Haechan menatap papanya yang sedang memakan sarapannya, haechan masih merasakan aura marah dalam diri jaehyun, haechan merasa dadanya sangat nyeri melihat jaehyun sama sekali tidak menatapnya sedari haechan turun tadi.

Lama memandangi wajah papanya, tiba tiba jaehyun bangun dari duduknya.

"Saya pergi dulu" ucap jaehyun masih dengan muka datar.

Ketika jaehyun sudah akan pergi,
haechan mengejar papanya itu,
haechan tubruk tubuh jaehyun
dengan pelukan, dan haechan
mulai menangis.

"Papa hiks maafin adek hiks" haechan memeluk tubuh jaehyun begitu erat.

Haechan memang senang ketika jaehyun mengizinkannya untuk tinggal sendiri tapi haechan juga tak ingin jaehyun marah padanya atau bahkan lebih parahnya jaehyun akan membencinya.

"Papa jangan marah sama adek hiks, adek janji akan baik baik aja pa hiks, adek juga ngga akan lupa main kesini buat jenguk papa hiks, adek mohon sama papa" ucap haechan yang menangis semakin keras, jaehyun melepas pelukannya.

"Maafkan saya" ucap jaehyun lalu mengecup kening haechan sedikit lama, lalu jaehyun melenggang pergi menuju mobilnya, dan pergi ke kantor,meninggalkan haechan yang semakin merasa bersalah.

Taeyong memandang haechan iba, karena haechan terduduk dilantai dengan keadaan masih menangis, taeyong dekati haechan lalu memeluk anak bungsunya itu.

"Sttt sayang, udah ya nangisnya, maafin papa ya nak" ucap taeyong mencoba menenangkan haechan.

"Papa ngga marah sama adek kan bu?, adek ngga mau papa benci adek hiks bubu huhuu" haechan makin meraung membuat mark dan jeno ikut mendekat kearahnya.

"Sayang, anak bubu denger ya  nanti bubu bantu bujuk papa oke?, papa cuma belum nerima keputusan kamu aja sayang" haechan menggeleng ribut sambil sesekali memukul dadanya yang terasa begitu sakit.

Haechan merasa sangat berdosa karena sudah menyakiti ayah sambungnya itu, haechan merasa seperti orang yang tidak tau terima kasih atas apa yang sudah papanya kasih selama ini, haechan terus saja memukul dadanya hingga mark menarik tubuh haechan dari pelukan bubu nya untuk beralih dipelukannya.

"Adek jangan nangis sayang, kasihan dada adek sakit kalau dipukul terus, adek harus sabar, kakak yakin papa bersikap kaya gini cuma beberapa hari, adek jangan takut ya, sssttt its okey sayang" ucapan lembut mark mampu membuat haechan tenang, tidak terasa haechan sudah lemas karena pingsan.

Mark yang pertama kali merasakan tubuh adiknya memberat langsung memberi tahu bubu nya.

"Bubu coba tolong cek adek, ini kayanya adek pingsan deh bu" taeyong yang mendengar ucapan mark langsung melihat ke wajah haechan dan benar saja, haechan sudah tak sadarkan diri dengan bekas air mata yang masih membasahi pipinya.

"Abang ayo gendong adek kekamar bang" mark yang mendengar itu langsung membopong tubuh haechan ala brydal dan berlalu menuju kamar sikecil.

Sedangkan jeno hanya bisa berdecak frustasi karena dalam keadaan seperti ini, ia tak bisa berbuat apapun karena tangan kanannya yang masih sakit dan menggunakan penyangga, jeno semakin merasa tindakannya kemarin tidak ada gunanya.

Mark rebahkan tubuh haechan diatas kasur berwarna soft blue itu, mark menyurai rambut haechan  yang menutupi wajah manis adiknya itu, hingga taeyong datang membawa teh hangat dan juga minyak kayu putih untuk menggosok area tubuh haechan  dan membantu haechan segera tersadar.

"Yaampun, ini si adek pasti semalem kebanyakan nangis, ditambah sekarang kaya gini"mendengar ucapan bubunya jeno duduk disamping ranjang, dan jeno semakin merasa kalau dia benar benar khawatir dengan keadaan haechan saat ini.

