5th June--Her Decisision

18 4 3
                                    

Caution: Melibatkan sedikit NTR di dalamnya.

Mazia membuat sesimpul senyum di bibirnya yang berpemerah tipis. Separuh rambut depan yang menggelombang, jatuh di wajah, menutupi sebagian dari ekspresinya.

"Kamu kan bisa bilang lagi gak mood atau lagi males. Gak usah kayak gitu."

"Ini bukan tentang mood, Drim. Aku cuma mencoba menghargai istrimu."

Drim mengetukkan kuku jemari tangan kanannya di atas setir mobil, putus asa pada tingkah mantan kekasih, yang umurnya memang sangat jauh dibanding dia. "Ah, tapi aku kangen sama kamu." Drim membawa tangan kirinya ke arah geraian rambut Mazia, memainkannya di sela-sela jari.

Lagi, Mazia tertawa di dalam hati. "Kangen gak harus raba-raba kan? Apa aku harus nyari suami dulu biar adil, impas, dan malah bikin kamu gak bisa ketemu aku sama sekali?"

"Gitu juga boleh," gerutu Drim sambil mengawasi jalanan sementara Mazia tak melewatkan sedikit pun sejumlah tato di lengan mantannya itu. Tato yang kemudian membuatnya terpikir, untuk menambahkan tato ke delapan belas di tubuhnya.

"Gak mungkin lah. I won't marry anyone."

Drim melepaskan tangannya dari rambut Mazia dengan ragu.

"Kenapa?"

"I'm unloveable."

#RandomSekali
#TelatPosting

The Best Random in Town!Donde viven las historias. Descúbrelo ahora