32. GRAVITASI CINTA

Start from the beginning
                                    

"Ini namanya pasar malam, The. Masa lo gak tau?"

Thea menggeleng.

"Beneran gak tau?"

"Gak pernah diajak ketempat kayak gini."

Galang tersenyum kecil. "Gue sebenernya baru tau kalau di sini ada pasar malam. Tadi, waktu gue balik sekolah, gue lewat jalan sini untuk beli sesuatu. Eh gue liat ramai-ramai, gue nanya deh sama orang, katanya malam ini bakalan ada pasar malam. Katanya ini cuma ada setiap lima bulan sekali. Langsung deh, gue kepikiran untuk bawa lo kesini," jelas Galang.

"Kok lo bisa baru tau kalau ada pasar malam di sini?" tanya Thea.

"Karena selama tujuh belas tahun gue di sini, gue baru liat kalau ada. Dan katanya emang ini baru yang kedua kali."

"Oh gitu."

Ya, Galang membawa Thea ke sebuah pasar malam yang berada di tengah kota. Pasar malam yang ada setiap lima bulan sekali saja, dan ini adalah perayaan yang kedua.

"Ini pasar malam nya sepanjang apa, Lang?" tanya Thea lagi.

"Katanya sih sampai ujung jalan setelah perempatan di depan kita ini. Lumayan besar."

Thea mengangguk-angguk. "Kita mau ngapain kesini?"

"Mau ngabisin waktu gue sama lo malam ini," ucap Galang spontan.

Thea menoleh, menatap Galang. Gadis itu tersenyum mendengar perkataan Galang barusan.

"Lo mau apapun malam ini gue akan kasih."

"Maksudnya?" kata Thea bingung.

"Apapun. Lo mau beli lollipop? Mau permen kapas? Mau es krim? Mau—"

"Mau nya sama lo aja gimana?" ucap Thea tiba-tiba.

Galang yang tadi mengoceh seketika diam, lelaki itu malah cengar-cengir tak jelas. Busettt, gue gerogi gini jadinya, batin Galang.

Galang menggaruk tengkuknya, untuk menetralkan rasa gugup ini. Aneh, Galang sering kali melakukan ini pada Thea, namun mengapa kalau Thea yang seperti ini Galang tak kuat sendiri.

"Em, The. Kita kesana yuk! Katanya bakalan ada live music. Mau nonton?"

"Wah, boleh banget, Lang. Gue belum pernah liat acara live music di event kayak gini," ujar Thea penuh antusias.

"Ayo!" Thea kini yang menarik tangan Galang untuk segera berjalan lagi. Mereka benar-benar mengunjungi acara live music yang ada di tengah sebuah lapangan yang cukup luas. Yang ditengah nya terdapat sebuah air mancur yang di kelilingi lampu lampu.

Terlihat seorang lelaki yang kini tengah memegang sebuah gitar, serta beberapa lelaki lainnya dengan masing-masing alat musik.

Semua penonton duduk lesehan di pinggir-pinggir lapangan kota. Galang menggandeng tangan gadis cantik ini untuk ikut bergabung dengan penonton lainnya. Galang memilih tempat yang tak terlalu depan, karena tak ingin Thea berhimpitan. Galang memilih di posisi belakang, yang cukup jauh dari orang-orang.

"Kita nonton dari sini ya? Gak usah maju-maju. Biasanya suka ada orang-orang rese, The. Nanti lo diapa-apain lagi, mana rela gue," ucap Galang dengan tatapannya yang tertuju kearah band di depan sana.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sebelum 365 Hari (End) Where stories live. Discover now