Part 2

1.4K 79 17
                                    

Seorang pria dengan kaos putih lengan pendeknya terlihat sedang asik menonton televisi. Ponselnya pun berdering tanda ada pesan masuk. Membacanya dengan santai lalu terlonjak kaget.

"Dasar para vampir sialan! Mereka bahkan biasa membuat pria setangguh Frank sekarat!" Tanpa membalas pesan tersebut, pria bernama Adam Dalbert langsung mengambil kunci mobilnya dan keluar dari kamar apartemennya menuju markas para pemburu vampir.

Adam mengendarai mobilnya dengan kecepatan maksimal menuju hutan yang terletak di ujung kota tersebut. Sesampainya di hutan, Adam memakirkan mobilnya di suatu tempat yang tersembunyi lalu pergi ke markas mereka yang letaknya berada di bawah tanah di area hutan tersebut.

Seorang pria paruh baya menghampirinya yang baru juga datang. Wajah pria itu terlihat sangat khawatir. Kemeja yang digunakannya pun sudah penuh dengan noda darah yang entah milik siapa.

"Kenapa ini bisa terjadi padanya?!"

"Aku pikir Frank hanya lengah saat bertarung dengan vampir kelas menengah. Namun, lukanya cukup parah dan hanya kau yang dapat mengatasi lukanya itu karena aku tidak percaya yang lain kecuali kau."

Adam pergi ke ruangan Frank di rawat. Frank dalam kondisi tidak sadarkan diri dengan dadanya yang berdarah. Adam memakai sarung tangan lalu merobek baju Frank untuk melihat lukanya dengan baik.

"Berlando, ambilkan kotak medis sekarang juga!"

Pria bernama Berlando itu langsung mengambil dan menyerahkan kotak medis pada Adam. Adam pun mulai mengobati luka parah di dada Frank.

"Dia kehilangan banyak darah. Dia butuh donor darah sekarang. Berlando, tolong ambilkan sekantong darah juga sementara aku akan menjahit lebih dulu lukanya!"

Berlando dengan cepat bergegas melaksanakan perintah Adam. Karena dia tidak dapat membantu apa-apa untuk Frank, jadi dia rela menjadi pesuruh Adam untuk kali ini.

Adam menjahit luka Frank dengan sangat hati-hati dan berkonsentrasi. Dia bukan lah dokter, tapi dia waktu sekolah lebih mendalami tentang medis jadi sedikit-sedikit dia tahu dan ternyata berguna ketika ia mulai bergabung dengan organisasi pemburu vampir ini.

Berlando datang dengan sekantong darah di tangannya. Dengan cekatan, Adam mentranfusi darah tersebut ke tubuh Frank. Anggota lainnya masih menunggu di luar ruangan.

Segera, tubuh Frank tidak sepucat tadi. Adam melepas sapu tangannya dan membuangnya ke tempat sampah. Adam menarik nafas lega karena operasi kecilnya berhasil. Berlando memberitahukan tentang Adam yang sukses menyelamatkan nyawa Frank ke semua anggota yang masih setia menunggu di sana.

"Syukurlah! Adam memang pria yang berbakat!"

"Frank juga pria tangguh, akan sangat di sayangkan jika dia harus tewas!"

Pria paruh baya tadi memasuki ruangan rawat Frank dan melihat Adam duduk di sofa dan sedang menutup matanya. Ia tahu Adam tidak tidur. Pria itu menepuk pelan bahu Adam hingga Adam kembali membuka matanya.

"Kerja bagus, Adam. Kau hebat, Frank juga tangguh jadi itu jelas akan berjalan lancar!"

"Tidak perlu memujiku seperti itu. Aku hanya mencoba semampuku saja."

"Tapi itulah kenyataannya. Maaf karena aku menganggu waktu liburmu. Kau sudah merayakan ulang tahun adikmu?"

"Sudah, tapi aku tidak menunggu sampai acaranya selesai. Kau pun tahu aku tidak terlalu suka keramaian."

"Dan kau akan selalu menjadi orang yang seperti itu."

Pintu terbuka, masuklah anak buah Joseph dengan raut wajah kaget. "Tuan Joseph, apa anda sudah melihat berita?"

My Boyfriend Is A Vampire Hunter (END)Where stories live. Discover now