R. [12] Fakta Isu.

Start from the beginning
                                    

"Mau tahu aja apa mau tahu banget?" ejek Vyca yang semakin membuat Kay penasaran.

Rasanya Kay ingin memukul kepala Vyca dengan sendok yang tengah dirinya pegang. Genggamannya mengepal dengan kuat. "Siapa?" kata Kay dengan penuh penekanan, memaksa Vyca untuk menjawab pertanyaannya.

"Secret." Vyca mengacungkan jari telunjuk tangan kanannya di depan bibir.

"Vyca! Kasih tahu gue siapa yang udah ngasih tahu lo?"

"Kenapa sih emang?" Vyca menaik turunkan alis karena Kay masih bersikeras menunggu Vyca memberitahu dirinya siapa yang telah memberitahu Vyca jika Kay telah bertunangan dengan Deon.

"Oke. Gue kepo. Siapa yang ngasih tahu lo?"

Vyca tertawa merasa menang, akhirnya ia menghela pelan. "Pak Arga." Jawabnya dengan santai.

Kay mengerutkan alisnya bingung, "Kapan lo ketemu sama Pak Arga?"

"Minggu kemarin, pas lagi joging di tempat biasa."

"Ko bisa ketemu?"

Vyca mengangkat bahu tidak tahu kenapa ia bisa kebetulan bertemu dengan Arga. "Mana gue tahu? Tiba-tiba dia minta izin duduk di kursi yang lagi gue dudukin."

"Ko bisa, ya?" Kay masih mengerutkan alis bingung tengah memikirkan kebetulan itu.

"Udah nggak usah dipikirin sampe segitunya juga kali, lo kebiasaan banget sih suka mikir kejauhan gitu." Vyca mengibaskan tangannya di depan wajah Kay agar temannya melupakan kejadian itu.

Kay menoleh ke arah Vyca dan mulai menghilangkan pikiran soal Vyca dan Arga. "Maaf, lo tahu sendiri gue anaknya gampang kepikiran, kan?"

"Makanya ilangin kebiasaan buruk lo itu."

"Kenapa emangnya?"

"Penyakit, Kay. Bisa-bisa lo sakit kalau punya kebiasaan kayak gitu."

Kay terdiam memikirkan ucapan Vyca yang benar-benar selalu terjadi dengannya.

"Gimana keluarganya Pak Deon? Baik?" Vyca mengalihkan pembicaraan agar Kay bisa memikirkan hal lain.

"Baik. Tapi─" rasanya Kay enggan memberitahu soal Mamah tirinya Radeon yang sangat tidak suka dengannya. Karena Vyca pasti akan langsung menyuruh dirinya untuk mundur dari pernikahan ini.

"Tapi, kenapa?" Vyca menaikkan alisnya karena Kay tiba-tiba memotong ucapannya.

"Nggak, bukan apa-apa." Kay langsung menggeleng dan tidak ada niat memberitahu temannya sampai waktunya tiba untuk ia beritahu pada temannya itu.

Vyca mengerutkan alis merasa ada hal yang Kay sembunyikan lagi darinya, kemudian ia tersenyum dan percaya dengan temannya itu. "Gue kira apa."

Kay hanya tertawa kecil kemudian meminum minumannya hingga tandas.

・⁠・⁠・

Deon tengah memperhatikan Kay di seberangnya yang sedang menatapnya juga dengan pandangan bingung.

"Tidak bisakah kita menikah sekarang?"

Kay menurunkan pandangannya dengan degup jantung yang berdetak dengan keras. Ucapan itu lagi yang pertama ia dengar dari bibir cantiknya Deon. Kay meletakkan kedua sendok yang ia genggam ke meja, dan berusaha menetralkan detak jantungnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 04 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

RadeonWhere stories live. Discover now