Part 16

449 39 0
                                    

Sesaat sebelum Amelia dan Alexander menemukan mereka, Adam dan Emma masih mengejar kelinci kecil itu hingga Adam menarik tangan Emma untuk bersembunyi di balik pohon di sana. Emma menatap heran kakaknya yang wajahnya pucat pasi lalu mengikuti arah pandang kakaknya itu. Emma reflek menjerit keras.

Adam membungkam mulut Emma, namun terlambat. Vampir yang sebelumnya sedang meminum darah dari induk rusa, mendengar jeritan itu. Vampir itu pun berdiri dan memperhatikan sekitarnya, sementara Adam dan Emma lari dari sana.

Vampir itu mengandalkan indra penciumannya yang tajam, mendeteksi keberadaan mereka dengan mencium aroma darah yang tertinggal di udara. Setelah menemukan ke mana arah sumber aroma itu, langsung saja vampir itu berlari mengejar Adam dan Emma.

Di tengah acara lari kedua anak itu, sang adik atau Emma terjatuh akibat tersandung batu. Emma pun merintih, "ouchh!"

"Emma ... Kamu baik-baik saja?!"

"Kakak, kakiku sakit sekali!"

Adam kebingungan, mata bocah itu mencoba mencari tempat sembunyi dan berhasil menemukan semak belukar yang cukup tinggi. Adam membantu Emma berdiri, menuju semak itu dan bersembunyi di sana.

Adam memeluk adiknya dengan erat dan mencoba menenangkan adiknya itu agar berhenti menangis karena telinganya mendengar suara langkah kaki vampir itu mendekati tempat bersembunyi sekarang.

"Kakak, apa kita akan selamat?"

"Kita akan selamat, kamu tenang saja!"

Adam mengintip vampir itu yang berdiri tak jauh dari sana. Adam menutup matanya rapat-rapat, pasrah jika dirinya ditemukan vampir itu. Adam dan Emma meringkuk saling memeluk.

Adam membuka matanya kembali ketika mendengar suara  orang tuanya. Vampir itu sudah tidak ada di sana, tetapi Adam masih takut untuk keluar dari persembunyiannya. Alhasil, Adam dan Emma terus meringkuk di sana menunggu ayah dan ibunya datang menjemput mereka.

Namun itu tidak seperti yang ia harapkan. Kedua orang tuanya memang berhasil menemukan mereka, akan tetapi gagal menyelamatkan nyawa mereka sendiri. Adam menyaksikan kedua orang tuanya tewas di depan matanya.

Vampir itu berjongkok di dekat tubuh Amelia yang sudah tidak bernyawa itu. Vampir itu mendekatkan mulutnya ke leher Amelia. Adam tidak dapat melihat wajah vampir itu karena matanya terus di genangi air mata. "Ayah ... Ibu ...," Lirihnya.

Suara tembakan terdengar. Adam mengusap air mata di kelopak matanya untuk memperjelas pandangannya. Vampir itu berdiri dan menyentuh dadanya. Adam melihat samar-samar cairan menetes dari tangan vampir itu yang jatuh ke tanah. Tak lama, beberapa orang datang dan menodongkan senjata mereka ke arah vampir itu.

Lalu, salah satu dari mereka melempar sebuah belati hingga mengenai leher belakang vampir itu. Vampir itu pun mengeram keras lalu balik melakukan serangan kepada salah satu pria yang tadi melemparkan belati padanya. Sebelum vampir itu mengayunkan cakarnya, pria satunya lagi menembakan peluru ke tubuh vampir itu secara bertubi-tubi. Vampir itu sempat ambruk ke tanah setelah itu langsung melesat pergi.

"Cih, dia kabur! Apa perlu kita mengejarnya?"

"Tidak perlu. Lebih baik kita mengurus mayat-mayat ini dulu!"

"Aku dan Darren akan membawa mayat-mayat ini ke mobil. Kalian berdua tolong periksa di sekitar sini apakah masih ada korban lainnya atau tidak!"

Sebelum dua orang pria dari keempat orang tersebut membawa jenazah Amelia dan Alexander, Adam keluar dari semak-semak dan mencegah mereka. Sontak orang-orang itu menatap ke arahnya dengan terkejut. Salah satu dari mereka menghampiri Adam.

My Boyfriend Is A Vampire Hunter (END)Where stories live. Discover now