Part 29

7.2K 1.3K 320
                                    


18.30 ...

Alex sangat santai menonton acara kartun dua bocah botak bersama keponakannya. Alex tak terlalu suka kartun tersebut sebenarnya, tapi karena keponakan tercinta ingin menonton kartun itu dia sebagai om yang baik tentu menurutinya. Dia masih sayang telinga jika harus mendengar teriakan Elisa karena Alex membuat cucu kesayangannya menangis.

"Om, kok gak kerja?"

"Duit yang kerja buat Om, bukan Om yang kerja buat nyari duit. Jadi santai aja. Lagian ini juga udah malem." Sahut Alex sedikit sombong. Tubuh yang awalnya duduk di atas sofa kini turun ke permadani dan merebahkan tubuhnya di samping sang keponakan.

"Kak Meli pasti gak mau sama Om Alex, Om Alex sombong."

"Sombong itu sifat yang gak semua orang punya, jadi Kak Meli pasti bangga sama Om." Alex menyisir rambutnya semakin terlihat sombong.

Elisa yang mendengar jawaban anaknya berdecih pelan, dia tak tahu kenapa dari dulu Alex tak pernah berubah sama sekali. Sifat narsis, sombong, tak punya otak masih melekat dalam diri Alex walaupun sudah dewasa. Bahkan kemarin saat dia tak sengaja bertemu Melisya di sebuah taman dan gadis itu bekerja, Elisa menyinggung masalah Alex. Melisya tampak tersenyum sangat lembut mendengar nama Alex. Elisa tak habis pikir bagaimana bisa Melisya yang pendiam, cukup manja, sopan dan mandiri merasakan jatuh cinta dengan Alex walaupun itu belum pasti benar-benar cinta tapi dari sorot matanya terlihat ada yang berbeda.

"Mama mau ke rumah Azzura, kamu ikut gak?" Tanya Elisa yang kini duduk disebelah anaknya. Alex tampak menimang ajakan Elisa, walaupun didalam hatinya berkata iya sedetik setelah Elisa mengajaknya.

"Boleh deh, sekalian mau nganter gitar Dev."

"Yaudah ayo, nunggu apa lagi?"

"Loh sekarang?" Tanya Alex memastikan. Elisa tertawa sangat hambar sebelum mengubah ekspresi wajahnya menjadi sangat datar menatap Alex.

"Ayo, sekalian beli martabak buat Meli." Alex sudah berdiri dan mengambil jaketnya diatas sofa. Elisa tersenyum miring sebelum ikut bersiap, untuk pergi ke rumah Azzura.

~~~

Dikediaman Gavril, Melisya tengah menyisir rambutnya cukup rapi malam ini. Azzura berkata Alex dan Elisa akan main ke rumah jadi Melisya sedikit berdandan agar terlihat cantik. Ya walaupun dimata Alex Melisya selalu menjadi gadis paling cantik dan menawan tapi tetap saja Melisya berhias diri. Merapikan sedikit anak rambut di dahinya dan selesai. Melisya sudah menyelesaikan riasan singkat dan naturalnya.

"Kak Meli?" Panggil Gerda pelan, Melisya menoleh dan tersenyum manis. Malam ini Gerda menginap di rumahnya setelah mendapat persetujuan dari Azzura. Bahkan perempuan itu tampak sangat antusias setelah mengetahui Gerda mantan kekasih Devnath.

"Aku gak enak disini kalau ada tamu. Aku pulang aja, ya."

"Gak apa-apa, yang dateng juga Dika, Kak Rafka, Alex sama Nevay. Kalau para om dan tante gak tahu sih dateng apa enggak. Lagian makin banyak orang makin seru, Gerda. Siapa tahu bisa deket lagi sama Dev, walaupun gak jadi pacar seenggaknya gak berjarak kayak sekarang." Sahut Melisya penuh pengertian. Jujur kalau melihat hal seperti ini Gerda berharap berjodoh dengan Devnath.

Alasannya sangat mudah diterima otak sebenarnya, karena dia sudah dekat dengan Melisya. Dimana setiap sosial media, cerita yang beredar banyak perseteruan antara saudara ipar membuat Gerda berpikir kalau saudara iparnya Melisya kemungkinan bertengkar sangat kecil. Mereka juga sudah saling mengenal dengan baik. Apalagi Melisya tipekal gadis lemah lembut, baik hati dan bisa menerima semua hal dengan pemikiran terbuka tak menggosip dibelakang. Sangat sulit menemukan saudara ipar seperti Melisya jadi Gerda berharap dia dan Devnath berjodoh.

Krisan Kesayangan (End) Where stories live. Discover now