14

3K 467 90
                                    

Jika harus diibaratkan, kamu seperti kucing yang seenaknya mengadopsi dirimu sendiri ke dalam rumah Haitham, menuntut diberi tempat tinggal dan makanan, namun masih tidak bersyukur dan suka mengeluh jika ada sedikit saja yang membuatmu tidak nyaman.

Haitham tidak mengerti, apa bagusnya dirimu sampai-sampai dia bisa tertarik padamu.

Haitham menatapmu yang sedang bergurau dengan Kaveh, lalu menyentuh Akasha miliknya.

'Akasha, apa aku tertarik dengannya?'

Akasha tentu tidak punya jawaban untuk itu.

"Tetap waspada," kata Tighnari mengingatkan. Hari semakin gelap, kalian sudah masuk jauh ke dalam hutan, rumah-rumah penduduk sudah jauh di belakang.

"Sebaiknya kita bermalam di sini dan melanjutkan perjalanan besok pagi," usul Haitham.

Tighnari menimbang usulan tersebut, lalu mengangguk.

"Berbahaya jika memaksakan perjalanan ini di malam hari. Kita cari tempat yang lebih aman dulu."

Rombongan kalian berjalan sedikit lebih jauh, sebelum Tighnari memutuskan tempat yang cocok untuk berkemah. Kalian menurunkan tas-tas bawaan, termasuk kamu, yang langsung merasa lega karena beban di bahumu hilang.

"Sakit?"

Kamu tersentak dan menoleh. Haitham ternyata sedang memperhatikan tanganmu yang memijat bahu.

"Ini bukan apa-apa," balasmu enteng.

"Kita harus menghidupkan api sebelum hari menjadi gelap. Dan kita juga butuh makan malam," ucap Tighnari.

Dengan cepat, Kaveh menyosor, "Aku akan mencari kayu bakar, Haitham dan Anahita bisa menangkap ikan atau berburu sesuatu untuk dimakan!"

"Ide bagus. Aku akan mencari tanaman yang bisa dijadikan bumbu dan aman untuk di makan," sahut Tighnari.

"Apa kau tidak apa pergi sendirian?" tanyamu pada Kaveh khawatir.

Haitham mengernyit, lalu menarik kerahmu pergi menjauh. "Dia laki-laki dewasa. Dia akan baik-baik saja."

"BERHENTI MENARIK KERAHKU!" serumu kesal.

"Maaf," balas Haitham, melepaskan kerahmu. Sekarang, jemarinya melingkari pergelangan tanganmu. "Ayo."

"Tunggu sebentar. Tighnari! Apa aku boleh pinjam ini?" Kamu berlari kecil ke arah Tighnari dan menunjuk busur yang disandarkan ke pohon.

Tighnari mengangkat alisnya, bertanya, "Kau tahu cara menggunakan panah?"

"Jangan aneh-aneh, bagaimana kalau kau berakhir melukai diri sendiri?" tanya Haitham yang menyusulmu. "Kita akan pergi ke sungai terdekat dan menangkap ikan--"

SHOOT!

Kamu menarik busur dan mengarahkan anak panah ke burung yang kebetulan sedang lewat di udara.

Burung malang itu terjatuh ke tanah bersama anak panahnya.

Sebegitu mudahnya.

Hening yang panjang terjadi setelah kamu memamerkan keahlian memanah yang tak seorang pun tahu selama ini. Haitham mematung, Tighnari mengerjap terkesan, Kaveh sudah menganga seperti melihat hantu.

"Hehe, percaya padaku sekarang?" tanyamu pada Haitham.

***

Haitham tidak menyangka dalam kegiatan berburu kecil-kecilan ini, justru malah dia yang sekarang tidak berguna dan tidak melakukan apa-apa. Ia hanya mengikuti kemana kamu pergi, mengamati caramu memanah burung dengan lihai.

sweet home [al-haitham/reader] ✔️Where stories live. Discover now