"Ini apa sayang?" tanya taeyong sambil tersenyum manis.
"Didalam toples ini banyak gulungan
kertas, dikertas-kertas ini ada tulisan tulisan tangan jeno, banyak sekali harapan yang ngga bisa jeno ungkapin satu-satu ke papa dan bubu" ucap Jeno membalas senyuman taeyong.
"Papa dan bubu boleh buka gulungan kertas ini kalau lagi kangen jano, jeno cuma berharap papa dan bubu bahagia terus dan sayang sama jeno"
"Maaf karena jeno ngga bisa kasih hadiah mahal dan îndah untuk papa dan bubu" ucap Jeno sambil sesekali mengelus tangan papa dan bubunya.
Sebenarnya Jeno bingung waktu memikirkan akan membeli hadiah apa untuk kedua orang tuanya, tapi Jeno berusaha agar hadiah yang ia buat nantinya bisa membuat papa dan bubunya selalu mengingatnya.
"Sayang, ini lebih dari cukup kok
papa dan bubu ngga minta hadiah
yang mahal, ini semua jeno buat dengan tangan sendiri, dan bubu
mengapresiasi apà yang sudah jeno usahakan untuk membuat hadiah berharga ini"
"Bubu berharap jeno sehat selalu dan bisa sukses nantinya, bubu ngga minta banyak sama jeno tapi tolong bahagia ya nak" taeyong menatap wajah anak keduanya dengan mata berkaca-kaca.
Taeyong dari dulu selalu memikirkan bagaimana ketika kedua anaknya beranjak dewasa dan mulai bisa mengambil keputusan terbaik didalam hidupnya sendiri tanpa campur tangan kedua orang tuanya, bahkan taeyong tak pernah berfikir jeno akan secepat ini tumbuh dewasa.
"Papa sayang jeno karena jeno itu kuat dan mandiri, jeno ngga pernah bener-bener nyusahin papa selama îni, jeno selalu usaha sendiri dan papa senang dan puas sama bakat yang jeno perlihatkan selama ini" imbuh jaehyun sambil tersenyum hangat.
"bahagia selalu ya nak, papa mau kamu sukses dan bisa jadi apa yang kamu mau kedepannya" ucap jaehyun lalu mengelus rambut jeno lembut.
"Terimakasih sudah jadi orang
tua terbaik yang jeno punya" ucap jeno lalu tersenyum manis.
Jaehyun dan taeyong menarik tubuh
jeno untuk mereka dekap, jeno-nya
sudah dewasa, jeno-nya sudah banyak
membuat mereka bangga, tak ada yang lebih membahagiakan untuk
orang tua selain kebahagiaan anak
mereka.
Haechan berlari kedekapan taeyong,
haechan sudah menangis sedari tadi,
karena kedua orang tua angkatnya
dan kedua kakaknya yang saling
berbagi kebahagiaan, haechan menangis bahagia karena bisa dikelilingi orang yang begitu
menyayanginya.
Haechan sangat terharu sampai
melupakan hadiahnya yang tertinggal
dimeja, dan mungkin bisa haechan
berikan nanti setelah mereka sampai
di villa.
Haechan pernah merasa terpuruk
karena kehilangan kedua orang
tuanya, dan ketika mendapat
pengganti, ia diberikan kedua orang tua angkat yang menyayanginya dengan tulus, dan hal itu membuat haechan tak berhenti mengucap syukur.
"Jangan nangis sayang" ucap taeyong lalu mengusap pipi basah haechan.
"terimakasih karena papa dan bubu
mau jadi orang tua adek, adek cuma
berharap kalian selalu bahagia, maaf
karena adek belum bisa kasih apapun
untuk kalian" ucap haechan sambil sesekali mengelus tangan jaehyun dan taeyong.
"Adek tau? Papa dan bubu ambil adek untuk jadi anak kita bukan cuma karena adek anak dari kedua sahabat kita,papa dan bubu ambil adek juga karena kita pengen berbagi kebahagiaan sama adek " ucap taeyong lalu mengecup pipi anak bungsunya.
"Semenjak adanya adek,bubu banyak nerima kebahagiaan dan bubu bersyukur waktu itu kita ngga mikir panjang buat ajak adek kerumah"
"Bubu tau kalau adanya adek dihidup papa đan bubu itu jadi alasan kebahagiaan kita saat ini sayang" ucap taeyong lembut.
Taeyong mencoba membuat haechan mengerti kasih sayangnya yang sangat dalam padanya.
"Adek selalu berharap orang baik seperti papa đan bubu selalu bahagia dan dapat banyak kasih sayang"
"Adek ngga akan pernah nyesel mau kalian bawa kesini, adek selalu punya alasan bahagia akhir-akhir ini, adek sayang papa dan bubu sekali" haechan tersenyum manis menatap papa dan bubunya.
"aduh anak kesayangan papa nangis, papa sayang sekali sama adek, papa mau adek bahagia selalu sama kita ya sayang, papa berterimakasih karena adek mau jadi anak papa dan bubu" jaehyun membawa haechan kedalam pelukannya.
"Mungkin selama ini papa dan bubu masih belum bisa buat bahagia adek, kita minta maaf ya sayang, papa berharap sekali adek mau berbagi kebahagiaan sama kita" imbuh jaehyun sambil sesekali mengelus punggung haechan.
"Papa tau?, waktu papa datang kerumah, setelah pemakaman ayah dan papi, papa bawa adek kepelukan papa dan minta adek untuk jadi anak
papa, adek bersyukur karena dipertemukan dengan orang sebaik papa dan bubu, dulu adek berfikir adek ngga akan pernah ngerasain bahagia setelah ayah dan papi pergi, tapi ternyata tuhan kirim papa dan bubu buat jaga adek" haechan kembali terisak dipelukan jaehyun.
Jaehyun itu sosok yang jarang bicara, apalagi ia merasa kedua anaknya sudah bisa melakukan apapun sendiri, jaehyun akan menasehati kedua anaknya jika sudah salah, namun kedatangan haechan pada hidupnya mampu merubah segalanya, jaehyun begitu menyayangi haechan.
"Kalau sekarang ada orang yang tanya apa yang paling buat adek bahagia, adek akan jawab punya papa dan bubu di hidup adek saat ini" ucap haechan lagi.
"terimakasih karena papa dan bubu
selalu ngutamain kebahagiaan adek, sampai kapanpun adek ngga akan lupa semua yang udah papa dan bubu kasih".
Jaehyun tarik tangan taeyong untuk sama-sama memeluk tubuh haechan, jaehyun tak lupa mengecup kening haechan dan juga taeyong.
Haechan sangat bahagia memiliki keluarga yang begitu menyayanginya.
TBC 💚
Jangan lupa vote-nya 💚
YOU ARE READING
_Must Choose_ ^•^ [END] ^•^
RandomHaechan sudah tidak memiliki orang tua, dan ia diharuskan untuk hidup bersama dengan sahabat kedua orang tuanya, namun ada kedua anak yang tidak suka dengan kehadiran haechan disana. Haechan mampu tetap bertahan atau bahkan mengalah dan memilih hid...
chapter 44
Start from the beginning
![_Must Choose_ ^•^ [END] ^•^](https://img.wattpad.com/cover/344166333-64-k311058.jpg)