in sickness and in health

1.7K 247 39
                                    

Kamu tidak pernah sakit.

Baiklah, itu berlebihan, batinmu mengoreksi sendiri. Terakhir kali kamu sakit hingga separah ini sudah lama sekali, ketika Dottore menghantuimu dulu melalui mimpi dan untungnya ada Nahida yang membantunya.

Setelah itu, kamu tidak pernah mengalami sakit yang berarti. Hanya gejala yang ringan seperti flu, batuk, pegal-pegal, namun tidak pernah mencapai kondisi di mana kamu tidak dapat bangkit dari tempat tidur karena demam.

Jadi, ketika kamu bangun dengan tubuh yang panas, radang tenggorokan, serta tidak mampu mendudukkan tubuh tanpa merasa dunia ini berputar, kamu yakin akan satu hal.

"Waktuku sudah tiba," lirihmu.

Alhaitham menatapmu datar. "Anahita, kau hanya demam."

Pria itu mengganti kompres di dahimu dengan yang baru.

Kamu memejamkan mata dan merengek. "Aku sekarat, Haitham.. Hidungku mampet, tenggorokanku sakit, dan kepalaku sakit sekali..."

"Itu gejala demam," ulang Alhaitham sekali lagi, "Tighnari sudah mengatakannya tadi, kan?"

Alhaitham benar, Tighnari sudah kemari untuk memeriksamu atas permintaan suamimu. Seperti yang Alhaitham katakan, Tighnari menyimpulkan kamu hanya demam karena kelelahan. Kamu sedang melakukan penelitian yang amat memakan waktu dan tenaga, sehingga ini bukan hal yang mengherankan.

Masalahnya, setelah lama waktu berlalu pun, ada sesuatu darimu yang tidak pernah berubah, meski kini telah menjadi seorang lulusan Akademiya dan menjadi peneliti ternama di Darshan Amurta.

Sifat dramatismu itu.

Alhaitham memijat kepalanya dan menghela napas.



"Haitham, jika aku tidak bertahan hingga esok hari.. tolong ingat bahwa aku akan selalu mencintaimu—"

"Mhm," balas Alhaitham, mendengus pelan. Ia memijat kepalamu lembut, merasakan tingginya suhu tubuhmu. "Aku akan mengingatnya."

Nahida terkekeh geli, sementara di sampingnya ada Scaramouche—yang kini lebih memilih dipanggil 'Wanderer'— yang berlagak ingin muntah. Kamu bahkan tidak menyadari sang archon dan asistennya juga datang mengunjungimu dan menyaksikan betapa memalukan kelakuanmu saat sakit.

Alhaitham yakin kamu pasti akan sembuh tanpa harus meminta bantuan seorang Archon. Namun istrinya ini tidak bisa berhenti meracau bahwa ajalnya sudah dekat, sehingga Alhaitham terpaksa berubah pikiran.

"Maaf sudah merepotkan, Lord Kusanali," ujar Alhaitham. "Aku tahu kau sangat sibuk akhir-akhir ini."

Nahida tersenyum lembut.

"Seorang teman membutuhkan bantuan, bagaimana mungkin itu merepotkan? Kau dan Anahita telah banyak membantuku di masa lalu, ini hanyalah hal kecil jika dibanding kebaikan kalian padaku, selain itu—"

"Intinya dia tidak keberatan," sela Wanderer, merasa Nahida berbicara terlalu panjang hanya untuk berkata 'aku tidak merasa direpotkan kok'. "Bagaimana jika pengobatannya dimulai sekarang, Lord Kusanali?" tambah Wanderer. Dalam hati, Alhaitham ingin berterima kasih.

"Oh, benar! Ayo kita mulai sekarang," kata Nahida setuju. Wanderer berdiri di dekat sang archon bagai seorang penjaga. Sulit percaya bahwa dahulu mereka berada di sisi yang berlawanan.

Sensasi dingin yang membanjiri kepalamu pasti memiliki aura mistis, menipumu untuk sejenak berpikir bahwa kamu telah sembuh. Padahal, sebenarnya belum ada perubahan drastis dengan kondisi fisikmu.

Selama proses tersebut, Alhaitham menahan kepalamu dengan lembut, agar kamu tidak bergerak sedikit pun selama prosedur magis ini.

"Selesai," ucap Nahida. "Bagaimana perasaanmu?"

sweet home [al-haitham/reader] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang