_Must Choose_ ^•^ [END] ^•^

chapter 23

"Walaupun sekarang kak mark
dan kak Jeno sudah baik dan mau nerima aku, tapi aku ngga bisa terus bertahan disini dengan perasaan bersalah aku, aku takut ngerebut kasih sayang papa dan bubu" setelah ucapan haechan  itu taeyong sudah terisak pelan, haechan  menghapus air mata bubunya.

"Bubu ngga perlu sedih, aku seneng kok masih bisa ngerasain punya orang tua dan kedua kakak kaya sekarang, tapi bu, tolong izinin aku hidup mandiri mulai sekarang" haechan tersenyum lalu memandang papanya.

"Saya ngga izinin kamu pergi dari sini" ucap jaehyun tegas.

"Tapi pa" ucapan haechan terpotong oleh suara keras jaehyun.

"Semenjak kedua orang tua kamu meninggal, kamu sudah menjadi anak saya dan saya punya hak untuk tidak mengizinkan keputusan yang kamu buat" ucap jaehyun yang sudah mengeraskan rahangnya.

"Saya ngga minta apapun ke kamu, saya cuma minta kamu tetep disini dan jadi bagian dari keluarga saya".

Haechan menundukan kepalanya dan mulai menangis, sungguh hatinya terasa sangat sakit karena kembali membuat papa dan bubunya kecewa, haechan sampai hafal kebiasaan jaehyun jika tidak ingin dibantah pasti akan memanggil dirinya dengan sebutan saya dan itu tanda bahwa jaehyun sedang merasakan emosi namun ia menahannya.

"Papa aku mohon, izinin aku hidup mandiri" haechan  memegang tangan jaehyun yang masih duduk disofa, haechan bahkan berlutut untuk memohon.

"Saya tidak akan pernah mengizinkan kamu pergi dari rumah ini" ucap jaehyun tegas.

Taeyong yang melihat itu semakin menangis.

"Bu hiks tolong bilang ke papa supaya izinin aku bu, kalau papa dan bubu khawatir kalian tenang aja aku akan jaga diri baik-baik hiks, papa dan bubu harus percaya kalo aku bisa hidup mandiri kaya apa yang ayah dan papi pengen hiks, aku mohon" ucap haechan lagi masih menangis keras.

"Papa, kasihan adek pa mohon- mohon sampai nangis, tapi bubu juga ngga mau adek pergi dari sini hiks, yatuhan papa kita harus gimana" ucap taeyong yang masih
menangis.

"Bubu, aku janji setelah aku keluar dari sini aku ngga akan lupain kalian hiks, bagaimanapun kalian masih orang tua aku hiks, tapi aku mohon bu, bubu percaya sama keputusan aku kali ini" haechan sudah memeluk taeyong erat.

"Bubu ngga pengen kamu pergi dek, tapi bubu juga ngga bisa paksa apa yang udah jadi keputusan adek" taeyong mengecup kening haechan berkali kali.

"Oke saya izinkan" ucapan jaehyun membuat taeyong, haechan, mark dan Jeno menatap jaehyun tak percaya.

"Saya akan izinkan kamu keluar dari rumah ini, tapi dengan catatan kamu tidak akan hidup susah diluar sana"

"Kalau sampai saya dengar kabar kamu menderita saya pastikan kalau saya sendiri yang akan membawa kamu kembali kedalam rumah ini dan kamu tidak bisa menolak keinginan saya, sama seperti saya tidak menolak permintaan kamu kali ini"

"Dan satu lagi selama keberadaan kamu diluar, kamu harus menjaga komunikasi entah itu sama saya ataupun suami saya" setelah berucap panjang lebar jaehyun pergi begitu saja menuju kamarnya, meninggalkan taeyong dan haechan yang masih tetap berpelukan erat.

"Adek hati hati ya diluar sana, kalau ada apa apa adek bilang ke bubu sayang, jangan dipendam sendiri" didalam pelukan taeyong haechan masih terisak dan mengangguk sesekali.

"Adek mau pindah kapan?" tanya taeyong lagi.

"Besok pagi sekalian kekampus bu" ucap haechan lalu taeyong mengangguk.

"Adek anak kesayangan bubu" ucap taeyong lalu kembali mengerikan pelukannya.

Sedangkan mark dan juga Jeno yang sedari tadi mendengar percakapan papa, bubu dan juga haechan hanya menunduk menyesali semua yang telah mereka lakukan ke haechan selama ini.

Bahkan mark mati matian menahan tangisannya karena membayangkan kepergian haechan  esok hari.

Dan untuk jeno, dia hanya mampu mengepalkan tangan kirinya tanda menahan emosi atas keputusan yang haechan  pilih.

Namun mark dan Jeno juga tak bisa menentang keputusan papa dan bubunya,bahkan untuk meminta agar haechan tak pergi saja mark dan Jeno malu.

TBC 💚

Vote & coment juseyo 🤗