Part 7

5.8K 1.1K 152
                                    


Alex masih berdiri ditengah panggung bersama kedua orang tuanya. Dia sebenarnya sudah sangat ingin turun dan menanyakan kabar Melisya langsung tapi karena ayahnya masih terus berbicara tanpa tahu cara berhenti membuat Alex harus menahan semuanya. Sampai, tiba saatnya Ridwan menutup pembicaraan dan meminta tamu undangan untuk berpesta baru Alex buru-buru turun dengan gaya tetap keren jangan sampai reputasi yang baru dibangun rusak karena acara terburu-buru berkemungkinan jatuh sangat besar.

Melisya menatap Alex yang berjalan kearahnya dengan kedipan mata sangat cepat. Dia berusaha terlihat biasa saja namun sepertinya gagal karena Devnath menyenggol lengannya menggunkan siku, Melisya memang sedari tadi selalu menelan ludah apalagi saat Alex menatap matanya sangat dalam.

"Halo, Meli. Gimana kabarnya?" Tanya Alex sembari mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Melisya.

Perlahan Melisya menatap tangan Alex yang masih terulur, dia melihat jari kelingking lelaki itu sudah ada cincin yang melingkar. Entah kenapa dia sedikit tak terima saat teman masa kecilnya kemungkinan besar sudah menikah atau tunangan mungkin. Tak mungkin lelaki single mengenakan cincin dijari manisnya.

"Mel?" Panggil Alex pelan.

"Eh, baik kok." Sahut Melisya cepat dia segera menjabat tangan Alex di iringi senyum manis. Mereka saling bertatapan dengan detak jantung Alex semakin menggila, kulit sangat halus dan lembut terasa sangat dirawat memang.

Pipi yang masih chubby dan kemerahan, rambut panjang tergerai, bibir tipis berwarna pink muda, mata bulat dengan bulu mata lentik, kulit putih mulus tanpa noda, tinggi semampai yang sangat pas untuk dipeluk. Sungguh Melisya sangat cantik dilihat dari jarak dekat, benar-benar gadis yang nyaris sempurna.

Melisya juga sama dia menatap Alex tanpa berkedip, lelaki gembul dulu kini berubah menjadi lelaki dewasa yang sangat tampan. Tubuh tinggi jangkung agak kurus tak kekar seperti orang-orang yang sering keluar masuk gym.

"Gak usah lama-lama jabat tangannya. Belum suami istri." Azzura melepaskan jabatan tangan anaknya dan Alex cukup kencang.

Alex tersenyum malu-malu sedangkan Melisya menatap ibunya tak terima. Baru juga bertemu dan belum tentu Alex masih sendiri sudah membicarakan masalah seperti itu. Dan juga Melisya memiliki kekasih walaupun keluarganya belum ada yang tahu. Tapi tetap saja Melisya harus menjaga hati Zavy.

"Kalian ngobrol aja. Daddy juga mau ketemu temen, Dev temenin Nevay sebelum adikmu bikin ulah." Gavril menatap Nevay yang duduk menatap gelas berisi vodka disana. Dagunya bertumpu pada meja membuat dia terlihat sangat imut.

Devnath mengangguk, dia meninggalkan kakaknya dan Alex untuk menemani Nevay. Gavril dan Azzura juga sudah pergi menemui teman-temannya. Tertinggal Alex dan Melisya yang masih berdiri berhadapan tanpa berbicara sepatah katapun. Melisya yang tak pandai memulai obrolan kecuali tahu setiap harinya jadi ada bahan yang ditanyakan kini membisu. Alex juga sama, dia ragu untuk memulai obrolan darimana.

"Mel, mau minum?" Tanya Alex menunjuk minuman yang ada diatas meja tak jauh dari posisi mereka. Melisya ikut menoleh menatap tempat yang ditunjuk Alex, kepalanya mengangguk pelan sebelum berjalan lebih dulu.

Alex mengikuti dari belakang menatap gadis itu dari belakang, nampak sangat imut dengan perbedaan tinggi mereka yang cukup jauh. Sesekali Melisya menoleh untuk memastikan apakh Alex masih ada dibelakangnya atau tidak, dia cukup canggung setelah lama tak bertemu. Bahkan cara berjalan saja sepertinya Melisya merasa ada yang tak beres, tak seperti biasanya. Dulu saat masih pendekatan dengan Zavy tak sampai seperti itu rasa canggungnya. Dan yang membuat Melisya semakin canggung adalah setiap kali Melisya curi-curi pandang menoleh bertepatan dengan Alex yang juga menatapnya dan tersenyum sangat lembut.

Krisan Kesayangan (End) Where stories live. Discover now