13 : Zian and His Anger

84 13 5
                                    

Vote dan Comment Jusseyo!
Happy Reading, Semoga kalian suka sama chapter ke tigabelas ini. Kalau ada typo boleh tolong di tandai yaa gais. Maacii 🙏🏻😘💖

.

.

.

"Avoid"

Lunetta baru saja keluar dari kamar mandi setelah mencuci muka dan menyikat giginya. Ia kemudian mendudukkan diri di ranjang dengan raut wajah yang memancarkan kesedihan. Lunetta sebenarnya sangat ingin bertemu dengan Zian dan mengucapkan kalimat maafnya, akan tetapi Lunetta masih terlalu takut dengan respon yang akan Zian berikan kepadanya.

Saat Lunetta masih melamun dengan pikiran yang berisik, tiba – tiba pintu kamar milik Lunetta di buka dengan kasar dan menampakkan sosok Ziandru Fileas yang sudah berdiri di ambang pintu dengan raut wajah dingin. Lunetta spontan berdiri dari duduknya karena terkejut akan kedatangan Zian yang semakin dalam memasuki kamar miliknya.

"Kak Zian," Panggil Lunetta pelan sembari mendekati Zian yang kini tengah menatap tajam ke arahnya.

Lunetta yang sudah berhadapan langsung dengan Zian lalu mencoba untuk memegang lengan milik suaminya itu. Akan tetapi, tindakan tersebut langsung di tepis oleh Zian dengan gerakan yang kasar.

"Kak Zian, aku minta maaf. Maafin aku kak." 

Zian memejamkan matanya sejenak kala mendengar permintaan maaf yang terucap dari mulut Lunetta. Bayangan saat Alfa mencium Lunetta muncul begitu saja di dalam otaknya, membuat dirinya langsung membuka mata dengan gejolak amarah yang kembali muncul.

"Gue paling nggak suka apa yang sudah menjadi milik gue di sentuh orang lain!"

Lunetta tidak mengerti maksud dari kalimat yang diucapkan oleh Zian, yang Lunetta tahu hanya Zian yang sekarang ini menarik tangannya dan mendorongnya hingga jatuh ke ranjang miliknya. Lunetta terkejut ketika melihat Zian yang sudah berada di atasnya dengan kilatan mata yang tajam dan menusuk hingga menembus penglihatannya, dimana dia melihat emosi yang terpancar di dalamnya.

"Kak Zian . . ."

Zian tidak menjawab panggilan Lunetta, dan memilih untuk mengusap bibir milik istrinya itu dengan kasar. Wajah Zian mulai mendekat ke arah Lunetta menyebabkan bibir keduanya bertemu. Kali ini, Zian mencium labium milik Lunetta dengan kasar, sama sekali tidak ada kelembutan di sana membuat Lunetta menepuk keras pundak Zian untuk meminta suaminya menghentikan kegiatannya. 

Pada dasarnya, apa yang Zian lakukan saat ini kepada Lunetta sebagai bentuk untuk menghapus jejak bibir Alfa yang dengan kurang ajar mencumbu bibir istrinya. Ciuman itu semakin intens dengan diringi lumatan – lumatan kasar yang Zian berikan. Sampai lima menit berlalu, Zian kemudian menyudahi perbuatannya dan langsung pergi meninggalkan Lunetta yang masih mengatur nafasnya. 

🦢🦢🦢


Setelah kejadian malam itu, Lunetta dan Zian seperti orang asing. Tapi dalam hal ini, Zian lah yang menjaga jarak dengan Lunetta, laki – laki itu sama sekali tidak mau berbicara atau bertegur sapa dengan Lunetta. Bahkan beberapa hari belakangan ini, Zian selalu saja pulang tengah malam yang membuat Lunetta tentu saja mengkhawatirkan pola makan dan kesehatan suaminya, pasalnya ketika Zian berangkat kerja suaminya itu sama sekali tidak memakan masakan yang dia buat dan pada saat pulang pun, makan malam yang sudah Lunetta siapkan sama sekali tidak di sentuh oleh Zian.

Pada akhirnya Lunetta memilih untuk berkonsultasi dengan Agas untuk meminta sedikit saran agar hubungannya dengan Zian bisa membaik seperti dulu. Lunetta memilih bercerita kepada Agas karena adik iparnya itu yang mengetahui semua permasalahan di antara dirinya dan juga Zian, apabila ia harus meminta pendapat mertuanya sudah pasti nanti akan melebar kemana – mana untuk itu Lunetta lebih memilih menumpahkan semuanya kepada Agas.

HIMWhere stories live. Discover now