18.

518 91 14
                                    

Bab 18

*tolong koreksiin typo~

Setengah batang dupa

Di akhir pertempuran, elang angin merah tergeletak di tanah dengan bekas luka dan sekarat. Bulunya yang mengkilap berlumuran darah. Mata elangnya yang dulu hitam dan tajam penuh ketakutan saat bertemu dengan sosok Chen Liuhao.

Dan Chen Liuhao memasukkan pedang ke sarungnya dengan anggun, merapikan keliman bajunya yang sedikit berantakan, lalu berbalik untuk melihat Bai Yizhen.

Bai Yizhen memegang akar rumput di mulutnya dan menggoyangkan kakinya dengan santai. Ketika dia melihatnya berbalik, dia dengan cepat menepuk potongan rumput di pantatnya dan berdiri, lalu bergegas maju untuk menemuinya, memuji: "Er-shixiong, itu luar biasa!"

"Hn." Mata Chen Liuhao berkedip, dan dia tiba-tiba mengulurkan tangannya ke atas kepala Bai Yizhen.

Bai Yizhen terkejut, dia menutup matanya secara refleks, dan berniat menutupi wajah dengan tangannya. Tetapi setelah berpikir lagi, Chen Liuhao tidak akan memukulnya, jadi tidak ada yang perlu ditakutkan.

Merasakan sedikit gerakan di rambutnya, Bai Yizhen membuka matanya dengan hati-hati, hanya untuk melihat Chen Liuhao mencabut daun mati dari kepalanya. Daun mati itu perlahan lewat di antara jari-jari Chen Liuhao, dan itu melayang turun, berputar kearah rumput dibawah.

*internal scream--

"Ahem," Bai Yizhen menebak bahwa daun itu mungkin tersangkut ke rambutnya saat dia melarikan diri di hutan, jadi dia hanya bisa mengganti arah tangan yang akan melindungi wajahnya untuk berpura-pura menyentuh hidung, mengatasi rasa malunya.

Tingkah lakunya yang kekanak-kanakan membuat mata Chen Liuhao yang selalu dingin diwarnai dengan senyuman seperti es dan salju yang mencair. Tapi sayang senyuman itu menghilang dalam sekejap. Begitu cepat bahkan orang di depannya pun tidak melihatnya.

"Er-shixiong, ayo kembali!" kata Bai Yizhen.

"Hn." Chen Liuhao mengangguk, lalu menyiapkan pedang abadinya.

Saat keduanya hendak pergi, Bai Yizhen tanpa sengaja melirik elang angin merah. Baru pada saat itulah dia ingat tujuan perjalanannya. Setelah menonton pertunjukan yang luar biasa barusan, dia benar-benar lupa untuk mengumpulkan binatang roh.

"Er-shixiong, tunggu sebentar. Kamu kembali dulu, ada hal lain yang harus aku lakukan." Bai Yizhen memasukkan pedangnya kembali.

Melihat gerakannya, Chen Liuhao mengerutkan kening, tetapi dia juga memasukkan pedangnya kembali ke sarungnya dan bertanya, "Ada apa?"

Bai Yizhen berpikir sejenak dan berkata, "Aku datang ke lembah binatang buas untuk mencari binatang roh."

Chen Liuhao mengangguk, lalu menatap elang angin merah yang tergeletak di tanah dan bertanya, "Bagaimana?"

Bai Yizhen menggelengkan kepalanya, elang besar penuh dengan bekas luka, bagaimana dia bisa menggunakannya untuk Shen Meng lusa, dan menjawab: "Cederanya terlalu serius, dan terlalu jelek."

Begitu dia selesai berbicara, elang yang sekarat mengangkat kepala, matanya penuh amarah. Elang ini memiliki tubuh yang kuat dan postur terbang yang anggun. Itu adalah binatang paling tampan di seluruh lembah binatang buas, tidak ada bandingannya. Beraninya kamu menyebut elang gagah ini jelek, kamu jelek, dan seluruh keluargamu jelek.

“Sangat mudah untuk menangani cedera serius.” Chen Liuhao merenung sejenak, lalu mengeluarkan pil ramuan berwarna hitam dari kantong Qiankun miliknya dan meletakkan benda itu di telapak tangannya. Bau amis yang aneh langsung masuk ke lubang hidungnya.

[BL]Shizun yang Menjahati ProtagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang