Part 21

421 36 0
                                    

Iris membuka matanya perlahan. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah sebuah kamar yang terbengkalai, gelap dan sunyi. Iris turun dari ranjang dan berlari menuju pintu.

Iris membuka pintu kamar itu, kemudian berlari keluar. Luar kamar tadi juga sama gelapnya karena jendela-jendela di sana tertutup oleh kain, tetapi sinar matahari masih bisa masuk sedikit melalui celah atap yang bolong. Iris tidak kepikiran membuka tirai itu dulu, yang ia pikirkan sekarang adalah cara untuk keluar dari sana secepatnya.

Iris berlari menyusuri lorong rumah itu dan berhasil menemukan tangga menuju bawah. Iris menuruni tangga itu dengan hati-hati. Alangkah terkejutnya Iris karena dia kembali lagi ke lantai tempat dia sebelumnya. Iris panik dan kebingungan. "Tidak mungkin, kenapa ini bisa terjadi!? Aku yakin tadi pergi ke bawah melewati tangga itu, tapi mengapa aku bisa kembali lagi ke sini!?"

Iris tidak menyerah, kembali menuruni tangga itu. Lagi-lagi sama seperti tadi, tubuh Iris langsung merosot ke lantai. Iris menangis dan memeluk dirinya sendiri. Suara langkah kaki membuatnya mendongak. Luke berdiri di depannya dengan senyum menakutkan.

Iris bangkit berdiri, mencoba kabur. Tetapi sayang, gerakannya tidak lebih cepat dari Luke yang kini sudah membopong tubuhnya dan membawanya kembali ke kamar itu. Iris memberontak dengan memukuli punggung vampir itu. Pukulan yang jelas tidak terasa oleh Luke.

Luke membanting tubuh Iris ke ranjang hingga membuat gadis itu merintih, beruntung kaki ranjang itu tidak patah lalu Luke menindih tubuh Iris. Luke mengunci kaki dan tangan gadis itu. Luke tertawa memamerkan taring vampirnya.

"LEPASKAN AKU!"

"Sstt ... Mangsaku harus penurut. Kau sudah tidak sabar untuk ini, kan? Mengaku saja agar aku bisa langsung memberi apa yang kau mau!"

Iris meludah tepat ke wajah Luke dan menatap tajam ke arah vampir itu. Luke menutup matanya, menahan amarah. Membuka matanya dan memberi tatapan mematikan kepada Iris.

"Untuk ukuran gadis manusia, kau cukup berani juga. Bukan masalah karena kau mangsa berhargaku. Kita lihat, apakah kau masih bisa menampilkan ekspresi itu setelah yang aku lakukan ini?!"

Luke merobek baju Iris, kemudian mendekatkan mulutnya ke leher Iris. Iris memberontak sekuat tenaga. Tubuh Iris menegang tatkala merasakan dua benda lancip mencoba menembus kulitnya. Air mata Iris turun. 'Adam ... Tolong ... Tolong selamatkan aku ....'

" ... ARGH ...."

Panas menjalar dari leher hingga seluruh tubuh Iris. Luke menghisap darah gadis itu rakus, tanpa menyadari Iris yang mulai kejang. Mata Iris keduanya bewarna putih, tubuhnya kejang tidak terkendali. Luke baru melepas gigitannya saat Iris berteriak keras tepat di telinganya. Ya, Iris sedang mengalami proses menjadi vampir.

"IRIS!"

Belum Luke menoleh, tubuhnya tiba-tiba terlempar keras menabrak jendela hingga kaca di sana pecah. Ash datang menyelamatkan Iris namun sedikit terlambat. Ash mendatangi Luke yang tak berdaya itu, lalu Ash mengangkat Luke tinggi-tinggi dan melemparnya keluar jendela. Luke tidak punya kesempatan sama sekali untuk membalas Ash.

Teriakan memekikkan telinga terdengar jelas di telinga Ash. Perlahan tubuh Luke terbakar oleh sinar matahari dan seketika berubah menjadi debu yang berterbangan di udara. Ash mendekati Iris yang masih kejang itu. Urat-urat bewarna hitam menonjol dari balik kulitnya.

"Sial, aku terlambat datang menyelamatkannya! Proses perubahan ini pasti sangat menyakitkan!"

Ash mengeluarkan taringnya dan mendekap tubuh Iris. Pergerakan Iris membuat Ash kesusahan mencari tempat untuknya menghisap racun vampir di tubuh Iris. Ash kembali membaringkan Iris ke ranjang itu lalu ia menindih tubuh itu. Tidak benar-benar menindihnya karena perbedaan ukuran tubuh mereka. Ash menahan tangan serta kaki Iris dengan kuat.

My Boyfriend Is A Vampire Hunter (END)Where stories live. Discover now