Waktu sudah menunjukan pukul 11.00 malam, lampu kamar haechan sudah tergantikan dengan lampu tidur disamping nakas, namun ada isakkan lirih dan begitu sakit terdengar dari kamar itu.
Rasa sedih dihati haechan kembali muncul karena sesaat setelah haechan memandang foto ayah dan juga papinya mambuat haechan kembali ingat masa-masa dimana dia hidup bahagia bersama kedua orang tuanya.
"Ayah lagi apa ya diatas sana, adek rindu yah, adek sedih yah tinggalin adek begitu aja, kalau aja waktu itu aku ngga lagi ujian pasti aku ikut ayah dan papi untuk perjalanan bisnis keluar negeri, dan sekrng aku lagi sama kalian diatas sana, aku hancur yah, aku ngga bisa hidup tanpa ayah, ayah do'ain adek supaya adek kuat ngejalanin semuanya dengan senyuman ya ayah"
"Papi kenapa papi ngga ajak adek pergi sama papi, papi udah ngga sayang adek ya?, adek nangis terus kangen sekali sama ayah dan papi, sekarang udah ngga ada lagi orang yang dengerin aku waktu aku ngeluh, waktu aku capek sama keadaan, papi udah bahagia ya sama ayah"
"Tapi ayah sama papi ngga perlu khawatir, adek sekarang punya papa dan bubu yang tulus banget sayang sama adek, ayah sama papi pasti bangga punya sahabat kaya papa dan bubu, ayah dan papi percaya adek anak yang hebat kan?"
"Ayah dan papi bobo yang nyenyak ya, adek juga mau bobo soalnya besok adek harus kuliah. Byebye ayah, papi, adek love you so much".
Gumaman gumaman kecil haechan sambil menatap foto kedua orang tuanya dengan sesekali menangis dan merasa dadanya begitu sakit.
Tangisan itu membawa haechan kedalam mimpi indah karena bertemu kedua orang tuanya.
✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨
Hari pertama kuliah haechan tidak sesuai apa yang ia bayangkan, haechan bahkan tidak fokus sama sekali pada hari ini, haechan terus saja melamun memikirkan bagaimana caranya agar dapat kerjaan dengan cepat agar ia bisa pergi dari rumah itu dan berhenti merepotkan papa dan bubu.
Kelas pertama maupun kedua berlalu begitu saja, dosen sudah beranjak dari tempat mengajarnya namun haechan masih saja melamun, semua itu tidak lepas dari penglihatan jaemin.
Jaemin dekati haechan dan memeluk pundaknya.
" mau sampe kapan lo ngelamun terus?" haechan menoleh dan sedikit terkejut.
"Ehh dosennya udah keluar ya jaemin" haechan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Udahlah, lagian apa sih yang lo fikirin, dari awal kelas sampe akhir lo tuh ngelamun mulu, banyak utang?" jaemin duduk disebelah haechan dan haechan menunduk sedih.
"Emm, sebenernya aku ngg papa sih, cuma emang lagi ngga fokus aja" jawab haechan mengarang.
"Lo kira gue percaya sama lo?" haechan menatap jaemin canggung.
"Ihh apaan sih jaemin orang aku beneran ngga papa" haechan membereskan buku nya kedalam tas.
"Lo ngga perlu bohong, cerita kalo punya masalah, siapa tau gue bisa bantu" ucapan jaemin membuat haechan merenung, haechan jadi berfikir mungkin benar jaemin bisa membantunya.
"Emm aku... aku lagi butuh kerjaan jaemin" jaemin tersenyum kecil laku menggandeng tangan haechan.
"Ayo ikut gue" haechan hanya menurut saat tanganya terus saja ditarik entah kemana.
Hingga beberapa menit haechan dan juga jaemin berhenti di sebuah caffe yang terletak tidak jauh dari kampus.
"Ayo masuk" lagi lagi haechan hanya menurut.
"Mbak" sapa jaemin pada waiters disana.
"Oh kak jaemin, cari pak bos ya, ada kok didalem masuk aja kak" jaemin mengangguk lalu kembali menggandeng haechan.
Jaemin masuk kedalam ruangan itu tanpa permisi dan omnya sedang duduk bersantai.
"Om" sapa jaemin membungkuk diikuti oleh haechan.
"Tumben kamu kesini, ada perlu?" tanya om minho kepada jaemin, jaemin hanya tersenyum.
"Om waktu itu pernah cerita lagi butuh karyawan, temen jaemin mau kerja om" lee Min Ho menapat lelaki yang berdiri disamping jaemin yakni haechan.
"Ohh ini orangnya? Namanya siapa?" tanya minho kepada haechan.
"Nama saya haechan pak" haechan tersenyum manis.
"Ini beneran temen?" tanya minho menggoda jaemin.
"Apasih om, haechan boleh kerja disini?" tanya jaemin.
"Kamu bukannya masih kuliah? Kok mau kerja" tanya minho kepada haechan.
"Saya butuh kerjaan ini pak"
"Memangnya ngga ganggu kuliah kamu?" tanya minho lagi.
"Emm itu kalau boleh disesuaikan sama jadwal kuliah saya pak"
"Oke, karena kamu temannya ponakan saya kamu saya Terima kerja disini" ucap minho sambil menyeruput kopinya.
"Seriusan diterima pak" tanya haechan semangat.
"Jaemin, besok ajak haechan kesini dan ajari apa aja yang musti dikerjakan, dan satu lagi suruh haechan panggil saya om, dipanggil pak saya berasa tua sekali" ucapan minho membuat haechan menyengir malu.
"Terimakasih banyak ya pak, ehh om, besok saya pasti kesini sama jaemin" minho mengangguk mengiyakan.
"Thanks ya om, besok jaemin kesini lagi" jaemin kembali menggenggam tangan haechan.
Setelah sampai didepan caffe jaemin menawarkan tumpangan kepada haechan namun haechan menolak dan bilang akan dinaik taksi saja, jaemin yang tidak ingin memaksa hanya mengiyakan apa yang haechan katakan.
TBC 💚
YOU ARE READING
_Must Choose_ ^•^ [END] ^•^
RandomHaechan sudah tidak memiliki orang tua, dan ia diharuskan untuk hidup bersama dengan sahabat kedua orang tuanya, namun ada kedua anak yang tidak suka dengan kehadiran haechan disana. Haechan mampu tetap bertahan atau bahkan mengalah dan memilih hid...
![_Must Choose_ ^•^ [END] ^•^](https://img.wattpad.com/cover/344166333-64-k311058.jpg)