[3/...]

2K 157 18
                                    

- 𝐩𝐚𝐬𝐚𝐫 -

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

- 𝐩𝐚𝐬𝐚𝐫 -

"mau kemana?"

[Name] yg sedang mengonde rambutnya menengok ke arah belakang tempat muichiro bertanya padanya.

"ke pasar, mau ikut?" mendengar itu muichiro mengangguk tanda mengiyakan.

"yaudah siap siap sana" layaknya kucing penurut, muichiro langsung pergi setelah [name] menyuruhnya bersiap siap.

(ㆁωㆁ)

"permisi obaa-san, tolong tiga dango nya" penjual dango yg mendegar pesanan itu mengangguk lalu segera memberikan pesanan yg [name] minta.

"kwau mwawu mwui?" Ujar [name] sambil mengunyah dangonya.

"habiskan dulu makananmu" jawab muichiro menatap [name].

"kau mau mui?" setelah [name] selesai mengunyah, serta menelan makanan. ia menawarkan dango yg ada di tangan kananya.

"tidak, makan saja"

[Name] menggidikan bahu lalu kembali memakan dango, muichiro yg melihat itu menggenggam tangan kiri [name] kemudian mengajaknya pergi ke toko yg ada di sebrang.

"[name], jepit rambut ini cocok denganmu" muichiro mengambil jepitan rambut yg lihat kemudian memasangkanya pada rambut [name].

"lihat dirimu di cermin " [name] menurut dan berjalan ke arah cermin.

"uwahh! Ini cantik mui"

"tentu, aku akan membayarnya tunggu disini" [name] tersenyum dengan apa yg muichiro katakan dan menunggunya membayar jepitan itu.

Di samping itu seseorang dengan baju berwarna biru terang datang berlari menuju [name]. "UWAA [NAMEEEEEEEEE]-CWAAAAAAN!!" teriaknya mengundang perhatian warga sekitar.

Pletak! "oi suma! Kau tidak usah berteriak, membuat malu saja" makio selaku orang yg memukul kepala suma menegurnya karena berteriak seperti orng utan.

Suma yg di pukul kemudian memegang kepalanya dengan mata berkaca kaca. "uwee ittwai mwakwio kau jwahat swekalwi" ujarnya.

"twengen-swamaaaaaaaa lihat makio! Dia-"

"sudahlah kalian, hallo [name] bagaimana kabarmu? Sehat?" hinatsuru si penengah datang dan menyudahi pertengkaran kecil suma, makio.

"Sehat kok, hallo juga kalian" jawab [name] dengan tersenyum

"hiks hiks, [name]-cwan ayo main ke rumah ku lagi" Suma yg setengah menangis menggandeng tangan kanan [name], berniat mengajaknya kabur.

" HOI, apa apaan kau Suma, jangan menarik [name] seenaknya" ucap makio merebut [name] dari Suma.

"Makiooooooooo, kau ini jahat sekali, aku hanya ingin bermain dengan [name]"

"tidak, dia hanya akan bermain bersama ku" muichiro datang dengan tampang datarnya kemudian menarik [name] kedalam pelukannya.

"wow, suami posesif nya datang" akhirnya uzui selaku karakter pajangan kebagian dialog walaupun cuma 1 kalimat.

"tokito, bagaimana jika kau dan istrimu itu pergi ke rumahku, kita akan makan makan bersama di sana" usul uzui

" tengen-sama benar, tidak apa kan sesekali bermain" ucap hinatsuru lalu tersenyum.

Muichiro memasang tampang tak setuju, lalu [name] menarik tangannya seperti sedang me momong anak kecil "ayolah muii, boleh ya? Cuma sekali ini kok, bsok bsok engga lagi" ya.. mau tak mau muichiro menyetujui itu karena wajah [name] yg terlihat gembira.

꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡

Disini muichiro berada, di rumah uzui pedo.
Tch dia sangat tidak suka disini, meskipun si ujui itu mengajaknya mengobrol terus menerus, muichiro tidak terlalu menggubrisnya, ia hanya fokus memperhatikan [name] yg sedang bercanda dengan ke 3 istri ujui.

'kau bahkan mengabaikan ku [name], awas saja nanti' batin muichiro dengan muka yg terlihat kusut.

"oy tokito, tidak perlu memasang wajah masam seperti itu, istri mu hanya bermain dengan sesama perempuan" sengol uzui

Muichiro seketika menengok ke arah uzui dengan aura gelap.

'yaampun sebegitu posesifnya tokito ini, bagaimana bisa [name] tahan dengan sikapnya yg seperti ini' batin uzui sweetdrop

[Name] sibuk mengoceh, mengobrol, bahkan sesekali tertawa dengan candaan yg di bawakan Suma, makio dan hinatsuru. Meskipun muichiro kesal, tapi dia juga senang melihat istri nya bahagia serta tertawa lepas seperti itu, rasanya sangat manis mendengar tawanya yg begitu bahagia.

"mungkin besok aku akan membawanya pergi ke butterfly mansion" gumamnya, uzui tentu mendengar gumaman tersebut, toh dia pilar suara mana mungkin suara seperti itu tidak bisa ia dengar.

Diam diam uzui juga merencanakan sesuatu yg mungkin akan membuat muichiro tambah kesal dengan om om poligami ini.

ʕ'• ᴥ•̥'ʔ

"dadah hinatsuru, Suma, makio!!"

" dadaah, besok besok kau harus mampir lagi!! Aku menyukai semua makanan yg dibuat oleh muu!!" ujar makio, Suma juga mengangguk anggukan kepalanya bersemangat sedangkan hinatsuru hanya pasrah dengan kelakuan duo bocil aktif ini.

"[name]! Kau harus mampir ya, aku akan membelikan dango untukmu, oh! Kalau bisa jadi istri ke empatku sekalian" teriak uzui dengan senyum sumringah, tentunya di hadiahi gebukan batu besar yg di lempar oleh muichiro. Ketiga istrinya panik sampai linglung melihat kondisi uzui.

"jangan mau dengan om om itu [name], aku bisa membelikan dango yg lebih banyak dari dia" ucap muichiro tak mah kalah.

"benarkah? Tetapi.. dango buatan uzui-san lebih enak di banding dango dango di pasaran" seketika muichiro melotot mendengar pernyataan tersebut.

"aku juga bisa membuatnya! Akan kubuat sehabis kita pulang dari sini"

"bercanda hahahahaha semua yg mui kasih tentu saja akan ku makan hehe"

"mengapa manusia asing seperti mu selalu saja bisa membuatku salah tingkah" ujar muichiro sambil mencubit pipi [name] kuat.

"kwarnwa akwu mwempwunywai pwelwet ywang kwuat"

(Karna aku mempunyai pelet yg kuat)

"selama berkunjung tadi, kau sama sekali tidak mengajakku ngobrol [name], jadi akan ada hukumannya nanti" ujar muichiro berbisik lalu berjalan terlebih dahulu, meninggalkan [name] yg terpaku kebingungan dengan ucapan muichiro.

"mereka pasangan yg cocok! " ternyata uzui sudah bangun dari mati sebentarnya, ia masih melihat drama mereka dari kejauhan dengan kepala yg dikompres menggunakan air es.





















Yaampun maaf bngt abis Hiatus 2 bulan ak cma bisa up 1 chap huhu.. pendek pula, Nanti ak publish cepet deh chap selanjutnya, kalo ga lupa hehe.

𝐇𝐔𝐒𝐁𝐀𝐍𝐃- 𝐓. 𝐌𝐮𝐢𝐜𝐡𝐢𝐫𝐨Où les histoires vivent. Découvrez maintenant