Sekolah dikenal sebagai tempat belajar menimba ilmu seperti yang biasa kita ketahui. Namun bagaimana jika belajar menjadi ajang kompetisi demi mendapatkan tahta tertinggi di sekolah? Le Diamond School, sekolah yang memiliki sistem dan perlakuan khus...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Elena!~~"
Baru selesai Elena meletakkan buku di dalam lokernya, ia harus kembali bersiap-siap lari dari 'lelaki' itu. Siapa namanya? Travis. Bahkan Elena tidak ingin mengingat namanya setelah perkenalan itu. Seharusnya ia tak setuju begitu saja saat mengajaknya berkenalan.
Menutup loker dan menguncinya, Elena segera berlari untuk sembunyi dimana pun itu tempat yang aman. Ternyata ruangan khusus anggota Grup Ruby sekolah sedang kosong. Ini kesempatan untuknya bersembunyi. Tenang saja, Elena juga anggota Grup Ruby sekolah. Bisa dibilang dari semua anggota yang lain, dialah yang paling ramah.
Apa itu Grup Ruby? Sebutan lain dari sepuluh siswa teratas yang memiliki prestasi, ranking, dan nilai di atas rata-rata. Pastinya kalian harus pintar untuk mendapat hak istimewa seperti ruangan khusus, makanan eksklusif dari kantin, waktu cuti yang bebas diambil, dan juga potongan biaya sekolah. Terdengar menarik? Tentu saja, itu karena kalian belum tahu apa yang harus Grup Ruby alami setelah mereka menjadi anggota.
Rajin mengikuti olimpiade, mempromosikan sekolah, lebih rutin merawat diri (menjadi good looking), melatih manner, menggantikan peran guru saat tidak ada, wajib mengerjakan semua tugas yang diberi, dan masih banyak lagi. Seperti mimpi buruk bagi para murid. Bersama dengan semua itu, Elena yang menduduki peringkat 3 ranking paralel sekolah harus menghadapi satu penggemar laki-laki-nya yang jauh lebih gila dari yang lain.
Penggemarnya bukan hanya lelaki itu. Elena memiliki ribuan lebih penggemar di sekolah-tidak tahu jika di luar-sebelum kehadiran Travis. Tak pernah ia sampai harus bersembunyi seperti ini? Dia memang sedikit gila, murid baru itu, Elena harus segera menyingkirkannya tanpa harus mengotori tangan sendiri.
"Elena!~ Kamu di dalem? Aku juga mau masuk, ya? Elena!~" sementara Travis masih mencoba membuka pintu yang terkunci oleh sidik jari ini. Keamanannya ketat sekali. Padahal ini masih di kawasan sekolah.
"Ngapain lo? Ini bukan tempat lo." Suara tegas dan menyeramkan itu adalah suara Zion, sang raja yang menempati peringkat 1 ranking paralel sekolah ini.
Dari kedua mata Zion itu sudah terlihat jelas, dia tidak menyukai keberadaan Travis. Tepatnya ia tak suka saat murid selain anggota Grup Ruby berada di sekitar wilayah Grup Ruby. Di matanya, grup ini sudah seperti tahta. Banyak perjuangan yang ia lakukan untuk mendapatkan posisi pertama di grup ini.
"Eh? Oh.. gue cuma mau manggil Elena. Lo kalo mau masuk, masuk aja." Mendengar nada bicara Travis yang begitu santai, Zion semakin tak menyukai lelaki itu.
Tak peduli dengan yang lain, Zion melanjutkan langkahnya sampai menyenggol bahu Travis. Sebenarnya ia sengaja, karena lelaki itu juga berada di jalannya. Hampir saja Travis membalas dengan tonjokkan tangan yang baru akan melayang darinya, sampai seorang anggota Ruby lainnya muncul dengan memandangnya penuh heran. Travis juga mengetahui namanya, Matteo. Ia sudah hafal seluruh sepuluh anggota Grup Ruby sekolah.