Beberapa saat kemudian haechan melenguh, tanda dirinya mulai siuman.

Haechan menengok kanan dan kiri, disana ada bubunya, kak mark dan juga kak jeno yang terlihat cukup khawatir.

" Buu, kok adek dikamar" ucap haechan dengan suara seraknya.

"Adek pingsan tadi, kebanyakan nangis kamu sayang"

"Bisa ngga kalau adek ngga usah pindah, disini aja sayang sama kita, ya nak, adek juga ngga perlu bujuk papa karena kalau adek disini terus papa pasti ngga akan marah" ucap taeyong yang membuat haechan mendudukan tubuhnya.

"Bubuuu, kalian udah izinin adek buat tinggal sendiri, tolong biarin adek tetap yakin sama keputusan awal ya bu" mendengar ucapan haechan taeyong hanya mengangguk pasrah.

"Yasudah, adek mau berangkat sekarang?" tanya bubunya dan haechan mengangguk.

Kini taeyong, mark, jeno dan haechan sudah berada didalam mobil menuju kekost haechan, didalam mobil tak ada yang bersuara.

Hingga sesampainya mereka dikost, mark bantu menurunkan koper haechan, haechan mengajak mereka bertiga masuk dan taeyong langsung mengecek semua ruangan.

"Ohh disini tempatnya, deket sama kampus ya dek?" ucap taeyong dan haechan mengangguk.

"Disini pasti panas, nanti bubu pasangin AC ya sayang" ucap taeyong lalu membantu haechan memasangkan sprei di kasur itu.

"Bubu ngga perlu pasangin AC, adek udah beli kipas dan itu udah lebih dari cukup bu" mendengar tolakan halus haechan taeyong mengangguk.

"Yasudah, tapi nanti kalau ada kurang apa-apa jangan segan ngomong ke bubu ya dek" ucapan taeyong diangguki oleh haechan.

"Sekarang kan udah waktunya bubu harus ke toko, adek jangan lupa sering sering main kerumah ya, atau bubu aja bakalan sering jenguk adek disini" ucap taeyong membuat haechan tersenyum manis.

"Iya, bubu hati-hati ya, adek sayang bubu" ucap haechan lalu memeluk tubuh taeyong erat.

Haechan beralih menatap mark yang sedari tadi memperhatikannya, mark bawa tubuh kecil adiknya kedalam dekapannya lalu berucap.

"Adek baik-baik ya disini, kakak janji bakalan sering jengukin adek, kakak sayang adek" haechan mengangguk dalam pelukan mark, haechan juga memeluk mark yang mana membuat mark mendekap tubuh haechan begitu erat, mark sesekali mencium kening haechan, menyalurkan kasih sayangnya.

Yang terakhir ada jeno yang
mengharap haechan juga
memeluknya, haechan berdiri di
hadapan jeno namun jeno
menunduk, haechan sedikit
berjinjit dan mengalungkan
tangannya dileher jeno, dan itu
berhasil membuat jeno kembali meneteskan air matanya.

"Gue harap lo bakalan bisa balik lagi kerumah sama gue" haechan mengangguk.

"Kak jeno jaga kesehatan ya, tangannya juga harus cepet sembuh, terimakasih udah anter aku kesini" haechan hapus air mata jeno yang mengalir di kedua pipi itu.

Jeno tersenyum manis menanggapi ucapan haechan, setelah berpamitan ketiga orang itu langsung pergi meninggalkan haechan yang juga langsung bergegas menuju kampusnya.

TBC 💚

Vote & Comet juseyo 🥰

Haiii semuanya, sebelumnya aku sangat berterimakasih sama kalian yang udah mau luangin waktunya buat baca cerita yang aku tulis ini 🥰 aku juga mau menyampaikan bahwa aku ngga maksa kalian buat selalu suka sama apa yang aku tulis, jadi kalau kalian merasa tidak nyaman  karena aku nulis cerita terlalu pendek, kalian boleh skip kok, kalian bisa cari cerita lain dan dari author lain buat baca cerita yang lebih panjang dan pastinya lebih bagus.

Have a nice day semuaa 🤗❤

_Must Choose_  ^•^ [END] ^•^Where stories live. Discover now