya.

"Jadi Jay udah ingat lagi? Gimana perkembangannya?" Usai menanyakan itu, Dena menutup novel tanda tak minat lagi untuk membaca. Ia tatap objek menyebalkan yang ada dihadapannya. Satu kata yang terlintas dipikiranya kala melihat wajah Sazzan.

Annoying

"Ya gitu, dia bilangnya pengen gue bantu dia buat ingat lagi. Tapi dia nya masih suka nempel sama Yara. Ga jelas. Sama kayak lo." Balas Dena dengan tatapan lurus menusuk indra penglihatan Sazzan.

Sazzan mengangguk pelan, ia mengerti dengan keadaan Dena saat ini. Dia bingung dengan jalan pikir Jay, sebenarnya tuh manusia serius sama Dena apa tidak?

Padahal kalau Jay emang ga serius, mending dia aja yang gantiin posisi Jay dihati Dena. Sazzan serius.

Ia dan Dena selalu sekelas sejak kelas 1 SD hingga sekarang, kelas 11 SMA. Dan yah, dia menyukai Dena sejak kelas 7 SMP. Awalnya ia kira cuman cinta-cintaan kayak bocil biasanya, tapi makin kesini perasaanya buat Dena makin besar dan tak terkendali. Ia sempat ingin nyerah dan mengikhlaskan Dena dengan Jay dulu, tapi melihat keadaan sekarang sepertinya ia bisa merebut Dena. Kali ini ia tidak akan diam saja, Sazzan akan menunjukkannya secara terang-terangan!

"Na"

"Oit?"

Dena menunggu jawaban dari Sazzan yang tiba-tiba saja memanggil dirinya.

"Gue suka sama lo. Ralat, gue cinta sama lo. Bahkan gue udah cinta sama lo sebelum Jay hadir di hidup lo. Kalo dulu gue bisa aja relain lo sama Jay. Tapi sekarang gue ga bakal diam aja, gue bakal rebut lo dari Jay. Gue ga bakal diam aja, meskipun Jay sahabat gue. Lo cuman punya gue, Sadena Alretta."

Dena melongo. Ia terdiam mendengar penuturan dari sang lawan bicara. Bagaimana bisa? Dena tak habis pikir dengan Sazzan. Apa-apaan coba? Merebut dirinya dari Jay? Hei, emangnya Dena barang? Mungkin lebih baik Dena jadi frozen food aja kalau kayak gini jadinya.

"Waras lo?"

Jawaban Dena membuat Sazzan terkekeh pelan, betapa lucu gadisnya itu. Gadisnya ya?? Hmm, Sazzan sangat suka itu.

"Gue waras. Kalo gue ga waras, berarti lo penyebab utamanya." jawab Sazzan dengan kekehan pelan yang membuat ketampanannya bertambah hingga berkali-kali lipat. Tapi bagi Dena, tetap Jay satu-satunya pria tertampan di alam semesta ini. Karena Jay adalah semestanya Dena.

Dasar bucin.

Tiba-tiba saja, ada yang menggebrak meja dari arah belakang Dena. Semua perhatian tertuju pada sosok yang berani-beraninya menggebrak meja perpustakaan.

Dengan langkah berat, serta rahang yang mengeras terlihat jelas pada wajah pemuda tersebut. Ia menghampiri Sazzan yang duduk manis, kemudian ia cengkram dengan kuat kerah baju milik pria bersurai coklat tua itu dan ia layangkan tatapan penuh amarah.

Pemuda itu ialah Jay. Ia sedari tadi mengawasi Dena yang sedang membaca novel diperpus. Jay sengaja memilih tempat duduk dibelakang Dena, agar Dena tidak mengetahui keberadaannya dan Jay juga dapat memantau sang kekasih. Tapi dirinya malah disuguhkan dengan pernyataan tak terduga dari sahabatnya.

"Apa maksud lo? Mau ngerebut Dena huh? Ga bakal. Ga bakal gue biarin Dena jatuh ke tangan lo dasar sialan!" ucapan Jay yang lantang itu terdengar hingga pojok perpustakaan. Beruntung baginya karena saat ini perpustakaan sedang sepi, jadi ia tak perlu dimarahi hanya karena membuat keributan.

Sazzan tertawa remeh. Sial, sepertinya usaha untuk merebut Dena akan sedikit susah. Tapi tak apa, dia sangat merasa tertantang saat ini.

"Liat aja, siapa yang pada akhirnya akan dipilih Dena. Bisa aja dia milih gue karena udah capek dengan lo. Ingat Jay, apa aja yang lo lakuin ke Dena selama setahun kebelakang. Ga menutup kemungkinan Dena capek sama lo kan? Haha." bisikan Sazzan membuat rahang Jay semakin mengeras.

Berani-berani nya dia? Jika itu mau nya, Jay tak segan-segan bermain kotor hanya untuk menyingkirkan hama yang berusaha merebut miliknya. Tak akan Jay biarkan itu terjadi.












Ya tuhan, Dena beneran pengen jadi frozen food aja kalau gini alurnya.

~🥀🥀🥀~

To be continued...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sampai jadi debu || Jay ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang