Tentang 'dia'

59 4 0
                                    



~🥀🥀🥀~

Badai tuan, telah berlalu
Salahkah ku menuntut mesra?
Tiap pagi menjelang
Kau disampingku
Ku aman ada bersamamu...

Selamanya...
Sampai kita tua
Sampai jadi debu
Ku di liang yang satu
Ku disebelahmu...

Lagu berjudul 'Sampai jadi debu' milik Banda Neira terus mengalun dengan lembut. Suasana pada hari ini cukup untuk melepas penat. Entah berapa lama lagu ini terus berputar, menemani ku sejak tadi.

Atensi ku masih saja terpaku pada sosok pria jangkung yang tengah bermain bola bersama teman-temannya itu. Senyum lebar menghiasi wajah rupawan nya, kala dia berhasil mencetak skor.

Tanpa sadar, aku pun ikut tersenyum samar.

Sudah satu setengah jam ku habiskan hanya untuk memandang dirinya dari kejauhan. Aku terus memperhatikannya dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.

Pemuda itu adalah pacarku.

Ralat, mantan pacar.

Hanya saja, ada tragedi yang merubah segalanya. Termasuk hubungan kami berdua.

Ia telah melupakan ku dan tak mengenaliku sama sekali, pacar yang sangat ia cintai... dulu nya.

Dia menderita amnesia setelah kecelakaan yang kami berdua alami.

Kami berdua selamat, aku hanya mengalami beberapa luka ringan. Tapi tidak dengannya. Saat kejadian, kepalanya terbentur sangat keras hingga membuat dirinya koma selama beberapa bulan.

Dokter mengatakan, dia bisa saja amnesia.

Hal itu membuat hatiku sedih, ingin rasa mengembalikan waktu agar itu tidak pernah terjadi. Bahkan jika bisa, aku ingin bertukar posisi dengannya.

Aku terus menyalahi diriku sebagai penyebab terjadi nya kecelakaan ini, tapi aku tidak bisa apa-apa.

Aku pasrah, aku hanya bisa berdoa, berharap yang terbaik untuknya.

Beberapa bulan kemudian, ia pun siuman. Aku yang mendengar hal itu, lantas berlari untuk menemuinya dengan perasaan yang amat bahagia.

Aku sangat merindukan nya.

Aku ingin memeluknya se erat mungkin, melampiaskan segala rasa rindu yang telah kutahan selama ini.

Akan tetapi hal itu harus aku kubur dalam-dalam, perasaan ku hancur begitu dia menolak diriku. Dia menganggapku sebagai orang asing, bahkan ia mengusirku dari kamar inap VVIP nya.

Dia tidak mengenaliku.

Benar kata dokter saat itu, ia terkena amnesia, tapi ia hanya akan melupakan sebagian ingatan nya, tidak semuanya.

Lantas, mengapa hanya aku yang ia lupakan?

Apa salahku? Apa ini hukuman dari tuhan untuk ku?? Jika benar, mengapa hukuman seperti ini yang harus aku terima?!

Aku benar-benar tidak sanggup mengingat sikapnya kepadaku. Begitu dingin dan kasar. Ini bukan dia yang aku kenal.

Hari demi hari, aku terus berada disamping nya, hanya ingin dia mengingatku kembali.

Tapi lagi dan lagi yang aku terima adalah bentakan, dan penolakan keras darinya.

Sekitar setahun aku terus melakukan hal yang sama, bahkan hingga ia sudah diperbolehkan untuk sekolah lagi, tapi sikap nya masih saja sama.

Dan pada akhirnya aku berhenti.

Ya aku berhenti, begitu mengetahui ia tengah berkencan dengan gadis lain disekolah ku.

Setelah sekian lama usahaku untuk mendapatkan nya kembali, tapi ini hasilnya? Sangat mengecewakan.

Aku benar-benar kecewa, marah, sedih, tidak terima dengan keadaan. Aku marah kepada takdir, yang membuat dia melupakan ku.

Semenjak hari itu, aku benar-benar berhenti menemuinya seperti yang biasanya aku lakukan sebelumnya.

Aku terus mengabaikannya, meskipun hatiku rindu kepadanya.

Biarlah dia mendapatkan kebahagiaan nya, walaupun harus aku yang merelakan dirinya.

"Woi, ngapain lo liatin gue dari tadi?"

Lamunanku buyar seketika. Kutatap pemuda yang ada dihadapanku saat ini.

Itu dia

Sebelumnya akan kuberitahu, namanya Jayden, biasanya dipanggil Jay. Dia kelas 12 IPA 1, sedangkan aku kelas 12 IPS 2. Dan yah, kami satu sekolah.

Dia menatapku dengan matanya yang tajam dan dingin itu. Ekspresi andalan nya ketika melihatku. Tidak seperti dulu, dia selalu menatapku dengan hangat, dan membuatku merasa nyaman. Huft, aku rindu padanya.

"Aelah malah ngelamun lo, dasar cewek freak." ujar Jay, sembari memutar bola mata dengan malas.

Aku langsung pergi tanpa membalas perkataannya.

Baru beberapa langkah aku berjalan, tiba-tiba saja tanganku dicegat.

"Lah malah pergi, lo kenapa sih?"

Aku menghembuskan napas, kemudian menatapnya. Dengan datar, aku menjawab

"Ga ingat? Kan lo sendiri yang nyuruh gue pergi dari hidup lo selamanya."

Setelah mengatakan itu, lantas aku hempaskan tangannya dan melanjutkan langkah ku menuju kelas.

Jay merasa bingung dengan dirinya sendiri. Ia merasa kecewa melihat reaksi dari cewek itu.

"Gue kenapa sih? Aneh banget." ucap Jay dalam hati.

Dilain sisi

"Anjirlah, ngapain coba ngeliatin dia daritadi. Goblok banget lo Sadena, bikin malu aja ishh." Sadena mengacak-ngacak rambutnya sembari mengerang frustasi.

Untung saja saat ini ia sedang berada di koridor yang sepi. Jika tidak, mungkin saja dia sudah jadi bahan tontonan siswa-siswa lainnya.

Dia adalah Sadena, atau kerap dipanggil Dena.

Bel masuk berbunyi. Mendengar itu, Dena langsung lari menuju kelasnya yang berada di lantai 2.

Tanpa ia sadari, ada seorang pemuda yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik nya. Kemudian pemuda itu berlalu menuju kelas nya.

~🥀🥀🥀~

Jay Park as Jayden

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jay Park as Jayden




To be continued...

Sampai jadi debu || Jay ENHYPENWhere stories live. Discover now