My ice Queen 14🥶🥶

66 9 1
                                    

Selamat membaca 🌟🌟

Pagi yang cerah namun tak secerah wajah Arkana yang terlihat pucat. Kakinya melangkah dengan gontai menuju ke kelas.

Arkana menyembunyikan wajahnya di lipatan tangannya. Tulang serasa mau remuk di tambah dengan kondisi tubuhnya yang sedang tidak baik-baik saja.

Srekk. Seseorang duduk di sampingnya namun Arkana abaikan, kepalanya terasa berdenyut-denyut tak karuan.
"Arkana. Kamu sakit? Mau Ibu anterin ke dokter?"

Arkana mengankat wajahnya saat mengenal baik Suara siapa barusan."loh Bu Imel, maaf Bu saya gak tau kalau ibu yang di samping saya!"
Arkana merasa tak enak saat Bu Imel hanya menatap ke arahnya dengan senyuman yang tak biasa

"Jadi gimana , mau ibu antar ke dokter, Suhu tubuh kamu naik"ulang Bu imel saat belum ada jawaban

"Eh, gak usah Bu, lagian cuman demam biasa beli obat di apotek juga pasti udah sembuh".Bu Imel mengangguk tidak ada niatan untuk memaksa.
"Tumben ibu kesini,mau nyuruh saya apalagi ibu?" Canda Arkana

"Saya kesini gak mau nyuruh kamu, saya cuman mau bilang makasih sama kamu karena telah nolongin anak saya waktu itu !"

"Nolongin anak ibu, saya? Kapan dan siapa?" Bu Imel memutar bola matanya malas.

"Pantas saja Shani enggan di dekati sama kamu ,wong kamu aja lemot kayak gini" cibir Bu Imel membuat Arkana melotot kaget

"Ya jangan ngatain saya kayak gitu dong Bu, hati mungil saya terluka nih" Bu Imel mencibir. "Alay"

"Jadi siapa anak ibu yang saya tolong ?" Tanya Arkana mengalihkan pembicaraan, bisa-bisanya gurunya itu mengatainya sesuka hati. Arkana mendengus dalam hati.

"Gudang belakang gedung" Arkana memutar otaknya, gudang?

Seketika Matanya melebar. "Dia anak ibu?" Bu Imel mengangguk. "Iya dia anak saya, namanya Amira"

"Arkana, boleh ibu minta tolong sama kamu" Arkana tanpa sadar mengangguk

"Tolong jagain dia setelah kembali kesekolah"
"Kamu bisa kan?"

...........

"Omoo omoo, Lo haru cerita ke gua kenapa Lo bisa sakit kayak gini" shani menutup kedua telinganya saat suara cempreng Kanaya menusuk gendang telinga.

"Lo tau sendiri kan , gue paling gak bisa sama yang namanya nahan dingin, jadi Lo tau sendiri kan apa yang terjadi selanjutnya" Shani menjelaskan hanya pada intinya, mulutnya sangat kelu hari ini hanya untuk sekedar berbicara panjang lebar.

Shani mengangkat alisnya saat Kanaya melihatnya dengan intimidasi. "Hanya itu?" Shani mengangguk. "Memangnya apa lagi, ya hanya itu"

"Lo bahkan lupa gak nyeritain ke gue gimana bisa Lo kedinginan sementara Lo aja pulang pakai mobil" skak mat .benar, bagaimana bisa dirinya menceritakan kalau tubuhnya merasakan kedinginan sementara yang Kanaya tau dirinya pulang di jemput supir . Padahal yang benar dirinya kedinginan karena pulang dengan Arkana dan berakhir kehujanan di jalan.

"Jujur aja gak usah malu kali, Lo pulang bareng Arkana kan?" Alisnya naik turun menggoda sahabatnya. Shani menggeleng dengan cepat.

"Enggak!"

"Gak usah malu-malu gue liat semuanya"kata Kanaya menoel-noel pipi Shani
"Shani, Lo selama ini sadar gak sih?"
"Apa?"
"Arkana itu suka sama Lo"

"......"

"Dia cinta sama Lo, emangnya Lo gak ngerasa kenapa akhir-akhir ini dia selalu ganggu Lo?" Shani menggelengkan kepalanya. "Enggak,gue gak rasain"

My Ice Queen Where stories live. Discover now