{4} Selamat Datang Kesayangan Bunda

621 47 1
                                    

•••

"Mah sakit..." Lirih Kirana.

"Tahan ya sayang, kamu harus kuat ayo tarik nafas lalu buang perlahan." Kata Laila menenangkan. Ibu dari Arthur itu menemaninya karena Arthur yang sedang dalam perjalanan tapi tidak kunjung datang.

Mengikuti saran dari Laila lalu tak lama ia mengejan kembali ketika di instruksi.

"Ayo sedikit lagi."

Dengan sisa kesadaran dan tenaga yang terkuras Kirana menegejan sekali lagi dengan kuat sampai terdengar suara bayi yang menangis dengan keras. Sebelum menutup matanya Kirana bergumam lirih,

"Selamat datang kesayangan Bunda."

"Kirana!" Seru Laila panik melihat menantunya menutup mata setelah melahirkan.

Dokter yang membantu persalinan itu berkata menenangkan Laila yang terus menyuruh Kirana untuk bangun.

"Tidak apa Bu, dia hanya pingsan."

"Tidak ada masalah serius kan dok?" 

"Seharusnya tidak, nanti dia akan bangun beberapa menit kemudian." Katanya tersenyum.

Laila tersenyum menatap cucunya yang berjenis kelamin laki-laki itu dengan haru, dia juga tadi mendengar gumaman lirih dari menantunya. Laila lega karena kehidupan anaknya bahagia ditambah lagi ada anak membuatnya lengkap. Yah, Laila tidak mengetahui kebenaran bahwa keluarga putranya sebenarnya tidak baik-baik saja.

Karena Arthur di depan keluarganya bersikap baik selayaknya suami yang mencintai istrinya.

•••

Menatap kearah luar dengan tatapan rumit. "Apa masih lama Arya?"

"Tidak, hanya beberapa menit lagi setelah kecelakaan di depan di tangani." Jawab Arya sambil melirik tuannya yang diam tanpa emosi, membuatnya tidak tahu apa yang tuannya rasakan ketika mengetahui istrinya melahirkan. Mengingat atasannya itu tidak menyukai istrinya tanpa sadar Arya tersenyum kecut, dan menyemangati istri tuannya dalam hati.

Sesampainya di rumah sakit Arthur langsung menuju tempat anaknya, disana bisa ia lihat tubuh mungil dengan kulit kemerahan dengan mata tertutup. Wajah yang katanya sangat mirip dengannya meskipun Arthur berpikir bahwa itu sama sekali tidak mirip, karena menurutnya bayi wajahnya sama . Untung saja anaknya di berikan ruang terpisah bersama ibunya.

Lalu Arthur melirik wanita yang telah melahirkan anaknya yang masih setia memejamkan matanya, kata ibunya Kirana pingsan dan akan bangun beberapa menit kemudian. Tetapi sampai sekarang belum ada tanda jika wanita itu akan bangun.

"Apakah sangat sakit?" Tanyanya entah pada siapa.

Merasa dirinya mendadak bodoh Arthur mengusap wajahnya kasar, sebelum meraih tangan mungil bayinya dengan hati-hati.

"Hai, ini Ayah..."

Tatapannya melembut ketika mendapati pergerakan dari bayinya.

"Maaf karena baru jenguk kamu." Arthur  tersenyum tipis sebelum mengecup dahi bayinya dengan lembut.

"Arlo De Sanchez"

••••

Kirana duduk termangu di taman, tadi saat ia akan menghampiri Arthur di ruangan seperti biasanya, Kirana tidak sengaja mendengar percakapan Arthur bersama sekertaris pribadinya. Jika tak lama lagi Kirana akan di ceraikan oleh Arthur suami yang ia cintai dengan tulus. Kirana takut, Kirana hanya mempunyai Arthur di dunia ini meskipun pria itu tidak mencintainya bahkan membencinya. Tapi Kirana tidak perduli Arthur hanya miliknya.

To A Happy EndingWhere stories live. Discover now