GADIS ATHEIS GUS ZAYYAN [END√]

[9] Kunjungan yang salah

“Jadi, lo mau cerita apa sama kita?” tanya Netta sambil meminum susu stroberi milik Alesya.

“Gue bakal dinikahin,” jawab Alesya dengan malas, langsung to the point.

Byurrr!

“Sialan!” desis Tea tajam saat wajahnya terkena semburan susu stroberi Netta, “lo mau gue bunuh?” tanya Tea kesal sambil meraih tisu dan mengusap baju dan wajahnya yang basah.

“Ja-jadi, lo bakal dinikahin, makanya lo mutusin Arvan?” tanya Netta dengan ekspresi kaget, tidak menghiraukan ucapan Tea. Alesya mengangguk lesu. Mereka bertiga sedang berada di rumah Alesya, menemani gadis itu karena kedua orang tuanya sedang ada urusan di luar.

Setelah berpikir matang-matang, akhirnya Alesya memutuskan untuk memberitahu Tea dan Netta tentang perjodohan itu. Terbiasa terbuka dan bercerita, Alesya tidak sanggup menanggung beban pikirannya sendiri.

Brak!

Tea yang sedari tadi diam karena membersihkan baju tiba-tiba menggebrak meja belajar di dekatnya, membuat kedua sahabatnya itu terlonjak kaget.

“Kaget gue, anjing!” sentak Netta yang langsung ciut saat Tea menatapnya dingin, “oke, gue diem.”

“Lo hamil anak siapa? Bilang sama gue siapa laki-laki brengsek itu?” tanya Tea dingin. Alesya mengernyitkan dahinya. Jadi, dari tadi ia bicara, keduanya tidak menyimak?

“Wait, jadi? Lo hamil Sya? LO HAMIL? BENERAN? ANAK SIAPA ALESYA?  ASTAGFIRULLAH, GUE NGGAK NYANGKA LO SEJAUH ITU!!” teriak Netta, tidak jadi diam, membuat Alesya menghela napas.

“Gue dijodohin!” balas Alesya sambil menjitak kepala kedua curut itu.

“Oh, dijodohkan ....” Keduanya mengangguk paham.

“HAH! LO DIJODOHKAN SAMA SIAPA?” tanya keduanya kompak.

“Bisa nggak kalian jangan teriak?!” ketus Alesya mengusap telinganya.

“Itu nggak penting! Yang gue tanya, lo dijodohkan sama siapa? Masih zaman apa main jodoh-jodohan?” gumam Netta di akhir kalimatnya.

“Kalian aja bingung, apalagi gue!” balas Alesya seadanya.

“Bentar, lo dijodohkan sama siapa? Anak SMA kita? Atau anak SMA lain?” tanya Netta.

“Sama Om-om,” jawab Alesya asal.

“Serius, anjir! Gue nggak lagi bercanda!” geram Netta, rasanya ingin sekali memotong bibir yang asal bicara itu.

“Ya siapa yang ngajak lo bercanda, nyet! Gue serius! Perlu gue tunjukin fotonya?” tukas Alesya sambil mengeluarkan ponselnya.

“Nih!” Alesya memberikan ponselnya dengan layar yang menampilkan foto seseorang.