Suara Ali bergetar. Matanya mulai berkaca-kaca. Ali kuat, tapi Ali tetap rapuh jika itu soal keluarga nya.

"Maaf, Ali masih banyak kerjaan. Ayah boleh pulang saja. Ali tunggu nanti malam di rumah," ucap Ali.

Ali menyalimi tangan Gerdapati lebih dulu. Karena, sejahat apapun lelaki ini, dia tetap ayahnya. "Ali permisi ya, Yah."

🌻🌻🌻

"Pajak jadian nya boleh dong, kak," ledek Ilona.

The Gado-gado, kini tengah berkumpul di depan kelas XII-IPA 1, kelas Thea.

"Pj Pj, boleh kali. Minimal mie ayam lah dua mangkok," timpal Toya.

Galang, lelaki itu menyentil pelan perut berisi milik Toya dengan wajah gemas. "Dua mangkok mah gak minimal, Toya!"

"Ya kalau cuma satu mana kenyang?"

"Dasar perut karet," ledek Galang yang kini menimbulkan tawa teman-temannya.

"Waktu lo sama Xavi jadian, juga gue gak di kasih pajak jadian," sahut Thea.

"Ihhh, kan waktu itu lo belum sekolah di sini. Gimana sih?"

Thea tertawa kecil. "Bercanda, Lona."

"Iya deh nanti gue kasih. Tapi gak hari ini ya. Kan tadi kita udah pada makan. Kapan-kapan deh, ingetin gue aja," ucap Thea.

"Wih siap, gue kasih alarm nanti, " ucap Toya.

"Ada-ada aja lo!"

Galang melirik kearah Thea, memberikan kode dengan sebuah anggukan kepala.

"Ayo!" lirih Thea pada Galang.

Toya memandangi kedua manusia ini dengan sinis. "Ayo, ayo mau kamane lo berdua?" ketus nya.

Galang menampakkan cengiran tengilnya. "Mau pacaran," ucap Galang.

"Yeu, mentang-mentang," sahut Toya lagi.

"Mulai aktif ya lo berdua. Udah bisa bucin-bucin an sekarang," sindir Xavi setelahnya.

"Bisa dong. Emang lo pikir yang bisa ngebucin lo sama Ilona doang? Gue sama Thea juga bisa," kata Galang yang tak mau kalah.

Galang kini menggandeng tangan Thea. "Kita duluan ya, hehe."

Galang langsung membawa gadis ini pergi dari hadapan teman-temannya. Seperti biasa, anak muda yang sedang jatuh cinta. Apalagi setelah hubungan mereka resmi malam tadi.

"Aaaaa, kok semua orang punya cowok sih? Gue kan juga mau," oceh Shira dengan wajah memelas.

Toya cengar-cengir sendiri sembari menatap Shira. "Ekhm. Sama gue aja gimana, Shi? Nungguin Theo peka keburu lumutan," ledek Toya.

Shira menatap nya sinis. "Mending gue jomblo!"

Shira kini berbalik arah, gadis ini hendak masuk ke dalam kelasnya, namun matanya menatap Ilona lebih dulu. "Mau pacaran juga?" tanya Shira.

"Hehehe, sebentar ya, Shi."

"Ya udah. Tinggalin aja gue sendiri. Bye!"

Sebelum 365 Hari (End) Место, где живут истории. Откройте их для себя