Our Promise - Part I

1K 69 3
                                    

☆☆☆

I sit alone, slumped down

And I break myself down with these thoughts

☆☆☆

Malam ini menjadi malam yang panjang untuk dua insan dimabuk asmara dan telah menjalin hubungan selama satu tahun lamanya. Namun, kini bukan hanya dimabuk asmara saja, melainkan mabuk dalam artian yang sebenarnya. Mereka berdua baru saja menghadiri undangan pesta penyambutan mahasiswa baru jurusan Sastra Inggris sebagai senior tahun terakhir. Berbotol-botol alkohol mereka teguk, bercengkerama, bahkan tertawa bersama teman-teman lainnya pun keduanya lakukan seakan hidup tak perlu terlalu dipusingkan.

Lantaran malam semakin larut, satu per satu mahasiswa pun berpamitan pulang dalam keadaan sempoyongan dan ada pula yang berucap hal-hal tak keruan. Contohnya saja seperti yang sekarang sang omega lakukan dalam kondisi tak benar-benar sadar dan meletakkan kepala di atas meja. Terus saja ia menggumamkan sesuatu yang aneh dan membuat sang alpha tersenyum melihatnya.

Sejak pertama kali bertemu di kelas Academic Writing, omega cantik ini tidak pernah gagal untuk menarik hati seorang Getou Suguru. Hal tersebut membuat alpha kelahiran Tokyo ini menjadi kewalahan untuk mengontrol hati dan pikirannya. Lantas pada pertemuan selanjutnya ia memberanikan diri untuk mendatangi sang omega secara langsung. Ingin berkenalan katanya. Nasib baik sang omega menyambutnya dengan penuh suka cita.

Obrolan demi obrolan pun mengalir begitu saja hingga hitungan menit berubah menjadi jam, jam menjadi hari, hari menjadi minggu, bahkan minggu menjadi bulan. Perubahan status pun kian lama kian meningkat, dari yang bukan siapa-siapa menjadi dialah sang cinta, pujaan hati, serta pemilik hatinya.

Sang alpha yang memiliki toleransi lebih tinggi terhadap alkohol lantas mulai memasangkan coat milik sang omega, merapikan tali sepatu omeganya, hingga akhirnya memosisikan diri untuk menggendong omega cantik tersebut pada punggungnya.

Secara telaten Suguru meraih barang bawaan milik sang omega dan membenahi posisi tangan serta kaki omega dalam gendongannya. Kemudian langkah demi langkah pun alpha bertubuh perkasa ini tempuh agar mereka segera sampai di kamar apartemen.

Shibuya tidak pernah tidur. Masih banyak pejalan kaki yang berlalu lalang melawan dinginnya udara malam di musim semi. Lantaran sang omega memeluknya dengan sangat erat seraya bernyanyi menggunakan nada tak beraturan bahkan terkikik geli sendiri, akhirnya Suguru jadi tak bisa menahan tawa saat mendengarnya.

Sepanjang jalan pun Suguru beberapa kali menanggapi ocehan-ocehan lucu omeganya yang masih terpengaruh oleh alkohol dan menanyakan apakah dirinya anak baik?; Apakah ia cantik?; Apakah badannya cukup sexy bila dibandingkan dengan omega lain? Dan masih banyak hal acak lainnya.

Lantas Suguru pun menjawab bahwa sang omega sudah sangat sempurna untuk dirinya yang penuh kekurangan ini. Suguru benar-benar merasa kurang dalam berbagai aspek. Sangat kurang. Hingga hari demi hari kepalanya dipenuhi dengan beragam pemikiran yang condong ia pertanyakan pada dirinya sendiri. Alpha muda ini mengalami krisis percaya diri dan terus saja mempertanyakan kesiapannya menjadi seorang pemimpin di keluarga kecil yang suatu saat nanti akan ia bangun.

Sebelumnya, ia tak menyadari bahwa mencintai seseorang berarti akan memiliki konsekuensi atau tanggung jawab yang tinggi. Usianya saat ini pun tidaklah terlalu muda, namun tidak pula terlampau dewasa. Ia hanya tinggal menunggu waktu untuk segera wisuda serta masuk dalam dunia kerja, sehingga kebingungan-kebingungan akan apa ia dapat bertanggung jawab atas hidup sang omega —seseorang yang sangat dicintai oleh kedua orang tuanya dengan sepenuh hati, selalu bermunculan di kepala sang alpha.

Suguru tidak tahu apakah nantinya keluarga sang omega akan merestui mereka hingga ke tahap yang lebih serius tersebut atau tidak, sebab Suguru belum memiliki apa-apa.

Sungguh ... ini adalah suatu dilema.

Di hati terdalamnya, tentu saja Suguru tak ingin dipisahkan dari sang omega. Berat sekali rasanya, sangat tidak rela. Akan tetapi, semoga saja hal itu tak akan pernah terjadi, ucapnya dalam doa kepada Sang Penguasa Semesta.

Suguru pun tak tahu apakah esok hari ketika telah sadarkan diri, omeganya ini akan mengingat pembicaraan mereka di sepanjang jalan ... curahan hati seorang alpha yang dilanda kegusaran akan kehidupan di masa depan. Lantaran saat ini sang omega hanya menanggapi omongannya dengan gumaman yang tidak keruan. []

Our Promise | Geto Suguru x Fem!Reader (Jujutsu Kaisen)Where stories live. Discover now