Tidak terasa kelas sudah selesai, haechan segera keluar dari ruangan itu lalu membuka ponsel karena takut jika mark mengabarinya, dan betul saja mark sudah mengechat haechan dan mengatakan sedang menuju kampus.

Haechan jalan ke parkiran fakultas dengan jaemin berjalan disampingnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Haechan jalan ke parkiran fakultas dengan jaemin berjalan disampingnya.

"Jaemin, nanti sore aku ke caffe sendiri, kamu ngga usah nemenin ngga papa, sekarang aku harus pergi dulu soalnya ada urusan" jaemin yang mendengar itu tersenyum.

"Siapa juga yang mau nemenin lo, dasar bocil kegeeran" jaemin mencubit hidung haechan hingga membuat hidungnya memerah.

"Ishh awas aja ya kamu jaemin" haechan hanya memekik kesal karena jaemin berlari menjauh darinya.

Hingga beberapa saat menunggu mobil mark akhirnya sampai disana dan tanpa menunggu mark turun dari mobil haechan langsung masuk ke mobil mark.

"Kita mau kemana sih kak?" tanya haechan masih merasa bingung.

"Nanti juga tau, kita jalan sekarang ya" mark melakukan mobilnya pelan.

Baru saja beberapa menit mobilnya melaju mark tiba tiba menghentikan mobilnya dan turun begitu saja meninggalkan haechan yang masih terbengong merasa bingung.

Mark masuk kedalam mobilnya sambil menenteng keresek berisi beberapa snack dan minuman.

Mark kembali melajukan mobilnya dan menuju tempat tujuannya, hingga akhirnya sampai disuatu tempat yang haechan bisa lihat ada beberapa sepasang kekasih yang duduk di atas rumput dan sesekali bercanda.

  Mark berhenti di sebuah kursi dibawah pohon dan menyuruh haechan duduk.

"Kakak kesini mau ngajak aku piknik?" tanya haechan masih merasa bingung.

"Haha masa beginian doang dibilang piknik, kakak ajak kamu kesini karena pengen denger cerita-cerita kamu selain yang udah kamu ceritain dipantai waktu itu" mark tersenyum kearah haechan.

"Tapi aku ngga ada yang mau diceritain kak" haechan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Pasti ada, kakak tinggal kesana dulu, kakak kasih kamu waktu buat berfikir" ucap mark lalu berjalan menjauh meninggalkan haechan yang sedang menatap punggung mark yang semakin menjauh.

Mark pergi ke toilet beberapa
menit untuk memberi haechan
waktu berfikir, sebenarnya saat
semalam Jeno menarik tangan
haechan menuju kamarnya mark
melihat itu dan mark menguping
pembicaraan mereka, makanya hari ini mark putuskan untuk mengajak haechan berbicara.

  Setelah beberapa menit mark merasa mungkin haechan sudah siap bercerita, mark kembali ke kursi dimana haechan duduk tadi. Terlihat haechan yang sedang menundukan kepalanya.

"Gimana? Udah mau cerita?" tanya mark lagi.

"Emm, sebenernyaa ada yang pengen aku omongin sih kak" ucap haechan sedikit ragu.

"Yaudah,kamu mau ngomong apa?" tanya mark lagi.

"Semalem kak Jeno kekamar aku, dan dia nyuruh aku berhenti kerja" mark menatap haechan yang masih menunduk.

"Jeno bilang alasan dia nyuruh kamu berhenti kerja?"

"Kak Jeno bilang dia ngga mau aku punya uang dan pergi dari rumah, kak" jawab haechan.

"Jadi kamu mau berhenti kerja?"

"Aku nolak permintaan kak Jeno, tapi kak Jeno bilang akan cari cara sendiri biar aku di berhentiin kerja kak" haechan menatap mark dan merempat tangan mark.

"Kak, kemarin malem kan kita udah ngobrol dan aku minta waktu buat mikirin semuanya, aku ngga mau kak Jeno terus-terusan neken aku"

"Kak mark bisa bantu aku untuk bilangin ke kak Jeno buat ngga nglakuin hal aneh-aneh?"

"Kalaupun aku lebih milih buat tetep tinggal sama kalian nanti, aku tetep pengen kerja kak, seengganya buat tabungan aku" haechan berbicara panjang lebar karena dia benar-benar tidak mau berhenti bekerja.

"Dek, kakak bisa aja bantu bilang ke Jeno apa yang kamu minta tadi, tapi apa ngga tambah buat papa dan bubu kecewa kalau mereka sampai tau hal ini?" mark memandang wajah haechan yang sudah terlihat frustasi.

"Papa dan bubu ngga akan tau hal ini, kalau kak mark dan kak Jeno ngga kasih tau" ucapan haechan membuat mark mengangguk tanda mengerti posisi haechan saat ini.

"Yaudah iya kakak bakalan bantu kamu, jangan terlalu dipikirin, nanti kamu sakit"

Mark menarik tubuh haechan kedalam pelukannya, haechan sendiri kaget kenapa akhir-akhir ini mark senang sekali tiba-tiba memeluknya, namun haechan tidak berusaha melepaskan pelukan itu, haechan
memejamkan matanya merasakan nyamannya pelukan yang mark berikan.

   Saking nyamannya bahkan
haechan sampai tidak sadar
mengeluarkan air mata dan
terisak pelan, membuat mark
melepaskan pelukannya.

"Kamu kok nangis, kakak ada salah ngomong?" tanya mark hati hati.

"Emm ngga kak, aku ngga papa, cuma aku ngerasa udah lama aja ngga ada yang meluk aku kaya gini" jawab haechan sambil mengusap air matanya.

"Kamu jangan sedih,  kakak janji bakalan sering kasih kamu pelukan biar bisa sedikit ngurangin rasa kangen kamu ya"

Mark kembali membawa haechan ke pelukannya tapi kali ini dengan ditambahi beberapa kecupan di puncak kepala haechan.

"Kalau kamu mau sering sering dipeluk, tentunya kamu harus selalu ada disamping kakak, kamu ngga boleh ninggalin kakak"

"Dek, tolong kasih tau kakak, cara apa yang bisa buat kamu tetap bertahan disini buat kakak dan juga keluarga kita" haechan kembali menangis didalam pelukan mark.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TBC 💚

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TBC 💚

Kayaknya emang aku ngga bakat nulis panjang panjang deh huhu 😭

Btw jangan lupa vote dan tinggalin coment ya sayang-sayangku 🥰

_Must Choose_  ^•^ [END] ^•^Where stories live. Discover now