[9/9]- true ending

1K 81 5
                                    

***

Derap langkah kaki begitu terdengar dari arah pantai, banyak anak anak bahkan remaja berdatangan guna melihat pemandangan sore yang begitu memukau.

Hanya dari kejauhan sunset pantai bisa terlihat bahkan sangat bersinar di sore itu.

"fumi.." fumika, selaku orang yang di panggil menengok ke arah belakang tempat dimana ayahnya memanggil, dengan senyum manis sang anak juga menjawab panggilan ayahnya. "iya papa"

"udah selesai kan mainnya?" fumika mengangguk, ia mendekat ke arah sang ayah lalu memeluknya.

Muichiro- adalah ayah dari fumika kini mengeluarkan sesuatu dari kantong keresek yang ia bawa lalu memberikannya pada fumika "ini untukmu fumi, eskrim coklat, jangan sampai mama tau kamu makan es krim nanti bisa di marahi" fumika mengangguk polos lalu memakan es krim itu cepat.

Namun ternyata kurang cepat, sebelum fumika menghabiskan gigitan terakhir es krim, sang ibu sudah di sampingnya sambil menatap fumika tersenyum. "ara? Fumika.. siapa yang memberikanmu es krim? Bukannya mama bilang.. kamu ga boleh makan es krim? Kamu masih pilek loh.."

Muichiro sama sekali tidak menyadari kehadiran sang istri, ia meneguk ludah gugup, dan merasakan ia akan kena semprot juga. 'oh sangat gawat' sebelum muichiro tancap gas pergi, perempuan ini menarik kerah baju muichiro lalu menatapnya dengan death glare.

"a-ah aku bisa jelaskan anu, [name].. fumi, fumi maksa mau beli es krim" ujarnya gemetar.

[Name] masih tersenyum dan memandang muichiro menahan amarah "loh? Kan papa yang kasih sendiri, katanya jangan kasih tau ke mama nanti mama marah" sambung fumi.

[Name] mendengar penjelasan tersebut kemudian mengangguk dan mengelus Surai lembut fumika "fumika sayang.. makasih ya udah jujur sama mama, kamu bisa main dulu di sana sama bibi, mama mau bicara sebentar sama papa" fumika mengangguk dan langsung pergi ke arah bibi nezuko.

"ara~ kamu seharusnya di beri hukuman ya mui~" muichiro sudah keringat dingin gemetar, serta pengen pipis melihat [name] yang sudah begitu marah.

'saatnya mengeluarkan jurus andalan' muichiro tau jika [name] ini tipikal gadis yang tidak bisa menahan hal hal imut. Hehe

Dengan pandangan yang awalnya gugup dan takut ia dengan cepat mengubah ekspresi tersebut "hiks, padahal mui hanya mau menjadi ayah yang baik hiks" mulai dramanya, ia mengeluarkan air mata palsu dan muka memelas bagai ANJING yang minta di belas kasihan.

Dipikir [name] bakal luluh? 😏

Oh tentu saja, iya

"hah.." sudahlah gadis ini malas menanggapi, ia melepas kerah muichiro dan ingin pergi menuju arah laut pantai.

Tentu saja muichiro menyusul, ia menggandeng tangan sang istri lalu menuntunnya pergi ke sana. "sunsetnya cantik.." sambung muichiro.

[Name] juga berbalik memandang apa yang ada di hadapannya, matahari terbenam adalah hal yang paling indah saat ini sang gadis tersenyum kemudian menaruh kepalanya pada pundak muichiro.

"aku harap pertemuan serta kehidupan kita tidak cepat berlalu seperti matahari yang terbit lalu terbenam, meskipun aku tau kepergian adalah hal yang sangat wajar terjadi"

𝐇𝐔𝐒𝐁𝐀𝐍𝐃- 𝐓. 𝐌𝐮𝐢𝐜𝐡𝐢𝐫𝐨
Completed✓

_________________________________
_____________________

Author muak sama sad ending, ayo kita buat segalanya menjadi hepi ending ☝️

Hallo~ thanks for reading my book!
Saya sebagai author berterimakasih kepada para pembaca karena bersedia memvote serta komen pada book book yang saya buat.

Saya akan buat ekstra part yaw jadi di tunggu sajaa!

𝐇𝐔𝐒𝐁𝐀𝐍𝐃- 𝐓. 𝐌𝐮𝐢𝐜𝐡𝐢𝐫𝐨Where stories live. Discover now