Chapter 06. Todoroki's Family

277 34 5
                                    

"Hmm, baiklah. Sudah selesai. Sekarang apalagi?"

Enji Todoroki menatap penuh Katsuki Bakugou. Pemuda pirang duduk santai di atas bantal duduk, mengotak-atik ponsel yang merekam kegiatan wawancara Shouto dan Enji Barusan.

"Tidak ada. Kalian cukup kaku untuk hubungan ayah dan anak. Apa kalian benar-benar saling kenal??"

Sindir Katsuki tak baca situasi. Dibandingkan dia dan kedua orang tua yang lebih seperti teman, bagi Katsuki hubungan Shouto dengan ayahnya sangat renggang. Seperti ada bentang jarak yang memisahkan.

Sementara Shouto segera bangkit berdiri menjauhi sang ayah.

"Bakugou, tugas kita sudah selesai. Kau bisa pulang. Aku juga akan pergi dari sini."

"Hah?? Kau mengusirku?!"

Sebenarnya, Katsuki tidak terkejut karena Shouto membolehkannya pulang, melainkan karena Shouto yang pergi begitu saja tanpa berterima kasih dengan ayahnya.

Shouto membuka pintu, hendak keluar dari ruang tengah kediaman keluarga Todoroki.

"Terserah kalau kau mau di sini bersama dia."

Lagi, Katsuki menganga tak percaya. Meski Katsuki sering membangkang ayahnya sendiri, tetapi Katsuki tidak pernah benar-benar mencampakkanya.

"Woi, setidaknya berterima kasih lah kepada ayahmu!"

Teriakan Katsuki diabaikan. Yang diajak bicara telah menghilang di balik pintu.

"Tidak apa-apa Bakugou. Sudah biasa."

Enji Todoroki tertawa getir. Mafhum. Karena kesalahannya di masa lalu, putra-putranya membencinya sampai-sampai enggan memanggil dengan sebutan ayah.

"Ooh, aku juga tidak peduli." Katsuki memasukkan ponsel ke saku celana. "Kalau begitu, aku permisi, paman."

"Eh, sebentar lagi jam makan malam. Menetaplah di sini sebentar lagi."

"Ini baru setengah enam. Jam makan malamku masih satu jam lagi." Elak Katsuki. Dalam hatinya juga dia ingin cepat-cepat pergi dari rumah besar ini.

"Tunggulah sebentar saja. Ini kesempatan langka karena untuk pertama kalinya Shouto membawa temannya main ke rumah. Jadi biarkan kami, keluarga Todoroki menyambutmu."

"Hei, pak tua. Asalkan kau tau, kami bukan teman. Aku ke sini gara-gara present mic sialan itu yang seenak jidat memasangkanku dengan dia. Siapa juga yang mau berteman dengan manusia seperti dia!"

Enji Todoroki terkekeh mendengar kalimat penuh percaya diri Katsuki.

"Waah, teman Shouto?!"

Suara melengking seorang wanita berambut putih. Dia Fuyumi Todoroki.

"Salam kenal, aku Todoroki Fuyumi, kakak perempuannya Shouto."

Fuyumi memperkenalkan diri. Pantat Katsuki yang sebentar lagi terangkat dari bantal duduk terpaksa harus menempel lagi dengan benda empuk itu.

"Aku Bakugou Katsuki. Salam kenal. Sekarang aku harus pergi. Selamat tinggal—"

"Eh, tinggallah di sini sampai makan malam. Ya??"

Permintaan yang sama seperti ayahnya. Katsuki kesal sendiri jadinya. Kenapa mereka semua suka sekali memaksa orang asing?!

"Benar, Bakugou. Sebentar saja. Kami ingin lebih dekat denganmu."

Si tua bangka ini ... kalau bukan karena perbedaan usia, Katsuki pasti sudah membentaknya dari tadi.

"Waktu makan malamku masih satu jam lagi. Permisi."

Black ScreenWhere stories live. Discover now