Haechan terus merutuki
kebodohanya karena berkata buruk
kepada Jeno saat di caffe tadi,
beberapa menit haechan masih
menangis dan hal itu membuat jisung
benar-benar bingung bagaimana cara
menenangkan haechan, hingga suara
bising motor mendekat, haechan
berdiri dan bisa melihat Jeno sedang
turun dari motor dan membuka
helmnya.
Haechan berlari mendekat kearah
Jeno dan memeluk kakaknya erat,
Jeno memandang seperti bertanya
kearah jisung, namun jisung hanya
mengedikkan bahunya tanda tak
mengerti.
Semua orang yang berada disana ingin merayakan kemenangan Jeno namun melihat seseorang menubruk tubuh Jeno terlebih dahulu membuat mereka semua mengurungkan niatnya.
Jeno gendong ala koala tubuh kecil
haechan menuju markas dan
mendudukan tubuhnya dengan
haechan yang masih berada didalam
gendongannya.
"Hiks hiks, kak Jeno maaf, maafin aku" haechan peluk tubuh Jeno erat sambil terus meminta maaf karena haechan tak mau kejadian dimana Jeno sengaja nencelakai dirinya sendiri itu terulang lagi.
"Kenapa lo bisa disini?" tanya Jeno dengan wajah datarnya, Jeno bahkan tak membalas pelukan haechan karena masih merasa kesal dengan adiknya itu.
"Hiks, aku pulang kerumah tapi kak Jeno ngga ada hiks, aku cari tau dan ternyata kak Jeno disini, Aku takut kak Jeno kenapa2 hiks" haechan masih saja menangis membuat Jeno mau tak mau menatap wajah basah itu, Jeno mengusap air mata dipipi gembil sang adik.
"Gue ngga papa, lo ngga perlu takut, emang udah selesai pacarannya? " tanya Jeno menatap haechan remeh.
"Aku ngga pacaran kakak, hiks maaf udah ngomong jahat kaya tadi hiks, kak Jeno ngga boleh balapan lagi hiks" haechan masih sesenggukan karena merasa begitu sulit membuat Jeno mengerti apa yang ia ucapkan saat ini.
"Bilang ngga pacaran, tapi belain dia sampe bilang gue ngga ada hak ngatur lo" ucap Jeno kembali mengingatkan haechan akan ucapan buruknya tadi.
"Gue sadar gue emang pernah nyakitin lo, jadi wajar kalo misal lo ngomong kaya gitu buat belain pacar lo" haechan menggeleng tanda dirinya tak setuju dengan ucapan Jeno barusan.
"Jaemin bukan pacar aku! " sentak haechan.
Haechan pukul dada Jeno dan
kembali menangis, haechan menangis
tersedu sampai tak sadar bahwa
dirinya masih berada dipangkuan
Jeno, haechan mengucek matanya
karena matanya terasa perih karena
menangis sejak tadi.
Jeno membiarkan haechan sampai
tenang dan setelah tenang, haechan
tatap mata tajam Jeno dan mengelus
luka disudut pipi Jeno, haechan
kembali merasa bersalah saat melihat
luka Jeno belum diobati, mungkin
Jeno terlanjur marah dan memilih
langsung pergi kesini untuk balapan.
"Pasti sakit ya lukanya?" tanya haechan sambil mengusap luka di sudut bibir Jeno.
"Ngga ada apa-apanya sama sakit hati gue, denger omongan lo tadi" ucapan Jeno membuat haechan menunduk.
"Maafin aku kakak, aku tau omongan aku jahat banget tadi, tapi aku ngga mau kakak balapan lagi, apalagi dalam keadaan marah" ucap haechan sendu.
"Gue ngga akan kenapa-kenapa, gue
udah biasa balapan, mending sekarang lo pulang, minta pacar lo buat jemput" ucap Jeno dengan nada ketus.
"Aku udah tolak jaemin, aku sama dia ngga pacaran, kakak nih ngga ngerti ya" haechan mengusap air matanya kasar.
"Aku mau pulang sama kakak aja" ucap haechan lagi.
"Gue ngga pulang" ucapan Jeno membuat haechan mendongak dan menatap mata tajam milik Jeno.
"Kakak please pulang sama aku ya, aku mau obatin luka kamu, sekali lagi aku minta maaf buat omongan jahatku tadi" ucap haechan terus saja mencoba membujuk Jeno.
"Lo turun dulu, gue ambil motor" didalam hati Jeno merasa senang karena berhasil membuat haechan merasa bersalah dan berakhir memohon padanya.
Haechan turun dari pangkuan Jeno
dan mengikuti langkah Jeno sambil
terus mengenggam jaket kakaknya
itu, haechan takut ditinggalkan.
Jeno bawa haechan pulang dengan
haechan yang memeluk erat
perutnya, hingga sampai dirumah
Jeno bawa haechan kedalam
kamarnya untuk mengobati luka
disudut bibirnya tadi.
"gue mandi dulu deh" ucap Jeno sebelum haechan sempat mengobati lukanya.
Haechan mengangguk dan menunggu Jeno selesai mandi, setelah beberapa menit menunggu, Jeno keluar dari kamar mandi jeno tidak memakai atasan, Jeno hanya memakai celana treaning panjangnya, haechan membulatkan matanya saat Jeno menarik tubuhnya untuk duduk diatas pangkuannya.
"Obatin gue" ucap Jeno singkat, Jeno tau bahwa haechan sedikit tidak nyaman dengan posisi mereka saat ini, namun Jeno membiarkan mereka tetap dalam posisi itu.
"Maafin adek" ucap haechan yang mulai mengobati luka Jeno dan sesekali meniupnya.
"Sebenernya tadi adek ngga ada niat mau ngomong kaya gitu, cuma kak Jeno sama jaemin-nya keburu pukul-pukulan, jadi aku ngga sadar sama yang aku omongin" kembali Jeno hanya berdehem.
"Kak Jeno, adek boleh ya minta kakak jangan balapan lagi" ucap haechan membuat Jeno menatapnya.
"lo masih trauma sama kejadian gue dulu? Tenang aja gue udah biasa kok, ngga akan kenapa-kenapa juga, gue balapan cuma buat lampiasin amarah gue biar ngga terus-terus kepikiran aja, jadi selama gue lagi ngga marah, gue ngga akan ikut balapan" ucap Jeno panjang lebar membuat haechan mengangguk.
"Ini udah selesai, kak Jeno bobo ya, aku juga mau bobo soalnya besok ada kelas pagi" haechan kecup lama kening dan bekas luka Jeno membuat Jeno tersenyum manis dan membalas mencium kedua pipi haechan.
Haechan yang kepalang malu, langsung pergi begitu saja meninggalkan jeno yang masih tersenyum senang karena mendapat kecupan sebelum tidur untuk malam ini.
TBC 💚
Vote & coment juseyo 💚
YOU ARE READING
_Must Choose_ ^•^ [END] ^•^
RandomHaechan sudah tidak memiliki orang tua, dan ia diharuskan untuk hidup bersama dengan sahabat kedua orang tuanya, namun ada kedua anak yang tidak suka dengan kehadiran haechan disana. Haechan mampu tetap bertahan atau bahkan mengalah dan memilih hid...
chapter 37
Start from the beginning
![_Must Choose_ ^•^ [END] ^•^](https://img.wattpad.com/cover/344166333-64-k311058.jpg)