0001

98 17 3
                                    

⋆୨୧⋆‿︵‿︵‿︵‿︵‿︵‿⋆୨୧⋆◓✥◓◑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⋆୨୧⋆‿︵‿︵‿︵‿︵‿︵‿⋆୨୧⋆
◓✥◓


"Uncle..." Lirih lixie membuat sky, bobby maupun kyurax dan lewiz berbalik menatapnya.

Anak itu mendekat pada mereka "kau menghilangkan ikatan mu denganku, maka aku juga akan menghilangkan ikatanku denganmu"

Seolah menelan pil pait jari-jari sammayor tampak menggerat. Anak itu mengatungkan kelingking terlihat menimang. Namun tiba-tiba sky menarik lengannya.

Sky membuka jemari kecil itu dan menggenggamkan sesuatu disana. "go back to your daddy" Lembut sky.

Anak itu masih terdiam di tempat seolah enggan untuk menuruti. Namun Christ terlihat maju dan mengangkat badan kecil putranya.

Jujur saja anak itu menangis tanpa suara. "Aku mencintaimu, sammayor...." Batinnya menjerit prustasi.

Jeritan batin itu seolah tersambung pada sang pemilik nama "I'm sorry... I'm very sorry" Dia mencoba mengintip kebelakang hingga maniknya bertemu dengan christ, tidak dengan lixie dimana anak itu menghadap kebelakang digendongan christ.

Sadar dengan kepergian mereka, si kecil mengerang keras. Menangis tak tertahankan hingga nafas terpotong-potong.

Dalam kesesakannya dengan mata yang penuh cairan crystal di pelupuk itu, lixie masih mampu melihat mata sang ayah.

Untuk beberapa saat, lixie menahan isakan. Tidak bernafas. Berjuang setengah mati untuk tak kembali terisak.

"EAAAAAAAAAKKKHHHH!!"

SAKIT!!!

Perasaannya semakin nyeri. Menerjang leher sang ayah menyembunyikan wajah kecilnya disana. Raungan semakin tak terkendali seolah mencekik. Menebas jantung Christ, luar biasa sakitnya mendengar tangisan hebat sang putra.

Dia tak berani untuk mengeluarkan suara. Sedikit saja, sedikit saja Christ berani mengeluarkan suaranya. Mungkin akan semakin menyesakkan  sang buah hati.

Gedung vila di belakang mereka tampak menghilang bersama dengan kobaran api yang membakar pohon di tengah hutan tersebut hingga menyisakan gelap.

Ya, sama sekali tak ada penerangan walau itu hanya bantuan dari sang sinar rembulan yang di telan oleh awan hitam.

Tak lama, sorot lampu dari sebuah mobil tak hanya di Terima oleh Christ, rheino dan pitter juga sama. kecuali lixie yang tak lagi terdengar erangan sakit meski sesekali guncangan badan kecil itu Christ rasakan kehadirannya.

"Bambie" Sebut rheino bersama kening yang mengerut.

Sang putra turun dari kendaraan beroda empat tersebut. "dimana adik dan ibumu?" Kata rheino dengan mimik cemas mengingat seberapa dahsyatnya kehancuran yang melanda sesaat ia menyuruh anak dan istrinya untuk pergi.

Lasea II [chanhyunlix]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang