0009 🔞

95 12 8
                                    

⋆୨୧⋆‿︵‿︵‿︵‿︵‿︵‿⋆୨୧⋆◓✥◓◑

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

⋆୨୧⋆‿︵‿︵‿︵‿︵‿︵‿⋆୨୧⋆
◓✥◓


"Lixie, katakan sesuatu sebelum daddy terlalu jauh" Kata Christ menekan.

Anak itu menelan ludah yang terasa begitu berat hingga rasanya tercekat di kerongkongan. Menarik nafas panjang lantas berkata "i love you, dad"

KRAKKKK!!!

Beberapa kancing piyama sang putra terlepas dari tempatnya berserakan entah kemana. Kain sutra itu bahkan koyak menampakkan kulit mulus sang putra dari pusar hingga atas.

Ungkapan lixie itu semakin membakar Christopher maupun Sammayor.

Bagaimana tidak, mereka telah memberitahu jika Sammayor telah kembali menjadi manusia. Namun si kecil terlihat sama sekali tidak ada keinginan untuk mundur.

Untuk apa???

LIHAT!!!

ketiga batang itu sudah menegak.

Percuma Christ bertanya yang seharusnya jika ia tak menginginkannya, dia tetap mengatakan sedari awal. Tidak saat semuanya telah dimulai.

"I want to be real" Katanya lagi yang kali ini pandangan si kecil pada Sammayor.

Jika kalian ingat di book sebelumnya, Sam sudah mengerti dengan maksud lixie.

Sam menggenggam jemari kecil yang mencoba meraih jemarinya. Bersama tautan tangan itu, Sam menunduk mencium lembut teramat hangat sebagai persetujuan.

"So this is what felixiar wanted??" Kali ini suara Christ.

"So do i" Sahut lixie cepat dan hangat dengan mengangkat punggung menjadi terduduk dimana keheningan mendera setelahnya.

"Christ" Suara Sam yang memecah keheningan. "Maafkan aku" lanjut sam "aku tau semua yang terjadi menyulitkanmu dan aku.." Kalimatnya mengatung dimana mata dan wajahnya mengakatan seberapa sulitnya kesulitan yang juga ia hadapi.

"Aku mohon maafkan aku, aku hanya tak ingin kita terus berada dalam kesulitan ini" Lanjut sam.

Ngomong-ngomong, ke-tiganya
sama-sama dalam posisi duduk. tak lupa, Christ juga menekan remote control menutup horden.

Baik Christ maupun Sam yang sebelumnya duduk di masing-masing sisi lixie yang terlentang, dan karena si kecil telah ikut duduk. maka posisi mereka bertiga saling berhadapan seperti sebuah titik yang membentuk segitiga.

kedua jemari kecil lixie bergerak mencoba  menggenggam jemari besar sang ayah.

Christ melepasnya tapi tidak untuk ia campakkan. Lengan kokohnya sudah berada di pinggul sang putra bersama bibir yang kembali bertaut.

Dalam ciuman lembut tanpa penuntutan itu, badan si mungil Christ gerakkan sedikit mengangkat hingga berada tepat di tengah-tengah kaki Sammayor.

Lasea II [chanhyunlix]✔Where stories live. Discover now