18. Rasa Bersalah

29 4 0
                                    

Tepat di sebelah makam Javier, Edwin di kebumikan setelah ia di bawa ke villa dan di bersihkan tubuhnya. Keadaan Yuda sangat kacau, ia terus menerus memukul kepalanya sendiri. Kejadian itu terus menghantuinya.

"Brengsek Yuda lo anjing, lo udah bunuh temen lo sendiri. Lo gak pantes hidup!" Yuda menyalahkan dirinya sendiri.

"Mau geger otak lo?" Satya mendekati Yuda.

"Gue pantes mati, Satya. Gue udah bunuh Edwin. Gue gak pantes hidup kaya gini."

"Udah stop, Yuda!" Satya menghentikan tangan Yuda yang terus memukul kepalanya.

"Lo beneran gak sadar kalo lo yang bunuh Edwin?"

"Satya, gue gak sadar."

"Kalo gitu udah cukup, berarti bukan lo yang salah."

"Tapi Sa–"

"Cukup, Yuda!"

Yuda mungkin tidar dalam keadaan sadar saat membunuh temannya, tetapi tetap saja ia di hantui rasa bersalah.

Di sisi lain, Kenny pun terus menenangkan Cakra yang lagi dan lagi tidak bisa menyelamatkan temannya. Cakra menangis, ia marah dengan dirinya sendiri.

"Cak, udah Cakra. Lo harus kuat buat kita. Gue tau ini berat, tapi kita bisa bertahan sampai sejauh ini karna lo yang selalu nguatin kita."

"Ken, gue harus segera cari tahu apa yang terjadi. Bener kata Haidar, nyawa semua orang terancam."

"I know, gue akan bantu."

"Thanks"

NIGHTMARES || THE BOYZ Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα