44.

360 78 20
                                    

Bab 44

*kindly summon Goulong21 and Vhie143
Vote, kalo gak vote gue lempar sendal dari sini🩴

Bai Yizhen mengepalkan pedang di tangannya dan bergegas keluar lagi.

Ular berbisa penelan langit yang telah kehilangan bunga parasit jadi menggila, kehilangan akal sehatnya, dan bahkan tidak menyadari kalau seseorang datang di sebelahnya.

Ular itu hanya mengangkat kepalanya dan meraung membabi buta. Darahnya berlumuan di mana-mana, tampak seperti pilar daging merah besar yang bergetar dari kejauhan.

Bai Yizhen tidak tahan melihatnya seperti ini. Memotong bunga parasit di kepalanya mungkin sama menyakitkannya dengan mengamputasi anggota tubuh.

Daripada membiarkannya menderita siksaan seperti itu, mengirimnya ke akhirat mungkin bukan hal yang buruk.

Bai Yizhen menutup matanya, dan dengan jantung yang berdebar, dia mengeluarkan pedangnya. Setelah mengalirkan energi spiritual yang cukup, dia menebasnya dengan keras.

Ada jeritan menyedihkan lainnya.

Mendengar ini, hatinya mati rasa. Jadi dia hanya menutup panca inderanya dan mengayunkan pedangnya lagi.

Dia tahu bahwa ular berbisa penelan langit memiliki tubuh yang besar, jadi dia yakin bahwa satu pukulan tidak akan membunuhnya. Dia tidak membuka matanya, dan terus menebasnya sampai tidak ada suara sama sekali, barulah dia perlahan membuka matanya.

Ular berbisa penelan langit lumpuh di tanah. Tubuh bagian atasnya seperti tumpukan daging busuk. Karena Bai Yizhen memotongnya dengan mata tertutup, jadi tubuhnya yang besar penuh luka di segala arah, yang semuanya cukup dalam untuk dilihat tulangnya.

Tendon putih, daging merah muda, darah merah, sisik hitam...

Mata ular merah itu sepertinya masih menatapnya, enggan untuk mati.

Tampaknya pil wewangian di mulutnya telah kehilangan efeknya, atau pemandangan didepannya yang begitu menakutkan sampai membuat Bai Yizhen muntah di tempat.

Dia muntah di punggung ular itu untuk waktu yang lama. Memuntahkan semua yang dia makan saat makan siang, dan bahkan memuntahkan cairan empedunya.

Dabai tidak menertawakannya kali ini, tetapi bertanya dengan sedikit cemas, "Hei, kamu baik-baik saja?"

Bai Yizhen tidak menjawabnya, dia hanya merasa kalau seluruh tubuhnya tidak memiliki kekuatan. Setelah berjongkok untuk waktu yang lama, dia mendapatkan kembali vitalitasnya.

Perlahan, dia mengambil pil Qingxiang lagi, beristirahat sebentar, lalu berjalan menuju Shen Meng setelah dia mendapatkan kekuatan. Dia mengulurkan tangannya untuk memeluknya, menemukan atap yang bersih, mencari obat luka dari kantong qiankun, menyembuhkan cederanya, dan memberinya kekuatan spiritual.

Setelah semuanya beres, Bai Yizhen mencari ramuan itu lagi. Mengguncang Shen Meng dengan lembut, dan memanggil: "A-Meng, A-Meng..."

Melihat kalau dia tidak menanggapi, dia hanya bisa membuka mulut pucatnya yang tertutup rapat dan dengan paksa memasukkannya.

Seluruh tubuh Shen Meng kesakitan, dan dia dalam keadaan setengah sadar. Dia merasakan seseorang memeluknya, dan memanggil namanya. Suaranya begitu akrab, begitu akrab sampai dia tahu siapa itu.

Dia membuka matanya dengan susah payah, dan yang dia lihat adalah topeng putih keperakan yang kaku dan dingin.

Meski topengnya dingin, dia tahu bahwa orang di balik topeng itu memiliki hati yang hangat.

[BL]Shizun yang Menjahati ProtagonisWhere stories live. Discover now