Haechan sudah tidak memiliki orang tua, dan ia diharuskan untuk hidup bersama dengan sahabat kedua orang tuanya, namun ada kedua anak yang tidak suka dengan kehadiran haechan disana.
Haechan mampu tetap bertahan atau bahkan mengalah dan memilih hid...
Mark duduk disamping tubuh haechan dan menangkup kedua pipi haechan.
"Dek, kamu nangis?" tanya mark khawatir.
"Aku ngga papa kak" jawab haechan lemas.
"Dek, jangan bohongin kakak, mata kamu sembab, kamu juga ngga ada kabar, ngga angkat sama sekali telfon kakak, kamu habis dari mana?" tanya mark menggebu gebu karena perasaan khawatirnya.
"Apa ini ada Hubungannya dengan yang Jeno omongin ke papa dan bubu?" pertanyaan mark membuat haechan menegang.
Haechan takut Jeno memberitahukan semuanya kepada papa dan bubu sebelum dirinya sendiri yang bercerita.
"Kak Jeno ngomong apa ke papa sama bubu kak?" tanya haechan penasaran.
"Jeno minta papa belikan mobil buat kamu, supaya bisa kemana mana bareng dia, apalagi tangan Jeno sekarang lagi sakit" ucap mark sedikit ragu.
"Kakak mau tau apa yang udah kak Jeno lakuin buat muasin keegoisannya?" tanya haechan sambil menatap mark sendu.
"Kak Jeno sengaja celakain dirinya sendiri biar aku ngerawat dia dan bikin kerjaan aku berantakan lalu atasan aku bisa berhentiin aku kerja kak" ucap haechan lalu meneteskan air matanya.
Mark mengeraskan rahangnya mendengar ucapan haechan, sebenarnya apa yang Jeno lakukan membuat mark cukup kesal karena Jeno terlalu gegabah bahkan dirinya belum sempat membicarakan keinginan haechan kemarin.
"Kakak belum ngomong apapun ke kak jeno?" tanya haechan.
"Dek, kakak ngga mikir kalau Jeno bakalan secepat ini ngambil tindakan, maafin kakak" mark mengusap air mata dipipi timbul haechan.
"Kak, kejadian hari ini udah buat aku yakin sama keputusan aku, aku akan bilang ke papa dan bubu soal kepindahan aku, aku ngga mau kalau terus-terusan nurutin kemauan kak jeno" mark menggeleng pelan.
"Dek, jangan pergi, kakak pasti akan ngomong ke Jeno biar dia ngga seenaknya lagi sama kamu, kakak mohon" ucap mark lalu memeluk tubuh haechan erat.
Mark memeluk tubuh haechan erat mengharap semua omongan yang tadi haechan ucapkan adalah kebohongan, namun dari nafas haechan yang berat mark bisa merasakan kalau haechan mengatakan semuanya karena sudah merasa lelah.
Haechan melepaskan pelukan itu lalu tersenyum manis, senyuman yang belakangan ini membuat mark ingin sekali melindungi sosok adiknya itu, namun mark kembali diingatkan akan keputusan haechan pergi dari rumah itu dan pasti senyuman itu adalah senyuman terakhir yang haechan berikan kepadanya.
"Kak mark boleh keluar, aku mau tidur" ucap haechan lalu naik keatas kasur dan menutupi tubuhnya dengan selimut.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Mark bangun dari duduknya lalu menuju kamar jeno, Jeno sendiri merasa terkejut karena suara gebrakan mark pada pintu kamarnya.
Mark raih kaos Jeno dan memaksa tubuh adiknya itu untuk berdiri, Jeno yang tak terima menepis tangan mark kasar, Jeno sedikit meringis karena tangan kanannya masih terasa begitu sakit.
"Kenapa lo nglakuin semua ini! ? Kenapa lo gegabah banget? kelakuan lo ngga bikin haechan diem aja dan stay sama kita disini, lo malah bikin haechan milih buat pergi dari sini jen!! " bentak mark kepada Jeno.
"Kenapa sih lo ngga bisa sabar sedikit aja buat ngadepin semuanya, Lo egois tau ngga!!" suara mark semakin keras.
" Bang! Gue cuma ngga mau haechan pergi dari sini, apa gue salah?! " tanya Jeno tak kalah keras.
"Tapi cara yang lo gunain salah Anjing!! " ucap mark kasar.
"Haechan ngga mau dengerin gue bang, apa yang harus gue lakuin?" tanya Jeno dengan muka kesalnya.
"Sampai kapanpun haechan ngga akan nurut sama lo kalo cara penyampaian lo kaya gini tau nggak"
"Beberapa hari ini gue bahkan perlakuin haechan dengan lembut supaya dia mau stay disini sama kita, karena gue udah mulai bisa nerima dia, tapi lo rusak semuanya dengan kebodohan lo, dengan keegoisan lo!!" ucap mark sambil mengeraskan rahangnya.
"Tapi lo malah neken haechan terus sampai haechan nangis bahkan ngerasa capek ngadepin lo, siap siap aja haechan akan bilang ke papa dan bubu soal kepindahannya dan itu pasti besok" ucap mark sambil mengusap rambutnya kasar.
"Bang sorry, gue ngga tau semuanya bakalan kaya gini, kita harus gimana?" tanya Jeno dengan suara pelan.
"Semuanya udah terlambat, kita ngga perlu mikirin semuanya lagi" ucap mark lalu keluar dari kamar Jeno.
Sedangkan Jeno duduk diatas kasurnya lalu membanting ponselnya kearah dinding dan membuang selimut itu ke lantai, Jeno tak habis fikir bahwa apa yang dia lakukan yang semuanya ia berharap haechan akan terus berada di dekatnya malah berbalik karena haechan pasti akan segera pergi dari sana karena kelakuan bodohnya.